6 Kiat Membantu Anak Menghindari Stereotip Gender, Dimulai dari Rumah

Ajarkan konsep setara pada anak yuk, begini caranya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kesetaraan gender bagi sebagian masyarakat di Indonesia masih dianggap sebagai hal yang tabu. Ayah bertugas mencari nafkah, sementara Bunda memasak dan mengurus anak di rumah seolah menjadi tolok ukur yang tidak bisa diganggu gugat di era yang sudah modern. Untuk itulah, membantu anak menghindari stereotip gender adalah hal yang harus dilakukan orang tua sejak anak masih belia.

Pemahaman yang baik tentang kesetaraan ini tidak harus dimiliki oleh orang dewasa saja, anak-anak juga perlu agar ia terbebas dari stereotip yang mendasarkan sesuatu pada gender atau jenis kelamin saja.

Cara Membantu Anak Menghindari Stereotip Gender

1. Jangan Membatasi Aktivitas Anak

Semua anak, baik anak perempuan dan anak laki-laki memiliki hak untuk mencapai potensi mereka dengan mempelajari mata pelajaran apa pun, mempraktikkan jenis olahraga apa pun, dan bermain dengan mainan apa pun.

Para ahli mengatakan, jika ada pembatasan aktivitas menurut jenis kelamin atau seks akan dapat menghambat perkembangan anak.

Misalnya anak perempuan harus bermain masak-masakkan dan anak laki-laki harus bermain robot saja. Padahal semua aktivitas itu umum, bisa dilakukan oleh siapa saja dan tidak terpaku pada perbedaan jenis kelamin.

2. Berikan Contoh

Riset menunjukkan bahwa pendekatan orang tua terhadap pembagian pekerjaan rumah tangga antara pria dan perempuan akan berpengaruh langsung pada tindakan anak dalam menentukan aktivitas mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk itu, agar anak-anak dapat memiliki pemahaman yang baik tentang kesetaraan gender cobalah untuk memberikan contoh.

Misalnya, seorang ayah harus menunjukkan bahwa mencuci piring bisa dilakukan oleh seorang pria atau seorang ibu bisa kok menyetir mobil dengan baik.

3. Jelaskan dengan Bahasa yang Sederhana dan Mudah Dimengerti

Anak sudah dibesarkan dalam lingkungan yang bebas dari stereotip gender, namun ia berpotensi menerima stereotip itu dari media, sekolah dan teman sebaya mereka. 

Memberi contoh yang baik, misalnya memiliki ayah yang bisa memasak tidaklah cukup. Inilah tugas orang tua, yaitu menjelaskan kepada anak-anak tentang konsep kesetaraan gender agar anak benar-benar memiliki pemahaman yang baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bijaklah memilih kalimat yang mengarah ke gender tertentu. Komentar seperti, “Anak cowok itu harus tangguh dan tidak boleh menangis” atau “Perempuan itu harus patuh sama suami” sebaiknya dihindari.

4. Ajarkan Anak Tentang Keberagaman

Hidup di dalam masyarakat yang memiliki perbedaan suku, agama, budaya, pekerjaan dan sebagainya akan membantu anak memahami bahwa keberagaman adalah bagian dari sifat manusia dan bukan sesuatu yang harus dihindari. Terlebih di Indonesia, ada banyak agama dan suku di seluruh Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan menyadari bahwa manusia terlahir denga keberagaman akan membuat anak-anak memiliki persepsi yang sama atas semua orang. Mereka tidak akan menilai bahwa satu kelompok lebih baik dari kelompok yang lain, atau jenis kelamin menentukan seseorang lebih unggul dari yang lainnya.

5. Didik Anak Menghormati Lingkungan yang Berbeda

Selain memberikan contoh di rumah, langkah selanjutnya adalah memberikan contoh di luar rumah yaitu lingkungan bermasyarakat.

Misalnya mengajak anak dalam kegiatan kerja bakti yang memungkinkan anak bertemu dengan orang bersuku berbeda. Sesekali, ajak juga anak bersilaturahmi ke rumah tetangga yang tengah merayakan Natal. Hal ini akan mendorong anak menjadi sosok yang toleran dan berpikiran terbuka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Adil Saat Orang Tua Membagikan Tugas Rumah Tangga

Berhenti berpikir bahwa semua pekerjaan domestik hanya cocok untuk perempuan. Ingatkan anak bahwa membersihkan rumah bisa dilakukan oleh semua orang, bukan hanya perempuan saja.

Tak ada salahnya membuat tugas bergiliran. Misalnya di minggu awal bulan Ayah bersama jagoan kecil belanja kebutuhan rumah ke swalayan. Minggu berikutnya, giliran Bunda yang mengantar anak ke sekolah dengan menyetir mobil. Parents juga bisa mulai memberikan tugas ini ke anak ketika ia beranjak dewasa, misalnya anak lelaki akan mencuci piring dan menyapu bergantian dengan kakak perempuan yang biasa melakukannya.

Kesimpulannya, kesetaraan gender bukanlah hal yang tabu dan sudah selayaknya dimulai dari rumah. Hal ini sedikit banyak menjadi bekal anak agar ia bisa membangun keluarga yang baik pada waktunya.

Baca Juga: 

10 Cara Memotivasi Anak dengan Memuji Sekaligus Mengkritik, Cek!

Tips Bagi Orangtua Cara Mengajari Anak Mengenali Perasaannya Sendiri

Tips untuk Parents: Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan