Cerita Anak Sekolah Minggu Tentang Kejujuran Agar Hidup Selalu Damai

Kejujuran hanya milik pribadi berkualitas, pastikan anak kita adalah salah satunya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kejujuran adalah kualitas berharga yang harus dimiliki setiap manusia. Orang tua bisa mengaharkan value ini dengan cara yang menarik, salah satunya dengan membacakan ia cerita anak sekolah Minggu tentang kejujuran.

Sekolah minggu akan sangat menarik karena cerita biasanya disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Kejujuran sendiri sudah termaktub dalam Alkitab agar diikuti seluruh umat.

Salah satu ayat berasal dari Kitab Amsal yang bunyinya sebagai berikut.

Amsal 23:16 “Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.”

Amsal 11:11 “Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.”

Amsal 11:3 “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.”

Cerita Anak Sekolah Minggu Tentang Kejujuran

Seorang Putri Raja yang Jujur

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sudah lama Raja tidak mengadakan penyamaran untuk memandang situasi rakyatnya. Dia menghendaki sekali memandang segera situasi hidup rakyatnya, dikarenakan selama ini menterinya melaporkan bahwa situasi rakyat dalam situasi aman, sehat, makmur tak kurang satu apa. Untuk membuktikan, Baginda akan melihat langsung.

Memang selama ini kerajaan aman-aman saja. Rakyatnya tetap makmur, tak tersedia gejolak. Raja memerintah dengan sangat arif bijaksana, maka tak heran apabila rakyat sangat menghormatinya. Apalagi Raja udah mempunyai seorang anak laki-laki. Putra mahkota inilah yang akan menggantikannya apabila dia wafat dan seorang putri.

Malam itu Baginda sudah memakai busana sebagaimana rakyat biasa. Sebagai kawan di perjalanan Baginda mengajak hambanya, selama perjalanan Raja bercerita banyak bersama hambanya. Banyak sekali perihal yang menghendaki diketahui raja berasal dari hambanya perihal rakyatnya. Misalnya perihal penghidupan rakyatnya, apakah udah layak. Juga perihal makan, apakah rakyatnya tersedia yang menderita kelaparan atau tidak.

Ketika raja melalui lorong kecil yang agak gelap sayup-sayup di kejahuan terdengar sebuah percakapan berasal dari sebuah tempat tinggal kecil yang letaknya di ujung lorong. Pembicaraan itu rupanya menarik perhatian Baginda. Mereka mempercepat jalan sehingga segera sampai di depan tempat tinggal tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rumah kecil berikut dihuni oleh dua orang anak, seorang putri dan ibunya. Ayahnya ternyata sudah lama meninggal, sehingga mereka berdua tentu harus sanggup memelihara hidupnya. Dahulu pekerjaan ayahnya adalah seorang penjaja susu. Hasilnya lumayan, sanggup untuk menghidupi anak istrinya.

Langganan ayahnya lumayan banyak, berasal dari pegawai kerajaan sampai para pedagang. Sehingga tak heran apabila mereka hidup berkecukupan. Ayahnya meninggal dikarenakan sakit dan tabungan yang selama ini disimpan sudah habis digunakan untuk biaya pengobatan.

Keadaan keluarga ini kini menjadi terlampau miskin dibanding disaat ayahnya tetap hidup. Untuk menunjang kehidupannya mereka melanjutkan bisnis pada mulanya yakni menjual susu.

Dengan mengendap-endap raja dan hmbanya mendekati tempat tinggal tersebur. Karena malam itu sunyi dan sepi, maka percakapan pada putri dan ibunya terdengar lumayan jelas.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“putriku, akhir-akhir ini hidup kita kekurangan. Kadang sehari makan dua kali, dikarenakan langganan kita tak sebanyak disaat ayahmu tetap hidup. Yah, saya tak paham mengapa sanggup begini”

“Ah, bisa saja kita sedang diuji oleh Tuhan, desa ibunya. Bukankah tidak tetap manusia bahagia, kadang kesulitan kadang puas dan kita baru mendapat kesulitan itu”.

“Begini saja putriku, agar susu kita menjadi lebih banyak sehingga nanti banyak terjual, maka campurlah susu ini bersama air. Toh mereka tidak paham kalau susu yang kita jual kita campur bersama air. Ah, betapa banyaknya uang yang akan kita peroleh. Cepat ambil air dan tuangkan dalam susu ini!” begitu perintah ibu kepada anaknya dengan muka berseri.

Putrinya tersentak kaget, dan dia tidak mengira mengapa ibunya akan berbuat seperti itu. Sejak kecil ia dididik berbuat kejujuran oleh ayahnya, apalagi ibunya pun kerap menasihatinya sehingga tetap berbuat jujur.

Ia tak habis pikir, mengapa ibunya tiba-tiba lupa apa yang selama ini diajarkan kepadanya yakni kejujuran. Sang putri dengan berani menampik perintah ibunya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Tidak ibu. Aku tak rela berbuat curang. Memang orang tidak akan tahu tingkah laku kita, bu. Tetapi Tuhan memandang kita. Ingatlah ibuku, bukankah ibu selalu mengajarkan kepadaku untuk berbuat kejujuran?”

Ibu sangat kaget mendengar percakapan putrinya, rupanya dia tersadar berasal dari apa yang akan diperbuatnya. Berkali-kali dia mohon ampun kepada Tuhan.

“Maafkan ibumu , saya udah khilaf hanya dikarenakan hidup kita miskin. Biarlah kita miskin asal kita sanggup merasakan bahagia. Marilah kita tidur putriku. Besok kita berjualan susu bersama-sama”. Begitulah pada pada akhirnya ibunya sadar.

Maka bersama beranjaknya mereka ke tempat tidur, raja dan hambanya meninggalkan tempat tinggal itu. raja udah mendengar seluruh percakapan anaki dan ibunya. Sebelum meninggalkan tempat tinggal kecil itu, hambanya diiperintah raja untuk menandai tempat tinggal tersebut.

Keesokan harinya, Baginda memanggil hambanya untuk menghadap. Pertemuan diadakan di balai kerajaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Begini hambaku, apakah anda tetap ingat tempat tinggal yang tadi malam kita kunjungi. Aku menghendaki sekali berikan hadiah bagi gadis yang jujur tersebut. Kamu tahu, bahwa saya terlampau menghormati suatu kejujuran. Untuk itu panggilah mereka berdua untuk menghadapku, saya akan beri tambahan hadiah bagi mereka”.

“Titah raja akan saya laksanakan. Tapi kecuali boleh saya usul, berilah mereka berdua uang yang banyak sehingga berkecukupan. Saya paham kecuali raja terlampau menghormati tinggi nilai kejujuran”, begitu usul hambanya.

“Uang yang banyak bukan ganjaran yang setimpal bersama suatu kejujuran. Kejujuran tidak sanggup dinilai bersama sejumlah uang. Mereka akan saya jadikan anggota keluargaku. Biarlah mereka kuangkat menjadi saudara bagi putriku”.

Begitulah buah kejujuran. putri bersama ibunya udah memetik hasilnya. Kini mereka berdua hidup bahagia di kerajaan hingga akhir hayatnya.

Baca Juga:

Cerita Anak Sekolah Minggu Tentang Bersyukur yang Sarat Pesan Moral

45 Ayat Alkitab tentang Kesabaran yang Menenangkan Hati

40 Ayab Alkitab Tentang Kekuatan, Kuatkan Anda di Masa-Masa Sulit