Lumba-lumba merupakan salah satu mamalia laut ramah yang kerap mencuri perhatian. Dikenal sebagai hewan yang cerdas, lumba-lumba termasuk hewan yang memiliki fungsi reproduksi dan perilaku yang unik. Lalu, sebenarnya lumba-lumba berkembang biak dengan cara apa? Seperti apa perilaku pada anak dan kawanannya?
Nah, Parents dan si kecil yang menyukai hewan ini wajib tahu mengenai reproduksi lumba-lumba, mulai dari perilaku kawin dan bunting hingga melahirkan, menyusui, dan merawat anak-anaknya. Dalam artikel ini TheAsianparent akan memaparkan berbagai fakta menarik berikut ini.
Artikel Terkait: 10 Hewan Paling Ramah di Dunia, Manis dan Menggemaskan!
Lumba-lumba Berkembang Biak dengan Cara Apa? Ini Beragam Fakta Menariknya
Inilah berbagai fakta menarik seputar proses reproduksi dan perilaku lumba-lumba
-
Perilaku Reproduksi Lumba-lumba
Lumba-lumba merupakan mamalia sosial yang cerdas, perilaku reproduksinya pun demikian. Dalam kebanyakan kasus, lumba-lumba mencari pasangan selama musim kawin yang dapat berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Lumba-lumba sering tinggal dengan pasangan kawin yang sama selama beberapa tahun. Tetapi selama musim kawin, mereka bisa membentuk aliansi dengan lumba-lumba lain. Aliansi ini dapat membantu memastikan keamanan anak serta meningkatkan peluang pembiakan yang berhasil. Lumba-lumba betina biasanya melahirkan satu anak setelah masa kehamilan 12 bulan.
-
Proses Perkawinan
Proses perkawinan adalah bagian penting dari proses reproduksi lumba-lumba. Saat dua lumba-lumba siap bereproduksi, biasanya mereka akan melakukan serangkaian aktivitas untuk menandakan komitmen satu sama lain.
Aktivitas ini seperti berenang berdekatan, menyelaraskan gerakan, dan menggosok tubuh mereka satu sama lain. Mereka juga dapat membuat suara untuk berkomunikasi satu sama lain. Setelah lumba-lumba akrab satu sama lain, mereka akan berenang bersama dan saling menempelkan siripnya.
Perilaku ini sering dianggap sebagai tanda kasih sayang dan membantu memperkuat ikatan antara kedua lumba-lumba. ‘Ritual’ ini juga dianggap membantu memperkuat ikatan antara pasangan dan mempersiapkan untuk proses reproduksi.
3. Masa Bunting
Setelah kawin, lumba-lumba betina akan hamil rata-rata selama 12 bulan. Selama masa ini, lumba-lumba betina akan memberi makan bayinya yang belum lahir dengan cairan berlemak yang disebut yang diproduksi oleh kelenjar susu di tubuh induknya.
Bayi lumba-lumba kemudian akan menyusu hingga empat bulan setelah lahir dan akhirnya siap untuk berenang serta mandiri di laut lepas. Selama waktu ini, induk lumba-lumba dan bayinya akan tetap bersama dalam satu kelompok. Selain itu, bayi lumba-lumba juga akan belajar cara berburu dan bertahan hidup di alam liar.
Artikel Terkait: Berkat Extraordinary Attorney Woo, 21 Lumba-lumba Dilepaskan ke Laut
4. Proses Melahirkan
Lumba-lumba pun melalui tahap melahirkan yang cukup kompleks. Ya, karena tergolong mamalia, hewan satu ini melahirkan seperti halnya mamalia lain, contohnya manusia hingga monyet.
Dalam satu kali, biasanya lumba-lumba lumba-lumba melahirkan satu anak. Rata-rata masa bunting sebetulnya 12 bulan, tetapi ada jenis yang lebih cepat, yakni 9 bulan.
5. Cara Lumba-lumba Merawat Anak
Merawat anak menjadi bagian penting dari kelangsungan hidup spesies, tak terkecuali lumba-lumba. Biasanya, lumba-lumba betina melahirkan satu anak pada satu waktu, umumnya antara bulan April dan Agustus.
Sang anak akan dirawat hingga dua tahun, ia pun akan mengandalkan induknya untuk mencari kehangatan dan perlindungan. Selama waktu ini, anak lumba-lumba akan mempelajari keterampilan sosial dan berburu yang penting dari induknya untuk kelangsungan hidup di masa depan.
Selama beberapa minggu pertama kehidupan, sang anak akan menempel di dekat induknya dan menyusu. Seiring bertambahnya usia, induknya akan mulai mengenalkannya pada ikan dan biota laut lainnya. Induk lumba-lumba juga akan mengajari anaknya cara berburu dan melarikan diri dari pemangsa.
6. Perawatan dan Penyapihan
Seperti mamalia pada umumnya, lumba-lumba pun menyusui anaknya setelah melahirkan. Anaknya akan menyusu hingga dua tahun hingga akhirnya memakan ikan kecil dan cumi-cumi. Selama itu, anak lumba-lumba akan belajar berenang, berburu, dan berinteraksi dengan lumba-lumba lain di kawanan.
Ada juga masa ‘menyapih’ bagi hewan satu ini. Induknya akan secara bertahap mengurangi jumlah susu yang dia berikan. Inilah proses menyapih yang dimaksud, sang anak pun akan menghabiskan lebih banyak waktu jauh dari induk. Sampai akhirnya, ia menjadi mamalia dewasa yang mandiri.
7. Makhluk Cerdas yang Pandai Berkomunikasi
Setiap lumba-lumba memainkan peran penting dalam menjaga tatanan dalam kawanan. Induk lumba-lumba adalah pengasuh utama, memberikan perlindungan, dan nutrisi yang diperlukan bagi anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Selain memberikan perlindungan, lumba-lumba juga memiliki kemampuan unik untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengenali anaknya sendiri. Tentunya hal ini dilakukan untuk membantu memastikan keberhasilan reproduksinya.
Hewan ini juga menggunakan kemampuan sosial mereka untuk membantu menemukan pasangan dan menciptakan ikatan yang kuat. Hal ini membantu memastikan bahwa anaknya memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup. Lumba-lumba juga menggunakan kemampuan ekolokasi mereka untuk menemukan calon pasangan dan menavigasi lingkungan perairan. Semua perilaku ini membantu memastikan bahwa lumba-lumba dapat bereproduksi dengan baik.
Artikel Terkait: 8 Hewan Paling Tidak Setia, Ada Lumba-lumba yang Jadi Favorit Banyak Orang!
Kesimpulannya, lumba-lumba berkembang biak dengan cara melahirkan, sebagaimana mamalia lainnya. Berbagai perilaku unik sekaligus sifat penyayang mereka menjadi satu daya tarik tersendiri untuk dipelajari. Nah Parents, setuju kalau lumba-lumba termasuk hewan yang cerdas dan menggemaskan?
****
Baca Juga:
7 Fakta Reproduksi Kuda Laut, Salah Satu Hewan Paling Setia!
22 Jenis Ikan yang Baik untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin dalam Kandungan