Merasa mudah marah setelah melahirkan? Atau malah heran karena Bunda jadi lebih sensitif dan gampang nangis?
Setelah melahirkan, perasaan bahagia memang seolah tiada habisnya. Tak bisa dipungkiri, ada pula hal-hal yang membuat kita menjadi semakin sebal, sensitif, dan mudah marah.
Bisa jadi 8 orang inilah yang menjadi penyebab Bunda baper tak karuan setelah melahirkan.
#1 Suami, yang tidur nyenyak meski si kecil menangis keras di tengah malam
“Apa dia nggak sayang anaknya?”
“Apa dia nggak ngerti kalo aku seharian sudah capek ngurus rumah dan anak?”
“Kok bisa sih, dia tidur nyenyak sementara di sampingnya ada bayi yang teriak kenceng begini?”
Memang ada banyak ayah di luar sana yang tetap mendengkur keras, meski ada seorang bayi yang menangis keras 10 cm di depan wajahnya.
Yah, mau bagaimana lagi, toh memang tak ada yang bisa ayah lakukan bukan? Apalagi jika yang dibutuhkan si kecil hanyalah … ASI Bunda.
#2 Ibu mertua, yang cerita masa lalunya membuat Bunda merasa apa pun yang Bunda lakukan salah
Si Kecil merengek, dan Bunda berpikir memberinya empeng sebentar akan membuat Bunda bisa menjemur pakaian si Kecil.
Sayangnya, ibu mertua malah berkata, “Dulu tu ya, waktu si Soni bayi, ibu nggak pernah pakai empeng. Coba kamu nurut Ibu, si Didi ini dikasih pisang aja. Toh Soni nggak papa tuh, makan pisang dari umur dua bulan.”
Tentu kami sayang padamu Ibu, tapi …. please, deh! Jaman ‘kan sudah berubah. Ilmu kesehatan juga semakin berkembang. Nggak masalah sih Bu, bila Ibu berkomentar sesekali. Tapi tolong jangan to the point gitu….
Terima kasih untuk perhatiannya, tapi … Tidak, tak ada terima kasih untuk pisang dari umur dua bulan.
#3 Saudara yang ditugaskan membantu, tapi justru tak membantu sama sekali
Pekerjaannya adalah mengitari rumah Bunda sambil memegang handphone di tangannya. Berkali-kali selfie dengan si kecil, atau saat hendak melakukan (hanya hendak!) suatu pekerjaan rumah tangga.
Puncaknya ia cerita tentang tetangga di blok sebelah yang telah kembali langsing, di saat Bunda sedang menikmati cookies kiriman dari Ibu.
Oke, silahkan minta ia tidak datang lagi esok hari. Toh, ia ada tapi tidak membantu apapun kan.
#4 Sesiapa yang tiba-tiba berubah menjadi Mr. and Mrs. Google
Baiklah, mungkin info mereka update. Akan lebih baik bila mereka simpan info dan kata bijaksana mereka untuk mereka sendiri.
Mungkin mereka akan mengomentari baju si kecil yang menurut mereka kurang hangat (“Kamu yakin, si Fulanah sudah cukup hangat dengan baju katun setipis itu?”).
Atau mengucapkan kata-kata bijak, “Yah, kak Samara sekarang nggak disayang lagi, dong. Ayah dan Bunda kan sekarang sudah punya dedek baru.”
Hello ….
Mungkin maksudnya membesarkan hati kakak, dan mendorong untuk mandiri. Apa mereka tahu bahwa kata bijak semacam itu bisa saja menimbulkan rasa benci kepada adiknya di hati kakak?
Marah dan ingin mengusir mereka, mungkin itu yang dipikirkan Bunda. Seulas senyum dan pelukan tulus buat kakak, adalah cara yang paling bijaksana yang bisa Bunda lakukan.
#5 Para sepupu yang berjanji hendak membantu
Dulu mereka bilang, “Kapan Samara punya adik lagi? Tenang deh, nanti kita bantu kok jagain Samara-nya.”
Begitu si adek lahir, puluhan pesan maaf untuk Bunda tertempel manis di pintu kulkas; “Maaf aku ada janji”, “Sorry ya, mau ada ketemuan sama klien ni”, “Gimana kalau weekend aja aku jagain Samara?”
Padahal di saat seperti itu Bunda merasa seperti seorang sapi gila. Bunda musti menyusui si kecil, menyiapkan sarapan dan baju si kakak, membereskan rumah, dan memasak makan malam untuk mereka juga.
#6 Petugas pengantar kiriman atau paket
Setelah berjam-jam menggendong, akhirnya si kecil pun tenang, dan mau diletakkan. Mendadak, PAKEEETTT!!!! PAKET, Bu!!!
Bunda baru saja duduk, bersiap-siap untuk memberi ASI pada dedek bayi, tapi … KIRIMAAANNN!!!!
Setelah melahirkan mungkin Bunda berpikir menggunakan jasa pembelanjaan online akan lebih banyak membantu Bunda memenuhi kebutuhan keluarga. Sayang, mereka kadang datang di waktu yang tidak tepat.
#7 Asisten rumah tangga sementara, yang malah asik nonton Utaran
#8 Orang yang baru saja melahirkan bayi mungil ini
Ya, Bunda sendiri. Bunda bisa saja membenci diri sendiri setelah melahirkan dan bertanya-tanya, kok mau-maunya si melahirkan makhluk mungil yang bisanya hanya berteriak dan menangis setiap saat.
Ia menginginkan sesuatu yang tak pernah Bunda mengerti, dan malah bangun justru di saat Bunda sedang punya kesempatan tidur.
Akuilah, Bunda juga kan yang sukarela melakukan apa saja, demi membuat si kecil tersenyum lebar?
Jadi, meski semua berjalan tidak seperti yang Bunda inginkan, genggaman tangan mungilnya adalah sesuatu yang indah. Hadiah terindah untuk Bunda setelah melahirkan.
Baca juga: