Sejak kecil, perempuan sudah dipersiapkan untuk jadi istri dan ibu yang baik. Para lelaki justru sebaliknya, mereka dipersiapkan untuk fokus pada karir dan pekerjaannya, namun mereka tidak siap jadi ayah.
Dalam hal pendidikan keluarga, harus diakui bahwa banyak orang membesarkan anaknya dengan cara yang berbeda. Jika Anda sering mendengar keluhan seputar suami yang kurang bisa dekat dengan keluarga maupun tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah, maka karakter tersebut sudah dibentuk sejak ia masih kecil.
Berikut 5 penyebab mengapa banyak lelaki tidak siap jadi ayah sekalipun ia sudah menikah yang disarikan dari the Good Men Project:
1. Pemilihan mainan saat masih kecil
Anak perempuan dilatih untuk menjadi ibu sejak masih kecil. Itulah sebabnya mereka dibelikan masak-masakan, boneka, dan bermain peran sebagai ibu.
Sedangkan lelaki, biasanya dibelikan mainan berupa senjata, mobil, bola, robot, yang berhubungan dengan masa depannya sebagai lelaki dengan pekerjaan tertentu. Jika ada lelaki yang memiliki mainan masak-masakan, boneka, maupun mainan yang dianggap seperti perempuan, orangtuanya takut jika suatu hari ia akan jadi lelaki yang punya sifat ‘melambai’.
Padahal, menjadi seorang ayah tak hanya soal bisa memiliki karir bagus, kuat, dan punya uang. Tugas ayah juga merawat anaknya dan menjadi orang yang bisa diandalkan keluarga.
2. Membedakan pekerjaan rumah
Anak perempuan sudah mulai dilatih masak agar bisa memberikan makanan yang enak untuk keluarga dan dilatih untuk bisa bersih-bersih rumah sejak dini. Hal itu tidak berlaku untuk lelaki karena lelaki yang malas mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak bisa memasak dianggap wajar.
Kebanyakan orang bermasalah ketika kamar perempuan berantakan sedangkan akan merasa maklum jika yang berantakan adalah kamar lelaki. Sesungguhnya, kemampuan masak dan bersih-bersih rumah akan bermanfaat untuk lelaki dan perempuan saat jauh dari rumah orangtuanya kelak.
Artikel terkait: 5 Alasan bahwa Jadi Ayah Rumah Tangga Bukanlah Sebuah Aib bagi Lelaki
3. Tidak siap jadi ayah karena tidak terbiasa akrab dengan anak kecil
Menjadi seorang ayah tak hanya soal memberikan nafkah lahir saja, melainkan memenuhi kebutuhan mental anak juga. Sebelum menikah, banyak lelaki yang bersikap cuek pada anak kecil karena ia dididik oleh ayah yang cuek.
Ketika lelaki sudah menjadi seorang suami, ia pun menjadi tidak tahu bagaimana harus bersikap saat berhadapan dengan anaknya sendiri.
4. Tuntutan untuk jadi ‘macho’
Banyak lelaki merasa bahwa hidup ‘macho’ adalah sikap terbaik. Macho di sini bukanlah dalam pengertian melindungi perempuan maupun lainnya, melainkan pandangan bahwa lelaki tidak boleh bersikap lembut, tidak boleh menangis, dan dipaksa untuk bersikap kuat terus menerus.
Akibatnya, ia tak bisa mengungkapkan perasaannya. Padahal, sentuhan emosional ayah pada anaknya bisa diperoleh dari kelembutan sang ayah dan sikap berbaginya pada anak.
5. Tidak dibiasakan memiliki sudut pandang sebagai ayah
Saat perempuan bisa memasak dengan enak, banyak orang berkata, “Kamu akan jadi ibu yang baik.” Saat lelaki melakukan hal yang sama, ia hanya akan dianggap keren karena bisa melakukan ‘pekerjaan perempuan’ maupun bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan lelaki lain.
Sejak kecil, lelaki mendapat ‘hak istimewa’ untuk fokus pada dirinya daripada memikirkan keluarganya. Rasa tanggung jawab memikirkan keluarga hanya dilakukan demi memenuhi kebutuhan pribadinya.
Berbeda dengan perempuan yang dituntut untuk mengabdikan energi dan pikiran demi kepentingan keluarga. Inilah yang menjadikan lelaki tidak memiliki sudut pandang bagaimana menjadi seorang ayah.
Jika Anda merasa bahwa suami Anda adalah lelaki yang memang siap jadi ayah, berarti ia telah dididik dengan benar oleh keluarganya. Sebaliknya, jika sampai punya anak ia masih bingung bagaimana caranya berinteraksi lahir dan batin dengan keluarga, itu tandanya secara mental sebenarnya ia tidak siap jadi ayah.
Banyak orang menikah karena memang merasa bahwa usianya sudah memasuki masa-masa harus menikah. Banyak juga yang menikah karena tuntutan usia, sehingga modal itu tidak cukup membuatnya jadi ayah yang baik untuk keluarga.
Hanya sedikit laki-laki yang saat menikah bercita-cita menjadi ayah yang keren di mata anak-anaknya. Jika Anda punya anak lelaki, maka belum terlambat untuk mengajarinya cara menjadi ayah yang baik demi masa depannya kelak.
Baca juga:
Anak Kurang Mendapat Kasih Sayang dari Ayah, Ini 3 Dampak Negatif yang Ditimbulkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.