Beberapa perilaku anak kadang membuat kita kesal, apalagi jika anak tidak mau mengikuti aturan disiplin yang sudah Anda terapkan di rumah. Mendisiplinkan anak memang sulit, tapi jangan cepat menyerah dengan amarah dan mengambil jalan pintas dengan memukulnya.
Memukul anak tidak akan membuat anak bertambah disiplin, hanya akan mendapatkan efek kepatuhan sesaat. Namun efek jangka panjang yang akan dialami sangatlah buruk, seperti trauma dan juga IQ yang rendah.
Baca: Penelitian: Memukul Anak Sebagai Hukuman, Berdampak Buruk Pada Perkembangan Mental dan IQ Mereka
Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari pemukulan saat mendisiplinkan anak. 5 tips berikut bisa Anda ikuti agar dapat mendisiplinkan anak tanpa harus memukulnya.
1. Ambillah waktu jeda
Saat anak mulai bandel dan membuat kesal, Anda pasti merasa gemas dan ingin memukulnya. Di sinilah pengendalian diri Anda sangat dibutuhkan. Jangan menyerah pada amarah yang hanya akan menyakiti anak.
Lakukan beberapa hal berikut jika Anda merasa amarah sudah di ubun-ubun.
- Menjauhkan diri sejenak dari anak untuk beberapa menit
- Usahakan diam selama beberapa menit dan mulai lakukan kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatian Anda dari apa yang telah dilakukan oleh anak
- Tulislah apa yang Anda rasakan di sebuah jurnal atau buku harian. Cara ini ampuh untuk mengidentifikasi penyebab kemarahan Anda dan akan mengurangi perasaan marah tersebut
2. Berikan hukuman yang masuk akal pada anak
Memberi hukuman nyatanya tidak harus melalui kekerasan fisik, Anda bisa menerapkan hukuman yang lebih rasional dan meningkatkan kedisiplinan pada anak.
Misalnya, bila anak suka meloncat ke sana kemari dan tidak bisa diam, buat ia berdiri di pojok selama 10-15 menit. Atau sampai kemarahan Anda berkurang. Bila dia suka membuat kamarnya berantakan, buat ia membereskannya atau Anda akan mengurangi uang jajannya selama seminggu.
Atau Anda juga bisa melarangnya bersepeda jika anak sangat menyukai sepeda, tidak memberikan makanan kesukaannya sampai dia berjanji akan berbuat baik jauh lebih efektif dibanding memukulnya.
3. Buat anak menulis permintaan maaf
Anak-anak mengembangkan akal dengan sangat baik meski usianya masih dini. Karena itu, pola komunikasi yang baik bisa memberikan efek yang luar biasa pada anak.
Saat anak mulai berbuat nakal atau berperilaku buruk, buat ia menulis beberapa halaman permintaan maaf. Dengan begini anak akan menyadari bahwa apa yang ia lakukan adalah salah. Dan anak akan berperilaku lebih baik ke depannya.
Selain menulis permintaan maaf, Anda juga bisa meminta anak untuk menulis apa dampak negatif dari perilaku yang ia lakukan. Agar ia semakin memahami dan tidak melakukannya lagi di masa depan.
4. Buatlah timeline yang jelas
Katakan pada anak bahwa dia telah berperilaku buruk dan Anda sudah berada di ambang batas kemarahan. Lalu berbaliklah dan jauhi anak sebentar untuk menenangkan diri. Setelah itu, ajak dia duduk dan mengobrol.
Buatlah timeline dan batas waktu yang jelas untuk memperbaiki perilakunya. Berikan hukuman yang akan membuat anak memperbaiki kesalahannya. Seusai itu, tetaplah tegas terhadap peringatan dan hukuman yang telah Anda katakan.
5. Memberi tugas
Saat anak tidak menurut, Anda bisa mengalihkan energi anak kepada tugas-tugas rumah yang lebih bermanfaat. Berikan ia tugas yang penting, bahkan meskipun dia tak menyukainya.
Ketidakpuasan dan minimnya kesenangan saat melakukan tugas rumah tersebut juga merupakan salah satu hukuman baginya.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendisiplinkan anak tanpa harus memukulnya. Menghindari memukul anak juga akan menghindari perasaan bersalah yang sering muncul pada orangtua setelah memukul anak.
Yuk, jadikan anak lebih pintar dan disiplin tanpa harus menggunakan kekerasan.