Ayah dan ibu belajar menjadi orang tua bersamaan dengan sang anak yang secara bertahap mengenali dunia di sekelilingnya. Oleh sebab itu, wajar jika ayah dan ibu masih melakukan kesalahan. Kesalahan ayah dan ibu dalam membesarkan anak, ada yang disadari ada pula yang tidak.
Bayi dan balita mengukir kenangan awal kehidupannya melalui interaksi bersama orang tua mereka. Para balita mulai menyerap informasi dengan melihat sekelilingnya sehari-hari.
Bila ayah jarang berinteraksi dengan balita, dia akan tahu bahwa ayahnya tidak selalu ada seperti ibu.
Berikut ini adalah 3 kesalahan ayah yang sering dilakukan tanpa disadari, karena menganggap bahwa balita belum tahu apa-apa.
1. Terlalu serius di depan balita
Harvey Karp, M.D., mengatakan bahwa seharusnya ayah tidak perlu bersikap terlalu serius dengan anak mereka, terutama yang masih balita. Dia juga menyarankan untuk menggunakan nada suara tertentu saat berbicara dengan balita.
“Anda tidak mau terdengar konyol, jadi saat berbicara dengan balita, gunakan suara orang dewasa. Tetapi anak-anak biasanya akan merespon lebih baik dengan nada suara yang lebih lembut. Balita usia dini tertarik pada nada suara yang berirama seperti sedang bernyanyi. Para ayah seringkali ragu untuk melakukan hal ini, namun efeknya bisa membuat balita merasa nyaman.” Dr. Karp menjelaskan panjang lebar.
Kesalahan ayah yang sering dilakukan ialah bersikap kaku di depan balita. Menjadi ayah yang tegas boleh saja, tetapi jika sikap ayah tidak melembut, maka akan menimbulkan masalah.
Cobalah untuk bersikap lebih lunak saat menegur balita Anda.
2. Tidak meluangkan waktu untuk anak
Laura Markham, Ph.D., seorang ahli psikolog klinis mengatakan, “Para ayah biasanya mengabaikan waktu bonding bersama balita, setelah melewati hari yang melelahkan di tempat kerja. Padahal, hanya dengan hadir di samping anak, bisa membuat perbedaan besar pada tumbuh kembang balita.”
Kesalahan ayah yang sering dilakukan adalah karena menganggap bahwa anaknya masih terlalu kecil. Dengan demikian, melewatkan waktu bersama balita tidak terlalu penting.
Laura menyarankan agar para ayah selalu mengatakan pada diri sendiri, bahwa mereka hidup untuk saat ini bersama malaikat kecil yang dikaruniakan pada mereka untuk waktu yang singkat.
“Anak akan merasakan kehadiran ayahnya, dan berhenti merengek atau rewel. Kemudian mulai bisa diajak berkerjsama dengan Anda,” ujar Laura.
Artikel terkait: 5 Pelajaran Hidup yang Harus Diajarkan Ayah pada Jagoan Kecilnya
3. Berpikir bahwa hanya ibu yang penting di mata anak
Seorang ayah bisa jadi menarik diri dari anaknya karena minder melihat kedekatan sang anak dengan ibunya. Ayah merasa bahwa ibu adalah nomor satu di mata anak, sebab semua usaha dan waktu yang dicurahkan ibu adalah untuk merawat anak.
Hal ini memicu kesalahan ayah yang berpikir bahwa anak hanya menginginkan ibunya. Ayah juga memiliki peranan penting dalam hidup anak, meski tidak bisa meluangkan waktu sebanyak ibu.
Laura Markham menyarankan agar ayah memainkan sebuah game yang bisa membuat anak balita memiliki ikatan istimewa dengan anak. Permainan ini melibatkan ayah, ibu dan anak sekaligus.
Ibu akan memanggil-manggil si anak, dan ayah akan mencegah si anak pergi menghampiri ibu secara bercanda. Dan ayah akan selalu kalah dengan kekuatan atau kecepatan anak untuk berlari ke ibunya.
“Setelah tiga malam memainkan game ini, anak tidak akan merasa khawatir bahwa keinginannya bersama ibu dihalangi. Justru sebaliknya, balita akan merengek meminta ayah mengantar mereka tidur,” pungkas Laura.
***
Untuk para ayah, jangan lagi lakukan kesalahan-kesalahan di atas ya. Ayo luangkan waktu bersama balita Anda, karena mereka hanya menjadi anak kecil satu kali.
Anda akan lebih susah bercengkerama dengan mereka saat anak Anda sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri.
Baca juga:
Ayah Lebih Perhatian Pada Anak Perempuan dibanding Anak Lelaki, Ini Fakta Ilmiahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.