Seks adalah hal yang sejak awal ada di dalam kebudayaan manusia. Sekalipun beberapa orang menganggap topik satu ini masih tabu untuk dibicarakan, harus diakui bahwa beberapa fakta seks zaman dulu dan seks di zaman sekarang memiliki kaitan erat satu sama lain.
Seperti halnya teknologi yang mengalami perkembangan, seks pun berevolusi dalam berbagai hal. Sekalipun sama-sama diperlakukan tabu di masanya, nyatanya dokumentasi tentang fakta seks berikut ini tetap menarik untuk disimak.
Berikut 15 fakta seks zaman dulu yang perlu Anda tahu:
1. Dikelitikin supaya bisa bergairah
Permaisuri Rusia di abad 18 yang bergelar Yang Mulia Catherine punya tradisi unik untuk membuatnya bergairah sebelum berhubungan seks. Dia akan meminta pegawainya untuk menggelitiki kakinya lebih dulu.
Bahkan, para bangsawan seperti Anna Leopoldovna juga punya pegawai khusus yang ditugaskan khusus menggelitiki kakinya. Pekerjaan itu dilakukan untuk membuat mereka jadi lebih menikmati seks dengan suami mereka.
2. Sex toys untuk lelaki
Alat bantu seks untuk lelaki ini terbuat dari bulu mata domba alami. Fungsinya untuk menunda ejakulasi.
Sex toys ini ada sejak Era Jin dan Song di China pada tahun 1200-an. Bulu mata domba pada alat ini dipercaya berkhasiat untuk menstimulasi penis pria.
Wow, gimana ya caranya?
3. Dildo ‘alami’
Orang zaman dulu tak perlu koar-koar ‘back to the nature’ untuk dapat memanfaatkan apa yang ada di alam. Mereka bisa memanfaatkan alam sekitarnya untuk apapun.
Di pelajaran sejarah jaman SD, guru sering bilang bahwa di zaman megalithikum, manusia purba menggunakan batu sebagai alat untuk berburu dan meramu.
Namun yang guru sejarah tak katakan pada muridnya adalah ternyata batu pun dimanfaatkan sebagai dildo. Penggunaannya sama seperti dildo di zaman sekarang, yaitu dimasukkan ke dalam vagina untuk kepuasan seksual.
Aduh, ngebayanginnya kok sakit ya…
4. Pesta dan pacaran a la anak muda Eropa jaman dulu
Di tahun 1920, para anak muda Paris senang sekali datang ke pesta secara sembunyi-sembunyi. Mereka akan menari, berkenalan dengan lawan jenis, berciuman, berpelukan, dan saling menyentuh (petting) tanpa melakukan hubungan seksual.
Buku karya Beatrice Burton ini adalah salah satu fiksi yang mengabadikan gaya hidup anak muda zaman dulu. Termasuk penentangan mereka terhadap tradisi sopan santun a la generasi tua yang dianggap tak asyik oleh anak muda.
5. Pornografi zaman dulu
Siapa bilang pornografi baru ada di zaman sekarang? Zaman dulu sekitar 100 tahun lalu pun pornografi sudah diproduksi dalam bentuk foto sederhana, lukisan, maupun dalam karya sastra.
Bahkan gambar porno pun didistribusikan secara sembunyi-bunyi lewat kartu pos dan transaksi pribadi. Para artis spesialis gambar porno pun bisa hidup dari menjual karyanya.
Pose pornografinya pun beragam. Tak hanya lelaki dan perempuan, pornografi sesama jenis dengan berbagai pose seks pun laris manis.
Jadi Parents, kalau merasa jaman sekarang lebih gila pornografinya dari jaman dulu, pikir ulang ya. Orang zaman dulu pun banyak yang seperti ini.
6. Stres berat? Maka dokter akan ‘mengobatinya’ dengan pijat
Wanita era Victorian di Eropa sering merasa stres dengan adanya kultur masyarakat yang menjadikan perempuan sebagai warga negara kedua setelah lelaki. Wanita yang tertekan secara mental akan pergi ke dokter untuk membuatnya lebih baik.
Di tempat praktek dokter tersebut, para wanita akan membuka celana mereka dan dokter akan memijat vaginanya. Proses pengobatan yang mirip dengan membantu wanita masturbasi ini konon membuat wanita merasa jadi lebih baik perasaannya.
Waduh, kalau di zaman sekarang masih kayak gitu, para dokter akan dituntut karena melakukan pelecehan seksual pada pasiennya ya. Untung di zaman sekarang, praktek seperti itu sudah tidak ada.
7. Raja Edward VII sering ke rumah bordil
Banyak orang bilang bahwa kebiasaan pergi ke rumah bordil hanya dilakukan oleh rakyat rendahan yang tak bermoral. Tapi di Paris jaman dulu, sekelas Raja Edward VII pun terkenal sering pergi ke rumah bordil.
Karena jadi pelanggan tetap, rumah bordil Le Chabanais pun membuat kursi khusus bercinta untuknya. Para pelacur yang melayaninya pun mendapatkan kehormatan tersendiri karena ditugaskan melayani raja.
8. Buku panduan seks zaman dulu
Di abad 18, panduan seks untuk lelaki yang sedang mencari pekerja seks untuk ditiduri pun ada. Apalagi pelacuran adalah hal legal di Paris pada masa itu.
Di dalam buku ini ada tips bercinta, trik mendapatkan pekerja seks yang sesuai dengan kita, lokasi lokalisasi, hingga tarif para pekerja seks. Buku ini pun tiap tahun mengalami berbagai update dan revisi agar para lelaki tak salah pilih dalam urusan ‘esek-esek’ bersama para pekerja seks.
Duh! Parah…
Artikel terkait: Cara melepaskan anak dari bahaya kecanduan pornografi.
9. Fakta Pesta seks zaman dulu
Di tahun 1700an di Skotlandia, orang-orang bisa mendaftar jadi member pesta seks. Salah satu inisiasi member klub seks itu adalah, orang-orang harus mau minum dalam gelas berbentuk penis yang diedarkan dari satu orang ke orang lainnya.
10. Koin khusus seks
Di jaman kerajaan Romawi, untuk mengatasi kendala bahasa, para prajurit menggunakan koin seks untuk bertransaksi. Di koin tersebut, ada pahatan posisi yang ingin dilakukan prajurit dengan pekerja seks pilihan mereka.
11. Memalsukan keperawanan
Para wanita di abad pertengahan dituntut untuk menjadi gadis yang masih perawan sampai ia menikah. Tes keperawanan sering dilakukan sebelum pernikahan.
Para wanita sering menggunakan trik khusus agar dapat melewati tes ini. Bahkan di malam pengantin pun, mereka akan pura-pura kesakitan sambil mengeluarkan darah palsu dari vaginanya.
Tak setuju dengan kecurangan yang dilakukan oleh perempuan? Masalahnya lelaki juga curang karena mereka tak pernah dites keperjakaannya.
12. Jasa pekerja seks untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia
Sering mendengar kata “Bung” untuk memanggil kerabat lelaki? Siapa sangka bahwa panggilan yang sempat disematkan jadi panggilan khas ke beberapa orang itu ternyata dicetuskan oleh para pekerja seks komersial.
Historia mencatat bahwa Affandi membuat poster propaganda untuk mengajak para pemuda untuk berjuang di garis perang. Dalam poster tersebut tertulis kata, “Boeng? Ayo Boeng.”
Kata-kata tersebut adalah ide penyair Chairil Anwar. Ia memang mendengar kata-kata tersebut dari para pekerja seks yang kerap ‘mangkal’ di Senen.
13. Film porno dengan tokoh mirip Soekarno buatan CIA
Agen rahasia Amerika dulunya sangat benci dengan Soekarno. Bagaimana tidak, Bung Karno memang sering berpidato menentang Amerika yang sok berkuasa di banyak negara.
Untuk membuat nama Soekarno jatuh, sutradara film porno Hollywood diperintahkan oleh CIA untuk membuat film porno dengan pemeran mirip Soekarno. Usaha ini dilakukan agar orang-orang menganggap bahwa presiden Republik Indonesia pertama ini suka main perempuan sehingga dia akan kehilangan wibawanya.
Karena tak menemukan pemeran dengan wajah yang benar-benar mirip, maka CIA menggunakan topeng yang melekat di kulit yang mirip dengan Soekarno. Historia mencatat, adegan pornonya pun dilakukan dengan gadis kulit putih yang diceritakan sebagai pramugari pesawat yang diam-diam jadi agen Rusia.
Bukannya berhasil, film porno ini malah jadi boomerang bagi pemerintah Amerika. Karena para lelaki di dunia ketiga justru sangat menikmati film itu karena mereka memang senang melihat lelaki Asia bercinta dengan perempuan bule.
14. Perempuan sebagai Gowok, Fakta Seks Zaman Dulu di Indonesia
Dulu di Jawa, ada sebuah tradisi bernama Gowok. Gowok berasal dari tradisi Cina zaman Laksamana Cheng Ho yang bernama Goo Wok Niang.
Para wanita Gowok ini disewa oleh keluarga untuk dapat mengajari remaja lelaki yang siap menikah. Mereka akan tinggal selama beberapa hari seperti suami istri agar Gowok dapat memberitahu remaja tersebut caranya membahagiakan perempuan lahir dan batin.
15. Film ‘esek-esek’ di bioskop
Waktu presiden Indonesia masih Soeharto dengan menteri Penerangan Harmoko, film esek-esek masuk bioskop itu adalah hal biasa. Tak heran kalau ada anak muda pergi ke bioskop, orangtua akan menganggap anak muda tersebut nakal.
Tak seperti sekarang yang banyak sensor, film bioskop zaman dulu justru menjadikan itu sebagai bahan jualan utama. Bahkan di dalam film komedi dan horor pun, wanita berbaju seksi dengan dada menyembul pun jadi menu wajib di layar lebar.
Jadi, siapa yang bilang kalau di zaman sekarang, medianya lebih parah dari zaman dulu? Hayooo, siapa yang masih ingat film bioskop Cewek-Cewek Pelaut, Gairah Malam 1 dan 2, Getaran Nafsu, Misteri Permainan Terlarang, Ranjang Bergoyang, dan banyak lagi lainnya.
Itulah fakta seks zaman dulu yang pernah dicatat oleh sejarah. Jadi untuk mereka yang sering bilang, “Zaman sekarang udah rusak karena banyak pornografi dan seks,” maka zaman dulu pun sebenarnya menghadapi masalah yang sama.
Tanya ke orangtua yang di zaman mudanya mengalami gempuran pornografi dan seks, bagaimana cara mendidik anak agar jauh-jauh dari hal macam itu? Bukankah anak makin dilarang makin menjadi-jadi penasarannya?
Yuk jadi orangtua yang berpengetahuan dan tak gampang takut dengan berbagai masalah. Semoga fakta seks zaman dulu di atas dapat membuat orangtua lebih berani menghadapi masalah zaman sekarang yang sebenarnya tak jauh beda dengan zaman dulu ya.
Baca juga:
7 Alasan Mengapa Orang Tua Perlu Diskusi Soal Pornografi dengan Anak