1000 hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa pertumbuhan yang pesat. Salah satu aspek terpenting dari tahap ini adalah perkembangan otak anak karena hal ini menjadi dasar bagi kemampuan kognitif, emosional, dan sosial si Kecil.
Sebagai orang tua, Mam, Pap perlu memahami perkembangan otak anak untuk memberikan dukungan optimal bagi si Kecil.
Yuk, kita bahas terlebih dahulu tahap-tahap utama perkembangan otak anak, faktor-faktor yang memengaruhi proses perkembangan ini, dan bagaimana cara membantu mengoptimalkan perkembangannya.
Bagaimana Tahapan Perkembangan Otak Anak?
Tahapan perkembangan otak anak merupakan indikator yang menandakan pertumbuhan kognitif seorang anak berjalan semestinya.
Biasanya, setiap tahapan juga disertai dengan kemampuan dan keterampilan unik baru yang akan membentuk perkembangan kognitif si Kecil di tahun-tahun berikutnya.
Berikut beberapa tahapannya:
1. Sejak dalam Kandungan
Dikutip dari laman Early Childhood Education and Care Queensland Government, otak si Kecil sudah mulai berkembang sejak di dalam rahim.
Selama kehamilan, otak janin membentuk struktur dasar yang berfungsi sebagai fondasi bagi perkembangan otak di masa mendatang. Kelima indra juga mulai berfungsi sebelum si Kecil lahir.
Perawatan prenatal, nutrisi, dan lingkungan yang mendukung sangat dianjurkan untuk mendukung perkembangan otak si Kecil selama berada di dalam kandungan.
2. Saat Si Kecil Lahir
Si Kecil lahir dengan 100 miliar neuron yang terhubung oleh 50 triliun sinapsis. Satu neuron memiliki rata-rata 2.500 koneksi sinaptik saat lahir. Selain itu, ukuran otak saat ini mencapai 25% dari ukuran otak orang dewasa.
Dengan perkembangan otak ketika lahir, si Kecil akan memiliki refleks dasar untuk bertahan hidup, misalnya mencari, mengisap, terkejut, menggenggam, dan lainnya.
3. 0-2 Tahun
Otak akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama dua tahun pertama kehidupan. Kepadatan sinaptik mengalami perluasan yang cepat, berkurang hingga setengahnya pada usia 2 tahun.
Mielinisasi berlanjut dari bagian belakang ke bagian depan otak dan dari bagian tengah ke bagian samping. Otak juga akan mencapai 50% dari ukuran orang dewasa pada usia 1 tahun.
Selain itu, pengalaman awal secara signifikan membentuk koneksi saraf. Interaksi sosial dan pengasuhan sangat penting dalam membentuk dasar bagi perkembangan emosional dan sosial anak.
Tahap perkembangan otak yang diharapkan selama masa ini, meliputi:
- Mempelajari gerakan dasar seperti menggenggam, mengisap, dan mendengarkan.
- Berfokus pada objek yang bergerak.
- Eksplorasi melalui kelima indra.
- Memahami bahwa objek terus ada, bahkan saat tidak terlihat.
- Memahami bahwa tindakan memiliki sebab dan akibat.
4. 3 tahun
Pada usia 2 atau 3 tahun, setiap neuron telah membentuk rata-rata 15.000 sinapsis. Pada usia 3 tahun, otak anak memiliki sekitar 1.000 triliun koneksi otak (sinapsis). Di masa ini, otak juga sudah tumbuh hingga 80% dari ukuran orang dewasa.
Tahun-tahun ini perkembangan otak anak dapat didukung oleh hubungan positif dengan Mam, Pap dan lingkungan sekitarnya yang optimal.
Membangun ikatan dengan si Kecil dan memberikan lingkungan yang aman serta perawatan fisik, memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan otaknya.
Pengembangan kemampuan kognitif dan pengalaman membentuk empati, kebaikan, dan kecerdasan. Sedangkan pola asuh secara signifikan memengaruhi fokus dan perkembangan otak anak.
5. 3-6 Tahun
Pada usia 5 tahun, otak mencapai 90% dari ukuran orang dewasa. Tahap ini ditandai dengan penyempurnaan pada jalur saraf, terutama di area yang bertanggung jawab atas bahasa, penalaran, dan keterampilan sosial.
Pembelajaran berbasis permainan, eksplorasi, dan interaksi positif menumbuhkan rasa ingin tahu dan perkembangan kognitif anak.
Tahap perkembangan otak yang diharapkan selama masa ini, meliputi:
- Meniru tindakan orang dewasa yang kompleks, seperti memasak dan bekerja selama waktu bermain.
- Mengenali bayangan mereka sendiri di cermin.
- Menyebutkan benda-benda dalam buku bergambar.
- Menggunakan kata-kata dan gambar untuk mewakili benda-benda.
- Menggunakan imajinasi mereka untuk memungkinkan satu benda mewakili benda lain selama waktu bermain.
- Belajar berhitung, membaca, menggambar, menulis, melafalkan alfabet.
Faktor Apa Saja yang Dapat Memengaruhi Perkembangan Otak Anak pada Usia Dini?
Dengan mengetahui faktor-faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan otak anak sebelumnya, Mam Pap bisa mendukung kesempatan si Kecil untuk untuk belajar dan mengoptimalkan proses perkembangannya di usia emas.
Berikut faktor apa saja yang dapat memengaruhi perkembangan otak anak pada usia dini.
1. Hubungan Orang Tua dan Anak
Dikutip dari New Jersey Pediatric Neuroscience Institute, interaksi antara orang tua dan anak memiliki dampak signifikan pada perkembangan otak. Hubungan yang positif antara si Kecil dengan Mam Pap sangat penting untuk menumbuhkan empati, kebaikan, dan kecerdasan pada anak-anak. Melalui hubungan ini, koneksi saraf akan terbentuk, yang mengarah pada pemangkasan sinaptik berdasarkan pengalaman.
Selain itu, pengasuhan juga memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan dan fokus otak anak. Anak-anak yang diberikan stimulasi dengan baik cenderung tumbuh menjadi anak yang hebat.
2. Lingkungan Belajar yang Mendukung
Agar otak si Kecil dapat berkembang, lingkungan yang menstimulasi sangatlah penting.
Perkembangan otak anak dapat dipercepat dengan memberikan mainan, buku, atau mengenalkan aktivitas STEM (science, technology, engineering, mathematics) yang sesuai dengan usia mereka, yang dapat meningkatkan kemampuan, kreativitas, dan memecahkan masalah anak-anak.
3. Aktivitas Fisik
Perkembangan kognitif anak-anak juga didukung oleh kegiatan olahraga. Aliran darah otak yang lebih baik, peningkatan daya ingat, perhatian, dan peningkatan kemampuan kognitif adalah semua manfaat dari aktivitas fisik, eksplorasi luar ruangan, dan olahraga rutin.
4. Kualitas Tidur
Tidur yang cukup sangat penting bagi pertumbuhan otak anak. Selama tidur, otak memproses dan mengatur pengalaman hari itu, yang berkontribusi pada pembentukan memori dan pembelajaran.
5. Paparan Stres dan Trauma
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), paparan stres dan trauma dapat berdampak negatif jangka panjang pada otak anak.
Stres dapat memengaruhi otak, memori, dan kesehatan si Kecil seumur hidup secara negatif, terutama jika stres tersebut konstan dan intens, sementara anak tidak memiliki dukungan untuk mengatasinya.
6. Nutrisi dan Makanan Bergizi
Nutrisi dan perkembangan otak yang sehat berjalan beriringan selama tahun-tahun awal kehidupan seorang anak. Jika si Kecil tidak mendapatkan nutrisi otak yang tepat, otak anak tidak akan tumbuh dengan baik.
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota telah menemukan bahwa berbagai nutrisi mendukung fungsi dan perkembangan otak tertentu. Seperti kandungan asam lemak omega-3 yang mendukung pembentukan struktur sel dan membantu sistem saraf bekerja. Kekurangan asam lemak esensial pada anak-anak yang sedang tumbuh juga dapat berdampak jangka panjang pada otak dan dapat menyebabkan masalah belajar.
Selain itu, dalam jurnal “DHA Effects in Brain Development and Function”, disebutkan bahwa DHA berkontribusi pada perkembangan visual seorang anak, dan dapat memperbaiki penurunan kognitif, serta memengaruhi gejala perilaku pada gangguan neuropsikiatri.
7. Pengaruh Gula Terhadap Perkembangan Otak Anak
Faktanya, terlalu banyak gula justru dapat merusak pertumbuhan normal otak, lho.
Lina Begdache, ahli gizi klinis mengatakan, pola makan yang berkualitas rendah seperti pola makan yang mengandung banyak gula olahan, dapat mengganggu keseimbangan kimiawi otak.
Glukosa memang merupakan sumber energi utama bagi otak, namun terlalu banyak gula malah dapat membuatnya bekerja berlebihan. Otak yang terstimulasi secara berlebihan dapat menyebabkan hiperaktivitas dan perubahan suasana hati pada anak, meskipun konsekuensinya jangka pendek. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa hiperaktivitas otak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan kognitif di masa dewasa.
Gula juga memiliki efek adiktif karena merangsang neuron dalam sistem penghargaan otak, yang dikenal sebagai sistem limbik. Ketika diaktifkan, sistem limbik menghasilkan emosi yang tinggi seperti kesenangan, yang mendorong si Kecil ingin terus mengonsumsi gula lebih banyak.
Selain itu, di dalam sistem limbik terdapat struktur kecil yang disebut amigdala, yang memproses informasi emosional. Aktivasi amigdala yang berlebihan dikaitkan dengan emosi yang berlebihan pula, seperti ketakutan dan kecemasan.
Dalam penelitiannya, Dr. Amy Reichelt, seorang peneliti di Universitas Adelaide, menganalisis dampak konsumsi gula berlebih pada hipokampus, bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan.
Menurutnya, gula berlebihan juga dapat meningkatkan kadar peradangan di otak. Peradangan ini dapat menjadi masalah khususnya bagi anak-anak, karena dapat mengganggu kapasitas mereka untuk belajar dan mengingat.
Bagaimana Cara Membantu Perkembangan Otak Anak agar Maksimal?
Ada beberapa cara yang bisa Mam Pap lakukan untuk membantu memaksimalkan perkembangan otak anak, di antaranya:
- Miliki hubungan yang kuat dengan anak, berikan perhatian penuh dan tunjukkan cinta pada si Kecil.
- Perkenalkan si Kecil dengan permainan sederhana, alam terbuka, seni dan musik untuk mengembangkan imajinasi, kemampuan kognitif, serta kesadaran spasial.
- Ajak si Kecil beraktivitas fisik dan membatasi kebiasaan malas bergerak, seperti menghabiskan terlalu banyak waktu di depan gadget.
- Hindari overstimulasi, khususnya dalam bentuk screen time, karena dapat mengakibatkan kesulitan dalam rentang perhatian, perkembangan kognitif, dan pengaturan emosi.
- Tetapkan rutinitas waktu tidur yang konsisten serta memastikan lingkungan tidur si Kecil yang tenang dan nyaman.
- Hindari paparan stres dan trauma.
- Berikan pola makan seimbang, yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak dalam jumlah seimbang. Untuk kinerja kognitif dan kesehatan otak, nutrisi termasuk asam lemak omega-3, DHA dan AA, zat besi, seng, kalsium, serta vitamin C, D, dan E, juga bisa sangat membantu.
Selain itu, fosfolipid dan spingomieli dalam makanan dapat meningkatkan pembelajaran spasial dan memengaruhi pertumbuhan serta komposisi otak. Artinya, penambahan fosfolipid dapat memengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan beberapa aspek kognisi pada manusia.
S-26 Procal GOLD diformulasikan oleh Wyeth Nutrition Expert, diperkaya dengan DHA untuk mendukung kematangan otak si kecil.
Diperkaya dengan Fosfolipid dan Sphingomyelin yang memiliki peran penting untuk perkembangan otak, seperti membentuk memori, meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat daya ingat serta proses belajar.
Mengandung OMEGA 3 dan OMEGA 6, S-26 Procal GOLD juga kaya akan Zat Besi yang merupakan komponen hemoglobin dalam sel darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh.
S-26 Procal GOLD kaya akan protein dan kalsium yang merupakan salah satu komponen esensial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Selain itu, konsumsi Vitamin A, C, D, E, Selenium dan Zink yang berkontribusi terhadap fungsi normal daya tahan tubuh, jika disertai dengan gizi seimbang. Juga mengandung 15 vitamin & 9 Mineral dengan serat pangan.
Yang paling penting, S-26 Procal GOLD tidak mengandung gula tambahan atau 0g Sukrosa yang dapat mengganggu perkembangan otak serta kapasitas si Kecil untuk belajar dan mengingat.
Masa perkembangan otak anak yang paling krusial terbentuk di tahun-tahun awal kehidupan si Kecil.
Penting untuk Mam Pap dapat mendukung perkembangan ini dengan pembentukan lingkungan dan menstimulasi, membina hubungan yang sehat, serta memberikan nutrisi yang bergizi.
Nutrisi yang seimbang adalah kunci untuk mendukung kesehatan otak secara keseluruhan dan memastikan anak-anak memiliki landasan terbaik untuk pembelajaran dan kesuksesan di masa depan.
Semoga informasi ini bermanfaat, Mam Pap.
***
Baca Juga:
12 Permainan untuk Mengasah Otak Anak, Coba di Rumah, Yuk!
Kenali 8 tipe kecerdasan ini; mana yang anak Anda punya?
9 Kecerdasan Majemuk Anak yang Perlu Kita Stimulasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.