Kabar baik! WHO sebut vaksin virus corona siap dalam 18 bulan lagi

Sampai saat ini, para ilmuan masih membuat vaksin virus corona untuk menghentikan wabah tersebut. WHO mengatakan vaksin tersebut siap dalam waktu 18 bulan.

Sampai saat ini, efek penyebaran virus corona (Covid-19) masih belum mereda. Kabar baiknya, baru-baru ini badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan vaksin virus corona Covid-19 akan siap dalam 18 bulan ke depan.

Sejauh apa perkembangan pembuatan vaksin virus corona?

vaksin covid-19 Ilustrasi vaksin virus corona

Mengutip dari Reuters yang telah ditulis Kompas.com, Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kalau vaksin dapat dibuat dengan perangkat dan sumber daya yang tersedia.

"Jadi hari ini kita harus melakukan semuanya dengan menggunakan perangkat atau sumber daya yang tersedia untuk melawan virus ini," kata Ketua Tedros di Jenewa, Selasa (11/2/2020).

"Vaksin pertama dapat siap dalam waktu 18 bulan. Jadi, kita harus melakukan apapun saat ini, menggunakan senjata yang kita punya untuk melawan virus ini sembari mempersiapkan untuk jangka panjang dengan vaksin ini," ungkap Tedros.

Tak hanya itu, Tedros juga mengatakan wabah ini sudah menjadi darurat di negara China, sebab 99% kasus berada di sana. Meski begitu, bukan berarti negara lain 'tenang' dengan kondisi ini. Seluruh dunia tetap diminta untuk waspada karena wabah ini bisa menjadi ancaran besar di negara lain.

Sebagai Ketua WHO, ia menyampaikan bahwa proses pencarian vaksin dan obat untuk virus baru biasanya berhasil setelah pengujian selama beberapa tahun dan tak urung mengalami kegagalan. Tapi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, diharapkan vaksin Covid-19 ini segera ditemukan.

Usaha yang dilakukan untuk menciptakan virus Covid-19 bahkan mengikutsertakan sebanyak 400 peneliti dari seluruh dunia.

Artikel terkait: Risiko virus corona bagi ibu hamil dan anak, benarkah sangat berbahaya?

Korban Covid-19 kian bertambah

Kabar baik! WHO sebut vaksin virus corona siap dalam 18 bulan lagi Foto: Kumparan AFP/STR

Rabu (12/2/2020), otoritas kesehatan China melaporkan sudah ada 97 kematian baru yang disebabkan oleh wabah Covid-19, dan ada 2.015 kasus baru yang sudah dikonfirmasi. Sehingga total kematian di China menjadi 1.1116 kasus dan 44.653 orang terinfeksi.

Meski jumlah kematian dan terinfeksi semakin meningkat, jumlah orang yang pulih juga cukup banyak. Pada Selasa (11/2/2020) ada sebanyak 5.085 pasien pulih sudah dipulangkan, sedangkan jumlah total pemulihan mencapai 4.740 kasus.

Kasus-kasus kematian karena virus corona Covid-19 tersebat di beberapa negara dengan jumlah kematian terbesar masih berada di negara China.

Mengutip dari Kompas, berikut lokasi dan jumlah dari kasus kematian tersebut:

  • 1.068 kasus kematian di Hubei
  • 1 kematian di Guangdong
  • 8 kasus kematian di Henan
  • 2 kematian di Hunan
  • 4 kasus kematian di Anhui
  • 1 kematian di Jiangxi
  • 3 kasus kematian di Chongqing
  • 2 kasus kematian di Shandong
  • 1 kasus kematian di Sichuan
  • 8 kasus kematian di Heilongjiang
  • 3 kasus kematian di Beijing
  • 1 kasus kematian di Shanghai
  • 2 kasus kematian di Hebei
  • 1 orang kasus kematian di Guangxi
  • 3 kasus kematian di Hainan
  • 1 orang meninggal di Guizhou
  • 2 orang meninggal di Tianjin
  • 2 meninggal di Gansu
  • 1 orang meninggal di Jilin
  • Satu meninggal di Hong Kong
  • Satu orang juga meninggal di Filipina

Tedros juga menyebutkan bahwa sebuah virus lebih kuat untuk menciptakan pergolakan politik, ekonomi, dan sosial daripada serangan teroris.

Selain itu, ia mengatakan kalau wabah ini menimbulkan ancaman yang sangat serius bagi seluruh dunia. Karenanya wabah ini harus dipandang sebagai "Musuh Publik Nomor 1".

Para ilmuan menyarankan untuk memperbarui sistem pelaporan

virus corona Ilustrasi orang mengenakan masker

Karena kasus ini sudah dikatakan sebagai darurat di China, sekolompok ilmuan menyuarakan untuk memperbarui sistem pelaporan kasus virus corona.

Tujuannya untuk mengatasi penundaan waktu yang terjadi antara indikasi pertama jenis virus baru di Provinsi Hubei, dengan pelepasan informasi penting tentang susunan genetiknya untuk kesehatan global.

Kelompok ilmuan tersebut mengatakan hal ini dalam sepucuk surat kepada The Lancet pada Selasa (11/2/2020). Mereka mengungkapkan bahwa sistem pelaporan baru yang memperhitungkan kecepatan sequencing generasi berikutnya saat ini.

Saat mendatangi Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional WHO, mereka memberikan nasihat tentang kapan sebuah virus baru harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan global sampai menjadi perhatian internasional.

Sebab pada kasus ini, pernyataan sebagai darurat kesehatan baru diberikan pada 30 Januari lalu.

Selain itu, para peneliti menyarankan perbaikan yang memungkinkan para ilmuan untuk melaporkan keberadaan sumber penyebab penyakit sebelum diisolasi.

“Sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan. Alih-alih ada pelajaran yang dapat dan harus dipelajari oleh komunitas kesehatan global agar kita dapat merespons dengan lebih baik peristiwa EZV (virus zoonosis baru) berikutnya, yang hampir pasti akan terjadi lagi. Pelajaran ini jelas tidak unik untuk China,” tulis mereka.

Parents, semoga mewabahnya kasus corona ini segera berakhir ya, dan vaksin virus corona dapat segera selesai dibuat.

***

Referensi: Kompas

Baca juga

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.