MPASI, Kapan Bayi Bisa Mengonsumsi Udang? Ini Penjelasannya
Memiliki zat gizi yang baik, ini saat yang tepat memberikan udang pada bayi.
Setelah 6 bulan, bayi secara perlahan dilatih untuk diperkenalkan berbagai jenis makanan orang dewasa. Mulai dari buah, sayur, daging, hingga makanan laut dalam konsistensi yang bertahap. Namun, apakah udang untuk MPASI ini aman diberikan?
Walau sebagian orang bisa mengalami alergi setelah mengonsumsi udang, makanan laut satu ini menyimpan asupan zat gizi yang beragam dan kaya manfaat.
Udang untuk MPASI, amankah diberikan?
Karena bisa menyebabkan alergi, udang sebaiknya diperkenalkan ketika usia bayi mencapai 1 tahun. Ini pun berlaku bagi jenis seafood yang lebih mungkin menyebabkan alergi seperti kerang dan lobster.
Dokter lebih merekomendasikan untuk memperkenalkan buah dan sayur saat pertama kali MPASI, lalu berlanjut pada makanan laut. Ketika hendak memberikan udang, pastikan udang tersebut pun berasal dari peraian yang aman, tidak tercemar.
Selain itu, pastikan pemberiannya sedikit demi sedikit untuk mengetahui respon tubuh si kecil terhadap asupan makanan ini. Pemberiannya pun harus benar-benar dalam keadaan yang matang agar tidak terkontaminasi bakteri.
Nilai gizi pada udang
Dalam 100 gram udang, ada berbagai kandungan zat gizi yang terkandung. Menurut United States Department of Agriculture (USDA) kandungan yang terdapat pada udang, antara lain :
Air 74,33 g
Energi 99 kkal
Protein 23,98 g
Total lipid (lemak) 0,28 g
Karbohidrat 0,2 g
Kalsium 70 mg
Besi 0,51 mg
Magnesium 39 mg
Fosfor 237 mg
Kalium 259 mg
Sodium 111 mg
Seng 1,64 mg
Asam lemak total jenuh 0,06 g
Kandungan asam lemak total tak jenuh tunggal 0,05 g
Asam lemak total tak jenuh ganda 0,08 g
Kolesterol 189 mg
Manfaat udang untuk MPASI bayi
Mencegah rambut rontok
Dalam udang, terdapat salah satu mineral yang cukup dominan, yakni seng untuk mencegah rambut rontok. Mineral ini memiliki fungsi penting untuk mempertahankan dan menciptakan sel-sel baru, termasuk sel rambut dan kulit.
Tentu, ini menjadi penting bagi si kecil dalam masa pertumbuhan agar rambutnya tumbuh indah alami.
Mencegah penyakit kardiovaskular
Udang diketahui kaya akan asam lemak omega 3 yang penting untuk menghilangkan kolesterol jahat dalam aliran darah. Kandungannya ini memiliki kemungkinan untuk menurunkan bahaya penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, pada udang fermentasi mengandung enzim fibrinolitik yang dapat digunakan untuk terapi trombolitik. Terapi trombolitik adalah cara memecah gumpalan darah yang berbahaya di dalam pembuluh darah seseorang.
Enzim ini bisa efektif melawan bahaya penyakit kardiovaskular. Ini bisa menjadi asupan yang baik bagi si kecil untuk mencegah penyakit jantung sejak dini.
Meningkatkan kecerdasan
Udang menjadi sumber yodium yang baik, sehingga bisa membantu meningkatkan hormon tiroid. Ini penting untuk si kecil karena dibutuhkan untuk perkembangan otak selama masa bayi dan kehamilan.
Udang memiliki kadar zat besi yang tinggi, salah satu mineral utama dalam proses ikatan dengan oksigen dalam hemoglobin. Dengan tambahan zat besi dalam sistem, peningkatan aliran oksigen dapat terjadi pada otot, memberikan kekuatan dan daya tahan, juga meningkatkan aliran oksigen ke otak.
Ini terbukti meningkatkan pemahaman, memori, dan konsentrasi si kecil nantinya. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa astaxanthin yang ditemukan dalam udang juga dapat membantu meningkatkan kinerja memori, kelangsungan hidup sel-sel otak, dan mengurangi risiko penyakit radang otak.
Alergi udang pada bayi
Dibalik manfaat besarnya, Parents sebaiknya perhatikan bila si kecil mengalami alergi udang. Gejala alergi bisa berkembang dalam beberapa menit hingga satu jam setelah memakannya.
Beberapa gejala tersebut, antara lain:
- Gatal-gatal atau eksim (dermatitis atopik)
- Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
- Hidung tersumbat atau sulit bernapas
- Nyeri perut, diare, mual atau muntah
- Pusing hingga pingsan
Alergi dapat menyebabkan reaksi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa yang dikenal sebagai anafilaksis. Reaksi ini menjadi kondisi darurat medis yang membutuhkan perawatan dengan suntikan epinefrin (adrenalin).
Pada kondisi ini pun bayi harus segera dibawa ke ruang gawat darurat. Tanda dan gejala anafilaksis meliputi:
- Tenggorokan yang bengkak atau benjolan di tenggorokan berupa penyempitan jalan napas yang membuat si kecil sulit bernapas.
- Syok, dengan penurunan tekanan darah yang parah.
- Pusing atau kehilangan kesadaran.
Jadi, penting untuk perhatikan bagaimana reaksi si kecil setelah memakan udang ya, Bun.