Tips menghadapi pertanyaan pedas dari mertua saat mudik lebaran!
Saat mertua Anda bertanya 'kapan punya anak?' 'kapan nambah anak?' atau 'kapan berhenti bekerja?', sikapi dengan cara berikut ini.
Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari, saat lebaran tiba, ada banyak hal yang harus disiapkan, termasuk tips mudik lebaran. Eits, tips mudik lebaran bukan hanya persiapan dalam perjalanan pulang kampung loh, tapi juga persiapan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari keluarga.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari keluarga ada yang menohok dan mengiris hati, khususnya untuk kalangan wanita yang memiliki perasaan lebih sensitif. Bahkan pertanyaan tersebut pun bisa saja muncul dari orang terdekat, misalnya mertua.
Contoh pertanyaan yang sering keluar dari mulut mertua untuk menantu wanitanya yaitu, kapan punya anak dan kapan ingin menambah momongan, serta ada juga yang bertanya kapan berhenti bekerja. Ketika pertanyaan itu dilontarkan, tak sedikit wanita langsung merasa bingung bagaimana menjawab dan menyikapinya.
Artikel terkait : 9 Tipe ibu mertua yang sering Bunda temui beserta tips untuk menghadapinya
Sebagian wanita ada yang melemparkan senyuman kepada mertua untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bahkan, ada pula yang hanya diam seribu bahasa, karena tidak tahu bagaimana menanggapinya, dan pastinya saat itu mereka pun diselimuti rasa kesal.
Nah, bagi Anda yang sudah mulai khawatir dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka mulai dari sekarang, Anda harus menyusun dan menyiapkan jawaban yang sebaik mungkin. Dikutip dari situs Detik Health, berikut ini adalah cara yang dapat Anda lakukan ketika mengalami situasi seperti itu.
Tips mudik lebaran menghadapi pertanyaan kapan punya anak atau nambah anak?
“Secara garis besar, menghadapi pertanyaan ‘kapan punya anak’ sebenarnya hampir sama dengan pertanyaan ‘kapan menikah’. Namun, permasalahan kehadiran anak mungkin menjadi hal lebih sensitif, karena orang lain biasanya akan melebar bertanya soal kesehatan atau kondisi permasalahan yang menyebabkan belum memiliki anak,” ujar Christina Tedja, M.Psi, psikolog dari Ciputra Medical Center.
Bagi pasangan suami istri yang bersedia terbuka tentang permasalahan belum punya anak, mungkin dapat membagikan kisahnya dengan leluasa tentang kondisi tersebut pada orang lain. Namun, tentu saja ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama.
“Waspadai bercerita berlebihan terutama jika berkaitan dengan kondisi pasangan. Bisa saja pasangan tidak senang jika Anda berbagai mengenai kondisi kesehatan kalian berdua kepada orang lain, meski itu pada keluarga sendiri,” lanjut Christina dikutip dari Detik Health.
Sementara itu, bagi pasutri yang tidak bersedia membagikan kisah tentang kondisi pada orang lain, maka bisa memilih untuk memberikan senyuman pada mereka. Anda juga bisa untuk tidak memperdulikan mereka.
“Atau bisa dijawab dengan ‘doakan ya biar secepatnya bisa hamil’. Tak ada salahnya untuk bertukar pikiran mengenai informasi dengan orang lain, sehingga siapa tahu Anda memiliki referensi yang lebih luas untuk mendapatkan anak,” pesan Christina.
Menghadapi pertanyaan dari mertua, kapan berhenti bekerja?
Psikolog perkawinan dan keluarga di Klinik Rumah Hati, Wulan Ayu Ramadhani, M.Psi menanggapi tentang hal ini. Menurutnya, bekerja atau tidak bekerja setelah menikah sebenarnya tidak selalu tentang finansial. Akan tetapi, juga mengenai independensi intelektual.
Sebelum memutuskan untuk menikah, topik bekerja setelah menikah termasuk salah satu yang cukup penting untuk dibicarakan bersama dengan pasangan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kekecewaan ketika wanita tiba-tiba diminta berhenti bekerja setelah menikah oleh suaminya.
Diskusikan dan kompromikan hal tersebut dengan pasangan sebaik mungkin, atau Anda dan suami dapat membuat beberapa pilihan. Misalnya, sebelum punya anak, Anda masih bisa bekerja dan baru berhenti kerja setelah punya anak, bisa juga dengan melakukan alternatif pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, seperti bisnis online.
Ketika topik bekerja setelah menikah sudah disepakati bersama suami, sering kali mertua ingin turut serta dalam hal tersebut. Biasanya, mertua lebih ingin jika menantu wanitanya tidak bekerja atau hanya mengurus keluarga di rumah.
Apabila mertua melemparkan pertanyaan ‘kapan berhenti bekerja’, Anda bisa memberikan jawaban jika Anda sepakat tentang hal ini. Jelaskan kepada mertua tentang kesepakatan tersebut.
Tegaskan juga jika, meski bekerja, tapi Anda masih bisa mengurus keluarga dengan baik. Sebab, keluarga tetap nomor satu daripada pekerjaan.
Itulah tips mudik lebaran dalam menghadapi pertanyaan ‘pedas’ mertua dan keluarga. Semoga bermanfaat, ya.
Referensi : Detik Health dan Detik Health
Baca juga :
Mertua Selalu Ikut Campur Urusan Rumah Tangga? Jangan Ragu Lakukan Hal Ini