Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!
Difteri sedang mewabah di Indonesia. Cek gejala dan tanda difteri yang harus diwaspadai.
Difteri menjadi pembicaraan banyak orangtua belakangan ini karena banyaknya pasien meninggal akibat difteri membuat pemerintah menetapkan beberapa daerah di Indonesia sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri. Apa saja gejala dan tanda difteri yang wajib Parents waspadai?
Artikel terkait: Wabah penyakit Difteri kembali menghantui, ini pesan IDAI untuk orangtua
Tanda difteri
Seorang ibu bernama Cicilia Fendirani Coprina menuliskan di status Facebook-nya tentang tanda difteri lengkap dengan foto anak yang terkena infeksi bakteri ini. Ia ingin memperingatkan orang-orang agar waspada dengan penyakit yang saat ini sedang mewabah.
Cicilia menuliskan:
“Ini gambaran penderita Difteri yang sedang mewabah. Standing applause buat yang anti vaksin karena sukses membangunkan mumi yang sudah dikubur. Difteri yang sudah bertahun-tahun hilang dan nyaris punah, kini muncul kembali dan menjadi Kejadian Luar Biasa di Jabodetabek. Bukan tidak mungkin akan mewabah ke tempat lain jika ANTI VAKSIN masih mendoktrin para orangtua lugu. Salah satu tanda Difteri adalah seperti yang ada di gambar. Pada stadium lanjut, selaput putih itu akan menutupi seluruh rongga tenggorokan sehingga penderitanya tidak bisa napas. Jika hal ini terjadi maka dokter harus membuat jalan napas lain dengan melubangi leher. Waspadai gejala difteri: – Seluruh tubuh demam, kelelahan, malaise, atau panas dingin. – Pernapasan bernapas secara bising atau napas pendek. – Kulit ruam atau ulkus. – Ucapan serak atau suara terganggu. – Tenggorokan kesulitan menelan atau pegal. – Juga umum: batuk, otot lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, atau pilek. Jika tak mau itu menular pada keluarga kita, segera ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi tambahan untuk Difteri.
Status Cicilia ini menjadi viral dan telah disebar sebanyak 19 ribu kali dan mendapatkan 1.200 komentar. Sayangnya, dalam status tersebut masih banyak yang belum paham bahayanya tidak mevaksin anak dan bagaimana penyakit difteri ini sudah menimbulkan banyak korban.
Apa kata Kementrian Kesehatan?
Jika Parents merasa asing mendengar penyakit Difteri, memang seharusnya penyakit ini sudah punah. Difteri banyak ditemukan di negara-negara berkembang yang penduduknya padat dan kesadaran akan kesehatan masih minim.
Difteri tidak ditemukan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat atau negara-negara di Eropa karena pemerintah menggalakkan vaksin untuk mencegah berkembangnya penyakit-penyakit mematikan.
Sejak munculnya KLB Difteri di berbagai daerah, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan gencar mengedukasi masyarakat tentang bahayanya penyakit ini. Bahkan pemerintah daerah di 3 propinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat bekerja sama melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri.
ORI Difteri dengan pemberian imunisasi gratis di sekolah, posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya serentak dilakukan mulai tanggal 11 Desember 2017.
Parents juga bisa mengecek informasi mengenai Difteri di akun Instagram dan Facebook Kementrian Kesehatan RI.
Lalu, benarkah gejala dan tanda difteri yang dituliskan oleh Cicilia di status Facebook-nya? Berikut ini tanda difteri menurut Kementrian Kesehatan RI.
A post shared by KEMENTERIAN KESEHATAN RI (@kemenkes_ri) on
Jika Parents mencurigai anak mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan ke dokter anak. Pastikan anak telah mendapat imunisasi Difteri secara lengkap.
Sebarkan artikel ini agar semakin banyak orangtua yang waspada akan tanda difteri. Semoga penyakit ini bisa segera musnah dan anak-anak diberi kesehatan.
Baca juga:
Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri