Sehatkah Susu UHT untuk Anak 1 Tahun?

undefined

Memberi susu UHT kepada anak saat usianya baru 1 tahun, bolehkah?

Belakangan, ada tren masif di kalangan orang tua untuk memberikan susu UHT pada anak setelah usianya 1 tahun. Menurut kepercayaan umum yang berkembang, susu UHT banyak manfaatnya sebagai nutrisi tambahan. Benarkah hal itu? Berikut ulasan yang perlu Bunda ketahui tentang susu UHT untuk anak usia 1 tahun.

Apa Itu Susu UHT?

Susu UHT adalah istilah industri untuk susu yang aman disimpan tanpa lemari pendingin. UHT merupakan singkatan dari Ultra High Temperature.

Suhu proses yang digunakan pada pemanasan susu UHT umumnya berkisar 130-150°C dengan waktu pemanasan pada holding tube dalam beberapa detik. Susu UHT umumnya dapat disimpan selama 6-9 bulan sebelum dibuka.

Apakah Susu UHT Pilihan Tepat untuk Anak?

Susu UHT untuk anak 1 tahun

Pada tahun 2005, penelitian yang dipublikasikan Journal of Dairy Science mengungkapkan beberapa permasalahan pada produk susu UHT.

Di antaranya, prosesor UHT menghasilkan rasa gosong pada susu, sehingga beberapa cara dilakukan untuk menghilangkan rasa dan aroma gosong tersebut. Seperti menambahkan gula dan perasa.

Perhatikan Hal Ini Sebelum Memberi Susu pada Anak 1 Tahun

Perhatikan Label Nutrisi pada Kemasan Susu

Bunda perlu memperhatikan kandungan yang tercantum dalam susu, termasuk susu UHT. Perhatikan apakah nutrisi yang terkandung dalam kemasan susu tersebut mengandung semua  nutrisi penting yang diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang pesat si Kecil. 

Sesuaikan Porsi Susu yang Dibutuhkan

Umumnya, anak-anak akan mendapatkan cukup kalsium jika mereka minum 450 sampai 600 ml susu sapi dalam sehari. Bahkan, sebuah studi nasional di Korea menyebutkan, konsumsi susu dalam jumlah besar ≥500 mL per hari pada usia 30–36 bulan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas pada usia 42–72 bulan setelah usia 30 bulan. American Academy of Pediatrics (AAP) memperbolehkan memberikan susu segar (whole milk) untuk anak di atas 1 tahun sebagai susu tambahan. Dengan catatan anak juga mendapatkan diet seimbang dari makanan padatnya, lengkap dengan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein lemak (sereal, daging, telur, susu), serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan). 

Namun, sayangnya susu segar dan susu UHT mengandung zat besi yang cukup rendah. Menurut jurnal yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine mengutip bahwa susu sapi umumnya memiliki kandungan zat besi yang sangat rendah (hanya 0,5 mg/L). Sementara, dalam sebuah jurnal lokal tertulis, susu siap saji UHT hanya mengandung sebanyak 2% zat besi. Padahal faktanya 1 dari 3 anak Indonesia mengalami anemia, dan salah satu penyebab anemia yang cukup sering ditemui adalah karena kekurangan asupan zat besi. Selain itu, susu segar dan susu UHT juga tidak memiliki kandungan nutrisi yang lengkap  yang diperlukan untuk dukung tumbuh kembang pesat anak. Untuk itu, Bunda perlu cermati label pada kemasan susu karena isinya lebih penting. 

Pilih susu pertumbuhan yang isinya mengandung banyak nutrisi penting seperti kombinasi Zat Besi dan Vitamin C agar mendukung penyerapan zat besi yang maksimal. Pastikan juga Bunda memilih susu pertumbuhan yang dilengkapi DHA, Minyak Ikan Tuna, Omega 3&6 dan nutrisi penting lainnya untuk dukung perkembangan daya pikir.

Tahukah Bunda? Minyak Ikan Tuna lebih baik dari minyak ikan lainnya lho!

Selain itu, Bunda juga bisa memilih susu pertumbuhan yang mengandung Tinggi Protein, Vitamin D, Kalsium untuk dukung pertumbuhan fisik, Sumber Serat Pangan untuk dukung kesehatan saluran cerna, juga Tinggi Vitamin C dan Zinc untuk dukung daya tahan tubuh si Kecil. 

Jadi, pastikan Bunda pilih susu yang mengandung banyak nutrisi penting untuk si Kecil ya!

Nielsen. Soren D., Therese Jansson, Thao T. Le c.s,. 2017. Correlation between sensory properties and peptides derived from hydrolysed-lactose UHT milk during storage. Department of Food Science, Aarhus University, Blichers Allé 20, DK-8830 Tjele, Denmark. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0958694616303685

Hjaltason, G.G. Haraldsson, 2006, Fish oils and lipids from marine sources, Woodhead Publishing, ISBN 9781855739710, doi.org/10.1533/9781845691684.1.56

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Hasegawa, D., H Kawashima, S Oana, M Motobe, M Iiyama, Y Kashiwagi, H Numabe, K Takekuma, A Hoshika. 2000. [Study on casein allergy in children]. National Library of Medicine. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11193464/  

Kwon, Yoowon Kwon., Seung Won Lee, Young Sun Cho, Su Jin Jeong, and Man Yong Han. 2021. Is High Milk Intake Good for Children’s Health? A National Population-Based Observational Cohort Study. National Library of Medicine. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8541527/

Graczykowska, Karolina., Joanna Kaczmarek, Dominika Wilczyńska, Ewa Łoś-Rycharska, and Aneta Krogulska. 2021. The Consequence of Excessive Consumption of Cow’s Milk: Protein-Losing Enteropathy with Anasarca in the Course of Iron Deficiency Anemia—Case Reports and a Literature Review. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8000842/#:~:text=Cow’s%20milk%20has%20very%20low,only%200.5%20mg%2FL).

Wijaya, Hervan., Prayanto W.H, Hen Dian Yudani. 2024. Perancangan Video Edukasi Tentang Manfaat Dan Kandungan Gizi Susu Sapi Segar Untuk Anak-Anak. Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/1956/1754

Sitanggang, Azis Boing; Azizah Luthfiyah Assa’adiyah, Dahrul Syah. 2019. The Evaluation of Homogenization Degree (Homodegree) and its Correlation with Milk Fat Particle Size of Sterillized Milk. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmpi/article/view/26003/16902

Pal, Sebely; Keith Woodford, Sonja Kukuljan & Suleen Ho. 2015. Milk Intolerance, Beta-Casein and Lactose. National Library of Medicine. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4586534/

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.