Sperma mati sebelum membuahi, ini penyebab dan cara menanganinya
Buat yang sedang program hamil, kondisi yang satu ini harap diwaspadai.
Salah satu penyebab pria mengalami infertilitas atau tidak subur ialah saat sperma tidak bisa menembus sel telur atau bahkan gugur sebelum berhasil mencapainya. Kondisi sperma mati sebelum membuahi disebut Necrozoospermia.
Necrozoospermia atau necrospermia ialah istilah medis untuk sperma mati saat berada di sampel air mani segar (air mani yang baru dikeluarkan).
Menurut WebMD, berapa lama sperma dapat hidup tergantung pada beberapa hal, namun yang terpenting ialah di mana sperma berada. Pada permukaan kering seperti pakaian atau tempat tidur, sperma mati pada saat air mani telah mengering.
Di dalam air, seperti saat mandi air hangat, sperma kemungkinan hidup lebih lama karena berkembang di tempat yang hangat dan basah. Ketika sperma berada di dalam tubuh wanita, mereka bisa hidup hingga 5 hari.
Namun pada kasus necrospermia, sperma bisa mati sebagian (necrospermia tidak lengkap) atau semua sperma mati dalam sampel air mani (necrospermia lengkap).
Apa penyebab sperma mati sebelum membuahi?
Tidak sepenuhnya jelas apa yang menyebabkan necrozoospermia. Karena sangat jarang, ada banyak hal yang mungkin tidak diketahui.
Beberapa kemungkinan penyebab dan teori di balik necrozoospermia termasuk:
- Infeksi pada saluran reproduksi pria.
- Tidak ejakulasi dalam waktu sangat lama.
- Cedera tulang belakang.
- Masalah dengan testis.
- Masalah dengan epididimis (yang merupakan tabung panjang melingkar tepat di atas setiap testis, tempat sperma dikumpulkan dan matang sebelum ejakulasi).
- Penyebab hormonal, seperti halnya hypogonadotropic hypogonadism (HH).
- Gejala awal kanker testis.
- Suhu tubuh sangat tinggi (suhu yang tinggi membunuh sperma).
- Antibodi anti-sperma (di mana gejala kekebalan tubuh menyerang sel-sel sperma normal dan sehatnya sendiri)..
- Varikokel.
- Paparan terhadap racun (racun lingkungan di rumah atau di tempat kerja).
- Penggunaan narkoba atau obat terlarang.
- Usia lanjut (ya, usia penting untuk kesuburan pria).
Pengobatan sperma mati sebelum membuahi (necrozoospermia)
Dalam beberapa kasus di mana penyebab sperma mati sudah diketahui, dokter akan menganalisis apakah ada infeksi atau tidak. Bila ada, dokter akan meresepkan antibiotik.
Jika sperma mati disebabkan oleh penyalahgunaan obat, pengobatan untuk kecanduan obat mungkin akan disarankan.
Perawatan paling umum untuk necrospermia lengkap (sperma mati seleruhnya di dalam air mani) ialah pengambilan sperma testis dengan IVF-ICSI atau TESE-ICSI. TESE-ICSI adalah singkatan dari ekstraksi sperma testis atau epididimis dengan injeksi sperma intracytoplasmic.
Meski tidak ada sperma yang hidup saat ejakulasi, masih memungkinkan ada sperma yang belum matang di dalam testis. Bagaimana caranya?
Testis akan diberi anestesi lokal agar mati rasa. Kemudian jarum dimasukkan dan sampel jaringan testis dibiopsi (atau diekstraksi).
Sel sperma yang belum matang ini nantinya akan dikultur di laborturium klinik kesuburan.
Bila ingin memiliki keturunan, pria dengan necrospermia perlu bantuan untuk memasukkan sperma ke dalam sel telur, yaitu dengan IVF (In-Vitro-Fertilitation) atau ICSI. Adapun pengobatan lain (meskipun jarang dilakukan) yaitu dengan terapi ejakulasi berulang.
Sebuah penelitian yang sangat kecil pernah dilakukan. Mereka menemukan bahwa ejakulasi berulang, dalam kasus ini, dua kali sehari selama empat hingga lima hari, dapat meningkatkan jumlah sperma yang hidup dan bergerak.
Ternyata peningkatan itu signifikan, persentasenya hingga mencapai tujuh kali dibandingkan dengan perawatan sebelumnya. Berbagai cara untuk mengobati necrospremia ini tentu saja disarankan langsung dari dokter ahli, agar penanganannya maksimal.
Bila Anda sedang promil dan mencurigai bahwa suami mengalami necrospermia, segera konsultasikan dengan dokter.
Referensi: Very Well Family, WebMD
Baca juga:
5 Mitos sperma ini sering bikin salah kaprah, suami wajib tahu!