Seberapa Besar Bahaya Rokok Elektrik?
Klaim bahwa rokok elektrik bisa membantu berhenti dari rokok, membuat alat ini masih sering dicari. Tapi benarkah ada bahaya rokok elektrik bagi kesehatan
Sejak pertama kali diluncurkan, rokok elektrik atau e-cigarettes telah menimbulkan banyak perdebatan. Hingga kini banyak orang tidak menyadari bahaya rokok elektrik.
Karena dianggap ‘elektrik’, banyak orang merasa aman menggunakannya. Bahkan mereka menghisapnya di tempat umum dan di dalam ruang ber-AC.
Ada 2 hal yang perlu kita ketahui, yaitu:
- Sebagian jenis rokok ini tetap menggunakan cairan nikotin
- Menggunakan Propylene glycol (PEG) untuk membuat asap palsu
- Menggunakan perisa yang dapat terurai menjadi formaldehyde
Beberapa produsen mengatakan bahwa rokok elektrik bisa membantu perokok melewati masa transisi ketika akan berhenti merokok.
Namun, WHO kini melarang para marketing rokok elektrik untuk membuat kalim semacam ini lagi.
Studi terdahulu menyatakan rokok elektrik aman bagi kesehatan, namun studi tersebut dibiayai oleh perusahaan pembuat rokok elektrik.
Namun berbagai penelitian terbaru menyatakan bahwa bahaya rokok elektrik tetaplah ada. Bahaya rokok elektrik tidak hanya menyerang penghisapnya, namun juga untuk orang di sekitarnya.
Apa saja bahaya rokok elektrik?
1. Dapat memicu kanker
The New England Journal of Medicine menyebutkan bahwa perisa makanan (flavour) yang digunakan dalam rokok elektrik meningkatkan risiko kanker dan gangguan pernapasan.
Pada saat dipanaskan, flavour akan terurai menjadi formaldehyde; yang termasuk dalam kelompok zat penyebab kanker nomor 1!
Sayangnya, lebih dari 2% larutan flavour tersebut berubah menjadi formaldehyde, dan menyebar ke udara dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari nikotin.
Di Amerika Serikat, flavor yang digunakan dalam rokok elektrik belum mendapat persetujuan FDA, begitu pula di Indonesia, tidak ada peraturan tentang hal ini.
2. Bahaya nikotin
Seperti yang diuraikan di atas, bahwa sebagian rokok elektrik memiliki tabung cairan nikotin. Jadi, untuk perokok yang memilih jenis ini, tetap saja terkena dampak buruk dari nikotin.
3. Bentuk rokok elektrik tetap seperti rokok
Bentuk alat ini tetap seperti rokok, sehingga secara psikologis tetap tidak menjauhkan perokok dari rokok.
Norman Edelman, MD, kepala kesehatan dari Asosiasi Paru-paru Amerika mengatakan bahwa orang yang kecanduan merokok seharusnya stop merokok, bukan melanjutkan kecanduannya dengan cara yang lebih diterima secara sosial.
Apa yang harus orangtua waspadai terhadap bahaya rokok elektrik?
Bahaya rokok elektrik lainnya yang harus orangtua ketahui
Di Indonesia sendiri, regulasi akan rokok elektrik ini belum kunjung usai. Padahal jenis vaporizer yang satu ini sudah dijual sejak beberapa tahun lalu.
Sebagai orangtua, ada beberapa poin penting yang perlu kita ingat:
- Nikotin dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan remaja. Sayangnya, beberapa rokok elektrik justru memiliki rasa seperti permen yang menarik untuk anak-anak.
- Rokok elektrik juga tidak memiliki bau seperti tembakau. Jadi kita sulit mendeteksi apakah anak-anak kita menggunakannya atau tidak.
Parents, jika Anda tidak merokok, maka jangan pernah mencoba rokok elektrik atau vape, karena tidak ada manfaatnya bagi kesehatan.
Referensi : webmd.com, nejm.org
Baca juga:
Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Kematian Mendadak pada Bayi, Waspada!