Makanan bersantan, bolehkah diberikan pada bayi 6 bulan?
Berikut ini waktu yang tepat untuk mengenalkan makanan bersantan pada bayi.
Memasuki usia 6 bulan, artinya si kecil sudah memulai fase MPASI, makanan pendamping ASI. Para pakar nutrisi pun menganjurkan agar pemberikan MPASI ini dilakukan secara lengkap, baik makronutrien dan mikronutrien. Namun bagaimana dengan makanan bersantan? Apakah santan untuk bayi 6 bulan sudah boleh diberikan?
Setidaknya, pertanyaan ini banyak diajukan oleh orangtua baru, umumnya mereka ragu memberikan santan lantaran menganggap bahwa santan mengandung kolesterol.
Alhasil, tidak sedikit yang bertanya-tanya, “Boleh nggak ya, bubur MPASI bayiku ditambahkan santan?”.
Tahukah Parents, bahwa sebenarnya santan mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat untuk si kecil? Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, santan mengandung nutrisi seperti protein, lemak, serat, kalium, fosfor, kalsium, natriumm, zat besi, tembaga dan vitamin C.
Tentu saja semua nutrisi ini dibutuhkan bayi untuk memberikan energi, memperkuat sistem imun tubuh, dan mendukung pertumbuhan sel-sel sehat dalam tubuh. Akan tetapi, perlu diperhatikan usia yang tepat untuk mengenalkan makanan bersantan pada bayi.
Artikel terkait: Bolehkah konsumsi makanan bersantan saat hamil? Ini penjelasannya!
Santan untuk bayi, kapan boleh diberikan?
Mengutip dari New Health Advisor, santan boleh diberikan untuk bayi saat ia sudah selesai masa menyusui eksklusif, biasanya pada usia 12 bulan. .
Meski disebutkan bisa diberikan saat bayi berusia 1 tahun, dikutip dari Republika, dokter spesialis nutrisi dan penyakit metabolik, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, SpA(K) dari RSCM mengatakan kalau anak usia 6 bulan sebenarnya tidak ‘diharamkan’ untuk makan santan.
Hal ini dikarenakan santan termasuk MPASI yang menyediakan banyak zat besi, protein, lemak dan karbohidrat. Kandungan lemak seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terkandung di dalamnya justru bisa membantu perkembangan otak anak.
Sementara dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) menegaskan kalau santan mengandung lemak yang dibutuhkan oleh bayi. Selain santan, lemak juga bisa diperoleh dari minyak kanola, minyak kedelai, dan butter.
Lebih lanjut, dokter anak sekaligus penyiar radio ini juga menjelaskan bahwa lemak penting pada makanan bayi dan anak karena lemak memberikan asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin, dan meningkatakan densitas makanan.
Meskipun begitu, sebelum mencoba mengenalkan bayi makanan bersantan, perhatikan dulu beberapa hal berikut ini ya, Bun.
Tips sebelum memberikan santan untuk bayi
Sebelum mengenalkan santan pada bayi, Bunda perlu memperhatikan hal berikut ini agar pemberian santan tetap aman. Berikut ini di antaranya:
- Pastikan si kecil tidak memiliki alergi pada santan: Sama dengan kedelai, santan juga bisa memicu alergi pada bayi. Meskipun hal ini sangat jarang terjadi. Bila si kecil menunjukkan reaksi alergi seperti masalah pencernaan setelah santan, segera periksakan ke dokter.
- Berikan santan dalam jumlah sedikit: Santan termasuk jenis lemak jenuh, yang sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak untuk bayi. Sehingga mengonsumsinya terlalu banyak bisa meningkatkan kadar kolesterol. Ada baiknya pula untuk mengkombinasikan dengan bahan sehat yang lain. Jangan lupa untuk pastikan santan terbuat dari kelapa segar yang tidak mengandung pengawet.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!
***
Referensi: healthline, panganku.org, new health advisor
Baca juga
Telur bebek untuk bayi, kapan waktu yang aman untuk diberikan?