Risiko Hamil dan Melahirkan pada Usia Paruh Baya
Hamil dan melahirkan setelah memasuki usia paruh baya meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti preeclampsia yang mematikan.
Seringkali, seorang perempuan merasa dirinya tak sempurna jika tidak bisa melahirkan anak dari rahimnya sendiri. Dengan kemajuan teknologi saat ini, seorang perempuan bisa hamil dan melahirkan dengan bantuan medis. Tetapi bagi perempuan paruh baya, hamil dan melahirkan bisa memicu masalah kesehatan. Berikut ulasan mengenai risiko hamil dan melahirkan pada usia paruh baya!
Risiko hamil dan melahirkan pada usia paruh baya
Laura Roley, seorang spesialis pengobatan di Rumah Sakit Umum Massacussets mengatakan, “Seorang perempuan usia 42 tahun yang sehat bisa saja hamil dan melahirkan seperti perempuan yang lebih muda 10 tahun. Tapi, ada beberapa kasus perempuan hamil diatas usia 40 tahun yang mengalami tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, dan juga prediabetic.”
Sebuah studi di University of Southern California menemukan 26% perempuan berusia 50 hingga 54 tahun menderita preeclampsia. Dan 13% mengalami gestational diabetes (diabetes saat hamil).
Penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan yang baru saja melahirkan cenderung memiliki kemungkinan mengalami kanker payudara 15 tahun kemudian dibandingkan perempuan sebaya yang tak pernah melahirkan.
Sebuah studi di Swedia mengikuti perempuan setelah mereka melahirkan dan menemukan fakta bahwa mereka yang pernah hamil cenderung didiagnosa mengalami kanker. Dan perempuan yang memiliki anak diatas usia 35 tahun memiliki risiko yang paling tinggi. Risikonya sebesar 26% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang tak pernah melahirkan.
Lebih lanjut, para ahli dan dokter mengkhawatirkan tingkat stres selama masa kehamilan bisa memicu masalah kesehatan serius pada perempuan paruh baya. Terutama risiko penyakit preeclampsia yang biasa terjadi pada minggu ke 20 masa kehamilan.
Pada perempuan yang hamil di usia muda, risiko terkena preeclampsia hanya sekitar 3-4%, 5-10% bagi wanita yang hamil di atas usia 40 tahun, dan meningkat tajam hingga 35% jika perempuan hamil di atas usia 50 tahun.
Kehamilan justru dapat ‘menambah’ penyakit pada perempuan paruh baya
Errol Norwitsz, seorang OB-GYN di Sekolah Kesehatan Yale menyatakan, “Seorang perempuan berusia 50 tahun yang seharusnya tidak memiliki penyakit tekanan darah tinggi hingga usia 60 tahun, bisa mengalami hipertensi selama masa kehamilan. Hal ini bisa membuat ibu dan janin mengalami komplikasi.”
Penambahan beban beberapa kilogram selama masa kehamilan juga bisa memicu masalah jantung pada ibu hamil di atas usia 40 tahun. Risikonya menjadi lebih besar jika si ibu telah memiliki kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Robin Kalis, Direktur Klinik Ibu dan Bayi di Weill Cornell mengatakan bahwa, perempuan paruh baya memiliki rahim yang lebih tua.
“Perempuan paruh baya memiliki rahim yang lebih tua, sehingga tidak bisa berkontraksi dengan baik dan tidak bisa melahirkan secara normal. “
Hamil di usia paruh baya tidak hanya membahayakan kesehatan ibu, tapi juga memungkinkan bayi mengalami masalah kesehatan saat lahir. Pikirkan kembali jika Anda ingin hamil saat usia Anda di atas 40 tahun.
Lalu, berapa usia yang tepat untuk hamil?
The medical journal Obstetrician and Gynecologist, yang memuat studi dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists, menyatakan bahwa usia paling aman untuk hamil adalah rentang usia 20 sampai 30 tahun.
Para ahli medis berpendapat bahwa perempuan cenderung memiliki lebih banyak komplikasi seperti preeklamsia, keguguran, kelahiran bayi, kehamilan ektopik, jika mereka berencana untuk hamil di diatas usia 35 tahun. Selain itu, kesuburan seorang perempuan juga mulai menurun di agtas usia 30 tahun, sehingga membuat sulit untuk hamil.
Selain pertimbangan di atas, inlah pertimbangan lain mengenai usia terbaik seseorang untuk hamil berdasarkan situasi dan kondisi yang dimiliki.
- Usia antara 20 hingga 24 tahun adalah masa paling subur bagi perempuan. Namun, perempuan mungkin belum memiliki kesiapan emosional untuk bertanggung jawab sebagai seorang ibu pada usia ini. Jadi, jika Anda merasa belum mampu bertanggung jawab pada usia 20-24 tahun, maka Anda bisa menunda kehamilan.
- Jika seorang perempuan mempertahankan gaya hidup sehat, maka usia 25 hingga 29 tahun sangat ideal untuk kehamilan. Pada usia ini tubuh mampu menangani kehamilan dengan baik. Pada usia ini perempuan juga telah memiliki kematangan emosi untuk bertanggung jawab sebagai seorang ibu.
- Untuk perempuan yang berorientasi karier, usia tiga puluhan awal juga tepat untuk kehamilan. Kesuburan perempuan usia 30-an memang sudah sedikit menurun daripada perempuan usia 20-an. Tapi keuangan keluarga akan lebih baik di usia ini. Jadi, Anda dan suami bisa memenuhi kebutuhan anak dengan lebih baik.
Referensi: health.com, parents.com, babycenter.com
Baca juga:
Wajib tahu! Ini tes darah yang perlu dilakukan bumil di tiap trimester