Peremajaan vagina kini menjadi tren, bunda harus tahu apa saja risikonya

undefined

Tidakan operasi untuk peremajaan vagina memang bukan tanpa risiko. Operasi ini tidak boleh dilakukan sembarangan.

Mungkin Bunda sudah sering dengar kalai beberapa tahun ini peremajaan vagina atau vaginoplasty tengah menjadi tren. Setelah seorang selebritis, Nikita Mirzani mengaku pernah melakukannya, hal ini pun semakin menjadi perbincangan dikalangan wanita.

Vaginoplasty merupakan operasi plastik yang sering dilakukan untuk memperkuat otot vagina setelah melahirkan. Dalam operasi ini, sebuah alat akan dimasukkan ke dalam organ kewanitaan untuk memanaskan atau melaser jaringan vagina.

Untuk membentuk dan mengetatkan kembali vagina, perempuan diperingatkan untuk tidak melakukan prosedur peremajaan ini. Para ahli mengatakan berbagai terapi yang ditawarkan sejumlah klinik pribadi di Inggris dan Amerika Serikat telah menimbulkan risiko terbakar, bekas luka, dan rasa sakit yang cukup lama.

Efek samping operasi untuk peremajaan vagina

peremajaan vagina

Tidakan operasi untuk peremajaan vagina memang bukan tanpa risiko. Operasi ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Menurut dr Ni Komang Yeni Dhanasari, SpOG, efek sampingnya bisa infeksi di vagina.

Dalam operasi jenis ini, sebuah alat dimasukkan ke dalam vagina untuk memanaskan atau melaser jaringan vagina. Meskipun prosedur ini tidak termasuk pembedahan dan dapat dilakukan saat makan siang, tindakan ini tidak 100% aman.

Selain itu metode laser dengan dosis yang tidak tepat, ditambah peralatan-peralatan yang tidak stabil, bisa membuat vagina si pasien mengalami luka hingga penyempitan. Ia juga mengatakan tidak terdapat bukti yang mengisyaratkan alat vaginoplasty tanpa pembedahan, berguna untuk memperbaiki otot vagina atau membentuk kembali jaringan vagina sehingga bisa menimbulkan efek samping.

Pemahaman pasien terhadap peremajaan vagina harus menyeluruh

peremajaan vagina

dr Yeni mengingatkan bahwa vagina setiap perempuan tidaklah sama. Jika perempuan mengawatirkan bentuk dan indera perasa vaginanya, seharusnya mereka berbicara kepada ahli kesehatan. Ia juga menambahkan bahwa pemahaman pasien terhadap vaginoplasty harus menyeluruh agar dapat meminimalisir efek samping.

Caranya dengan berkonsultasi pada ahli kesehatan terkait, serta melakoni serangkaian latihan dasar di bagian panggul yang dapat memperbaiki otot dan kepekaan saat berhubungan seksual.

Sementara itu Dr Vanessa Mackay dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) Inggris mengatakan, “Tidak terdapat bukti yang mengisyaratkan alat ‘peremajaan vagina’ tanpa pembedahan berguna untuk memperbaiki otot vagina atau membentuk kembali jaringan vagina.

“Untuk memperkuat otot di sekitar vagina, perempuan didorong untuk melakukan latihan dasar panggul yang dapat memperbaiki otot dan kepekaan saat berhubungan seksual.”

Peremajaan vagina kini menjadi tren, bunda harus tahu apa saja risikonya

Kekeringan vagina adalah hal yang umum terjadi, dan merupakan masalah yang dapat ditangani. Keadaan ini dapat disebabkan berbagai hal, termasuk menopause, ASI, melahirkan, tidak terangsang sebelum berhubungan seks dan sejumlah jenis kontrasepsi

Selain itu perempuan didorong untuk mencoba menolong diri sendiri sebelum bertemu ahli kesehatan, termasuk dengan menggunakan pelembab dan pelumas vagina. Jika hal ini tidak berguna, dokter kemungkinan akan memberikan estrogen vagina, kata RCOG.

Nah jika Bunda sempat berpikir untuk melakukan peremajaan vagina, ada baiknya untuk memperhatikan berbagai risiko yang dijabarkan di atas.

Sumber: BBC, Detik Health

Baca juga:

id.theasianparent.com/merawat-vagina/

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.