Gairah seks suami kian menurun? Bisa jadi disebabkan 5 penyakit ini
Hati-hati, gairah seksual pria yang kian menurun dalam waktu yang lama juga bisa menandakan penyakit kronis.
Ada banyak alasan mengapa performa seorang pria tiba-tiba saja menurun atau bahkan menjadi ‘loyo’. Stres, depresi, hingga libodo yang menurun bisa menjadi penyebab kejantanan pria menurun.
Kondisi ini tentu saja menjadi momok yang menakutkan. Biar bagaimana pun, bagi pria, termasuk pasangan Anda tentu ingin terlihat jantan di depan mata sang istri. Alih-alih terlihat perkasa di atas ranjang, jika Mr. P yang tidak siap tempur dan gagal menunaikan tugasnya, hal ini tentu saja dianggap sangat memalukan.
Kondisi ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena bisa berujung dengan terancamnya kehidupan pernikahan.
Hanya itu? Tentu saja tidak, saat gairah seksual terus menurun dan berlangsung dalam jangka waktu lama justru menjadi sebuah ‘alarm’ yang menandakan kondisi penyakit yang mungkin sedang dialami.
Berikut 5 kondisi atau penyakit yang mungkin terjadi:
Penyebab kejantanan pria menurun #1. Penyakit tiroid
Tahuka Anda bawa hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif, berkaitan dengan berbagai gejala, termasuk disfungsi seksual? Meskipun kondisinya lebih kecil untuk memengaruhi pria daripada wanita, namun hal ini nyatanya bisa menyebabkan masalah yang sama seperti ejakulasi dini atau ereksi yang tertunda.
Jelas saja, jika keseimbangan hormon tidak dipulihkan obat, pengurangan energi dan gejala lainnya, yang semuanya memainkan peran penting dalam dorongan seksual.
Penyebab kejantanan pria menurun #2 Testosteron rendah
Testosteron bertanggung jawab untuk membangun otot dan massa tulang, termasuk untuk merangsang produksi sperma. Inilah yang menjadi faktor dorongan seksual menurun.
Meskipun bervariasi, namun tingkat tersosteron pria dewasa dianggap rendah, atau T rendah, ketika kadar mereka turun di bawah 240 nanogram per desiliter (ng / dL). Ketika kadar testosteron Anda menurun otomatis membuat hasrat Anda untuk bercinta juga berkurang.
Untuk itu, jangan lupa konsultasikan dengan dokter jika memang kondisi tersebut sudah dirasa mengganggu, termasuk masalah kehidupan seks. Mungkin dokter akan merekomendasikan suplemen atau gel untuk meningkatkan kadar testosteron.
Baca juga : Gairah seksual menurun setelah usia pernikahan ke-5? Ini kata psikolog
Penyebab kejantanan pria menurun #3 Restless legs syndrome
Restless legs syndrome (RLS) merupakan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan kaki Anda.
Sebuah studi menemukan bahwa pria dengan RLS berisiko lebih tinggi untuk mengalami disfungsi ereksi (DE) daripada mereka yang tidak mengalami. Dalam studi tersebut para peneliti juga menemukan bahwa pria yang merasakan RLS setidaknya lima kali per bulan, sekitar 50 persen lebih mungkin untuk mengembangkan ED daripada pria tanpa RLS.
Penyebab kejantanan pria menurun #4 Diabetes
Penyakit tertentu, seperti kanker, dapat mengurangi jumlah produksi sperma. Penyakit kronis lainnya yang dapat mematikan libido, termasuk diabetes.
Pada pria yang mengalami diabetes tentu saja akan berisiko mengalami kerusakan sistem saraf dan pembuluh darah hingga menyebabkan masalah disfungsi ereksi dan sulit orgasme. Lebih menyedihkan lagi, 1 dari 3 pria yang terkena diabetes mengalami disfungsi ereksi alias impotensi.
Penyebab kejantanan pria menurun #5 Penyakit Jantung
Tahukah Anda bahwa penyakit jantung sangat memengaruhi kehidupan seksual? Adanya masalah pada kerja jantung dapat menyebabkan aliran darah ke sekujur tubuh terhambat, termasuk ke area sensitif dan organ intim Anda. Padahal, aliran darah yang optimal diperlukan untuk pria bisa mencapai dan mempertahankan ereksi, dan untuk wanita agar bisa terangsang dan mencapai orgasme. Itu sebabnya penyakit jantung juga berkaitan erat dengan faktor risiko disfungsi ereksi pada pria.
Beberapa penyakit di bawah ini juga berisiko menurunkan kejantanan, yaitu obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gagal paru-paru, jantung, ginjal, dan hati kronis.
Jika Anda mengalami masalah penurunan gairah seksual, bicarakan dengan pasangan untuk mencari tahu langkah apa yang bisa dilakukan. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk menemui androlog atau terapis seks untuk mengatasi masalah tersebut.
Referensi: Healthline, Medical Daily