Sariawan pada bayi sering kali membuat si kecil menangis tanpa henti dan cukup membingungkan bayi para orangtua. Pasalnya, sariawan tersebut terkadang muncul di rongga mulut yang sulit terlihat oleh orang dewasa.
Bayi, seperti juga orang dewasa, dapat terserang sariawan. Sariawan pada bayi dapat disebabkan oleh jamur; yaitu Candida albicans. Sariawan pada bayi umum terjadi pada usia anak 2 bulan ke atas. Meski begitu, sariawan bisa juga terjadi pada bayi yang lebih besar atau anak-anak.
Artikel terkait: 10 Rekomendasi Obat Sariawan untuk Dewasa dan Anak-anak, Aman dan Mudah Didapat!
Penyebab Sariawan pada Bayi

Jamur Candida albicans pada umumnya tumbuh dalam sistem pencernaan manusia. Namun ketika daya tahan tubuh menurun, jamur dapat menginfeksi tubuh dan menimbulkan sariawan.
Pertumbuhan jamur berlebih juga menyebabkan ruam popok dan infeksi jamur vagina. Bayi dapat mengalami sariawan dan ruam popok secara bersamaan.
Bayi pertama kali melakukan kontak dengan jamur saat ia melalui jalan lahir. Sariawan dapat muncul begitu terjadi perubahan hormonal ketika bayi keluar dari jalan lahir ibunya.
Jamur juga bisa tumbuh subur pada bayi yang mendapat pengobatan antibiotik melebihi jangka waktu pemakaian. Sariawan juga bisa terjadi setelah penggunaan obat-obatan steroid.
Selain karena jamur, sariawan juga dapat dipicu oleh adanya trauma atau luka tertentu yang terjadi pada mulut bayi dan adanya infeksi virus herpes. Sariawan yang disebabkan oleh luka pada mulut disebut dengan stomatitis aphtosa dan sariawan yang disebabkan oleh virus herpes disebut dengan stomatitis herpetik.
Stomatitis aphtosa umumnya terjadi ketika luka pada mulut bayi terinfeksi oleh jamur. Sedangkan, stomatitis herpetik umumnya terjadi karena infeksi di bagian belakang tenggorokan bayi.
Gejala Sariawan pada Bayi
Melansir Encyclopedia of Children’s Health, stomatitis atau sariawan pada bayi ditandai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di mulut, dan adanya luka terbuka atau borok di mulut. Stomatitis herpetik dapat menyebabkan gejala berikut:
- Demam, kadang-kadang mencapai 38,3 hingga 40 °C, yang mungkin didahului munculnya lecet dan bisul satu atau dua hari.
- Lekas marah dan gelisah
- Lecet di mulut, sering di lidah atau pipi atau langit-langit mulut, yang kemudian menyembul dan membentuk bisul (bisul ini biasanya kecil berdiameter sekitar satu sampai lima milimeter, putih keabu-abuan di tengah, dan merah di sekitar tepi).
- Gusi bengkak yang mungkin teriritasi dan berdarah
- Sakit di mulut
- Meneteskan air liur
- Kesulitan menelan
- Napas berbau busuk.
Sementara, stomatitis aphtosa dapat menyebabkan gejala berikut:
- Sensasi terbakar atau kesemutan di mulut sebelum timbulnya gejala lain
- lesi kulit pada selaput lendir mulut, yang dimulai sebagai bintik merah atau benjolan, kemudian berkembang menjadi ulkus terbuka, yang biasanya kecil (diameter satu hingga 2 mm hingga 1 cm). Ulkus dapat tunggal atau pecah dalam kelompok. Ulkus terasa sakit, dan bagian tengahnya tampak putih atau kuning dengan tekstur berserat. Tepi luka mungkin berwarna merah cerah.
Berdasarkan laman WebMD, sariawan pada bayi biasanya dapat berlangsung sama seperti orang dewasa, biasanya berlangsung 5 hingga 10 hari. Umumnya, sariawan atau stomatitis tidak berhubungan dengan demam. Namun tentunya, hal ini bisa sangat menyakitkan pada bayi dan membuatnya kehilangan nafsu makan atau menyusu.
Mendeteksi Sariawan pada Bayi

Bila melihat ada bulatan putih kecil pada lidah atau rongga mulut si kecil, cobalah usap dengan jari yang telah dibungkus dengan kain kasa steril. Karena bisa jadi bulatan tersebut hanya residu susu.
Sariawan biasanya tumbuh pada sisi lidah atau mukosa (bagian dalam pipi), tenggorokan dan gusi. Dan jika disentuh, lekukan pada luka tersebut tidak akan mudah kembali kebentuk semula.
Jumlah sariawan pada bayi, tidak sebanyak pada orang dewasa. Biasanya hanya berupa 1-2 luka saja. Bentuknya seperti bulatan kecil dengan diameter 1-3 mm dan berwarna putih kekuningan.
Artikel terkait: 8 Cara Mengatasi Sariawan pada Anak
13 Cara Mengatasi Sariawan pada Anak

Sariawan pada bayi umumnya tidak perlu perawatan khusus, dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Beberapa bayi biasanya sangat rewel jika menderita sariawan, sementara yang lain seperti tidak merasakan sakit sama sekali.
Namun, ada beberapa pengobatan yang dilakukan orangtua untuk mengobati sariawan pada bayi, di antaranya yaitu:
1. Air Garam
Dikutip dari laman Parents, garam tidak hanya bertindak sebagai antiseptik, tetapi juga dapat meredakan gejala sariawan.
Larutkan satu setengah sendok teh garam ke dalam satu cangkir air hangat. Oleskan larutan air ini menggunakan kapas pada luka dengan lembut.
2. Yogurt
Yoghurt alami penuh dengan bakteri “sehat” yang disebut probiotik, yang dapat menciptakan keseimbangan ragi di mulut bayi. Secara efektif, yogurt
dapat menghentikan penyebaran sariawan.
Pastikan Parents memberi anak yogurt tanpa rasa dan tanpa pemanis. Hal ini dikarenakan, bakteri Candida albicans adalah bakteri yang menyebabkan infeksi jamur yang menyukai gula.
Jika si kecil masih terlalu kecil untuk mengonsumsi yogurt, cobalah mengoleskannya ke area yang terkena dengan kapas. Parents juga dapat mencari probiotik yang aman untuk bayi (acidophilus).
3. Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa mengandung asam kaprilat. Zat berlendir ini dapat membantu mengatasi sariawan pada bayi.
Oleskan ke bercak putih pada sariawan bayi dengan kapas. Namun, Parents harus memastikan dia tidak alergi kelapa sebelumnya. Cara tradisional lainnya adalah dengan mengoleskan minyak kelapa murni ke puting susu sebelum ibu menyusui si kecil.
4. Minyak Pohon Teh
Minyak pohon teh (tea tree oil) adalah obat herbal, dan hanya dapat digunakan secara topikal pada bayi. Minyak ini memiliki efek antijamur yang kuat, sehingga dapat membunuh sejumlah mikroba berbahaya dalam keluarga protozoa.
Gunakan 1 atau 2 tetes minyak pohon teh untuk setengah cangkir air matang dan dingin. Oleskan dengan cotton bud bersih ke bagian sariawan.
5. Lemon
Lemon dianggap memiliki kemampuan antiseptik dan antijamur yang membantu melawan jamur penyebab sariawan. Sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Phytomedicine mengatakan, lemon ditemukan menjadi pengobatan yang lebih efektif untuk sariawan.
Oleskan perasan air lemon pada area sariawan menggunakan kapas lembut. Atau bisa juga memberikan jus lemon segar pada bayi. Namun, cara ini khusus untuk bayi yang sudah mulai makan makanan padat atau MPASI. Selain itu, orangtua juga wajib mengawasi jumlah konsumsi lemon pada bayi sehingga tidak menyebabkan masalah pencernaan.
6. Kunyit
Kunyit mendapatkan warna kuning cerah dari kurkumin. Kurkumin adalah senyawa kuat yang dianggap memiliki kemampuan anti-inflamasi. Studi yang dipublikasikan dalam Bioscience Reports tahun 2010 menemukan bahwa kurkumin menjadi antijamur terhadap spesies Candida albicans dan non-albicans.
Dengan kata lain, kunyit dapat menjadi obat sariawan pada bayi alami. Caranya dengan memberikan bayi makanan yang mengandung kunyit untuk bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas. Bisa juga mengoleskan pasta kunyit pada sariawan bayi. Namun karena kunyit memberikan warna kuning, Parents tak perlu panik untuk menghilangkan bekas kuning karena akan memudar seiring berjalannya waktu.
7. Soda Kue
Soda kue encer atau natrium bikarbonat juga dapat memerangi gejala sariawan. Larutkan setengah sendok teh soda kue dalam satu cangkir air hangat, dan oleskan ke sariawan anak Anda dengan kapas. Anda juga bisa mengoleskan pasta pada puting susu ibu sebelum menyusui.
8. Cuka Sari Apel
Studi yang terbit dalam Journal of Prosthodontics tahun 2014 menyebutkan, cuka sari apel memiliki sifat antijamur terhadap bakteri Candida. Dengan kata lain, cuka sari apel dapat mengobati stomatitis.
Pada bayi, cobalah untuk mengoleskan cuka sari apel pada sariawannya. Ini mungkin membuatnya perih dan tidak nyaman, sehingga bayi perlu disusui atau diberikan minum setelah mendapat olesan larutan tersebut.
Sementara, pada anak yang sudah bisa meludah, coba untuk mengajarinya berkumur menggunakan cuka sari apel sekitar 2 menit.
9. Perbanyak Cairan

Memperbanyak minum air putih juga baik untuk melawan sariawan pada bayi. Pastikan, jangan memberi air putih pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.
Untuk bayi di bawah usia 6 bulan, berikan ASI untuk membantunya tidak dehidrasi. Selain itu, Jangan lupa untuk tetap memberikan ASI pada si kecil agar ia tidak trauma atau merasa kesakitan, berikanlah ASI dengan cara disendok sedikit demi sedikit.
10. Tambahkan Vitamin B dan Vitamin C
Jika bayi sudah mendapat MPASI, maka buatlah makanan pendamping lebih lembut lagi dan perkaya menu dengan makanan yang banyak mengandung vitamin B dan vitamin C.
Vitamin B12 dapat mencegah terjadinya sariawan. Vitamin C atau disebut asam askorbat juga diperlukan untuk fungsi sistem kekebalan tubuh yang tepat. Ini dilakukan dengan mendorong produksi sel darah putih, yang membantu melindungi tubuh bayi dari infeksi. Vitamin ini juga membantu sel-sel ini berfungsi lebih efektif dan melindungi mereka dari molekul berbahaya
11. Beri Antibiotik Alami
Menambahkan bawang putih pada menu MPASI juga bisa menjadi tambahan “antibiotik” alami untuk si kecil. Selain itu, beberapa antibiotik alami dapat mengusir bakteri Candida albicans. Misalnya jahe, kayu manis, cengkeh, dan oregano.
Artikel terkait: Anak susah makan? Coba tambahkan bumbu ini ke makanannya!
12. Obat Dokter
Selain beberapa pengobatan rumahan, sariawan pada bayi yang tak kunjung sembuh wajib diperiksakan ke dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mengobatinya, dokter mungkin meresepkan obat antijamur (tetes atau gel) yang mengandung nistatin yang harus dioleskan di lidah dan di dalam mulut beberapa kali sehari selama 10 hari.
Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan cotton bud untuk mengoleskan pada area luka sariawan. Tanyakan pula apakah ibu perlu mengoleskan obat anti jamur pada puting ibu guna menghindari terjadinya reaksi bolak-balik dari infeksi jamur pada bayi ke puting ibu.
13. Bantalan Menyusui (breast pad)
Jika ibu menyusui, cara mencegah sariawan pada bayi yaitu dengan gunakan bantalan menyusui (breast pad). Namun, hindari menggunakan bantalan menyusui sekali pakai dengan alas plastik. Selain itu, juga harus menjaga kebersihan bra dan botol atau bagian pompa ASI. Ini juga mencegah terjadinya reaksi bolak-balik antara puting ibu dan mulut bayi.
Pencegahan Sariawan pada Bayi
Selain mengetahui cara mengatasi atau mengobatinya, sariawan pada bayi harus dicegah dengan beberapa cara, seperti:
- Rajin mencuci tangan, mainan, dan dot bayi.
- Cuci handuk, pakaian, dan bra yang mungkin terkena Candida dengan air panas
- Simpan ASI perah ke dalam lemari es sampai sebelum digunakan untuk mencegah pertumbuhan ragi.
- Kurangi asupan gula. Sebuah studi peer reviewed dalam Memórias do Instituto Oswaldo Cruz tahun 2017 menunjukkan bahwa konsentrasi glukosa yang lebih tinggi dapat mendorong pertumbuhan Candida.
- Rajin membersihkan rongga mulut, gusi, dan lidah bayi menggunakan kain kasa yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat atau menggunakan sikat gigi khusus bayi.
Nah, itu dia Parents informasi mengenai sariawan pada bayi. Sebelum melakukan berbagai cara pengobatannya ketahui terlebih dahulu gejala yang dialami sang bayi. Pastikan untuk terus menjaga kebersihan area sekitar bayi, karena sebagian besar bayi akan sering memasukkan benda yang ada di genggamannya atau di dekatnya, dan memasukkannya ke dalam mulut.
Semoga artikel tersebut bermanfaat ya, Parents!
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Baca Juga:
Penyakit Sariawan pada Bayi
Bayi Susah Makan karena Sariawan? Obati dengan 5 Cara Alami Ini
Si Kecil Sariawan? Lakukan 6 Pertolongan Pertama Ini untuk Mengobatinya, Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.