X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Hidrasi Keluarga
  • Breastfeeding Week 2022
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa

Bacaan 9 menit
Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta PreviaPendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi plasenta menempel pada jalan lahir setengah atau seluruhnya.

Salah satu gangguan kehamilan yang banyak ditakuti oleh para ibu hamil adalah plasenta previa. Seperti kita ketahui, plasenta merupakan satu-satunya jalan bagi bayi untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi. Jadi, memastikan kondisi plasenta atau ari-ari bayi ini dalam keadaan baik sangatlah penting. 

Itulah mengapa Bunda perlu mengetahui kondisi ini sebagai pengetahuan sekaligus pencegahan. 

Artikel terkait: Mengenal Ruptured Plasenta atau Plasenta Lepas

Table of Contents

  • Apa itu Plasenta Previa?
  • Gejala yang Perlu Diwaspadai
  • Kapan dapat Dideteksi?
  • Penyebab 
  • Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa
  • Perawatan 
  • Dapatkah Melahirkan Normal?
  • Komplikasi Lain
  • Jika Ada Kemungkinan Plasenta Previa

Apa itu Plasenta Previa?

Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa

Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan yang relatif jarang terjadi, di mana plasenta melekat pada posisi yang rendah di dalam rahim dan menutupi sebagian atau seluruh serviks atau jalan lahir.

Normalnya, plasenta menempel di sisi atas atau samping uterus, sementara pada kasus plasenta previa, plasenta bayi menempel di sisi bawah uterus dan menutupi jalan lahir. Ini dapat menyebabkan pendarahan hebat selama kehamilan dan persalinan. Ibu dengan plasenta previa juga berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur, sebelum 37 minggu kehamilan.

Dokter biasanya akan melarang ibu hamil dengan kasus ini untuk beraktivitas fisik yang memerlukan tenaga berlebih; seperti mengangkat atau memindahkan beban yang berat. 

Saat persalinan dengan kondisi ini, serviks/jalan lahir Anda terbuka selama persalinan. Hal itu dapat menyebabkan pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim robek. Risikonya dapat menyebabkan pendarahan dan membahayakan Anda dan bayi. Hampir semua perempuan yang memiliki kondisi ini harus menjalani operasi caesar untuk mencegah hal buruk terjadi.

Plasenta previa dapat dikategorikan sebagai dua jenis, yaitu:

  • Previa marginal: ketika plasenta berada dalam jarak 2 sentimeter dari serviks tetapi tidak secara fisik menutupinya, 
  • Previa parsial: ketika plasenta menutupi sebagian dari pembukaan serviks, dan 
  • Previa lengkap: ketika plasenta menutupi seluruh pembukaan serviks.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa

Waspadai gejalanya yang berbahaya bagi janin.

Munculnya pendarahan berwarna merah segar (bright red vaginal bleeding) tanpa rasa sakit pada trimester kedua merupakan salah satu gejala yang umum. Gejala pendarahan sangat bervariasi; dari yang ringan hingga berat.

Pendarahan bisa berhenti dengan sendirinya meski tanpa perawatan apapun; namun akan terjadi kembali beberapa hari/ minggu kemudian. Beberapa kasus juga disertai dengan adanya kontraksi.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang harus Anda waspadai: 

  • Terjadi perdarahan setelah melakukan hubungan suami istri
  • Nyeri hebat di bagian perut atau rasa kram yang ekstrim
  • Perdarahan pada kehamilan di trimester kedua.
  • Flek atau muncul darah lalu berhenti kemudian muncul lagi dalam jangka beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. 
  • Posisi bayi sungsang. Bayi lebih mungkin berada dalam posisi sungsang ketika Anda memiliki plasenta previa. Itu karena pada kehamilan biasa, posisi trimester ketiga yang paling nyaman untuk bayi adalah kepala di bawah rahim, di mana ada ruang paling banyak. Tetapi dengan plasenta previa, plasenta menempati ruang di mana kepala bayi Anda biasanya akan tertarik. Itu dapat menyebabkan dia tetap berada di (atau pindah ke) posisi sungsang.

Gejala plasenta yang menutup leher rahim tidak terlalu berbahaya jika disadari sejak dini di awal masa kehamilan

Dalam kasus seperti ini, Bunda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Sebelum terjadi komplikasi yang jauh lebih parah.

Artikel lainnya : Apa yang Harus Kita Lakukan Bila Mengalami Plasenta Previa?

Kapan dapat Dideteksi?

Kondisi ini dapat dideteksi ketika melakukan pemeriksaan USG. Dokter akan mendiagnosis plasenta previa selama USG pada salah satu kunjungan prenatal rutin. 

Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menunjukkan apakah plasenta Anda menutupi lubang dari rahim ke leher rahim atau tidak. Dokter akan mulai dengan alat yang disebut transduser yang ditempatkan di perut, tetapi jika mereka membutuhkan tampilan yang lebih baik, mereka akan menggunakan transduser yang masuk ke dalam vagina.

Penyebab 

Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa

Plasenta tumbuh di mana embrio menempel di rahim. Jika embrio menempel di bagian bawah, maka plasenta bisa saja tumbuh tepat di atas serviks atau leher rahim yang merupakan jalan lahir janin saat persalinan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan plasenta previa.

Beberapa penyebab kondisi ini terjadi ialah: 

  • Adanya kelainan pada ari-ari bayi
  • Bunda memiliki kelainan pada bagian lapisan rahim, seperti jaringan parut atau fibroid. 
  • Memiliki riwayat endometriosis 

Kebanyakan kasus ini bisa diketahui melalui USG. Jika diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu, ada kemungkinan plasenta akan bergeser dengan sendirinya sesuai dengan perkembangan rahim.

Sebaliknya, bila baru diketahui pada pertengahan trimester kedua, maka dokter akan memutuskan penanganan terbaik sesuai dengan besar kecilnya pendarahan.

Plasenta previa bisa juga terjadi karena beberapa hal berikut ini:

  • Pernah mengalami kasus serupa pada kehamilan sebelumnya
  • Bekas luka pada uterus, misalkan pernah mengalami operasi di bagian perut atau rahim seperti dilatasi dan kuretasi (meskipun saat ini sangat jarang kuretasi dan dilatasi menjadi penyebab plasenta previa).
  • Pernah melahirkan atau sedang mengandung bayi kembar (lebih dari satu)
  • Si Ibu berusia lebih dari 35 tahun
  • Si Ibu adalah perokok dan pengguna obat terlarang seperti kokain.
  • Baru saja melahirkan
  • Memiliki bentuk rahim yang tidak normal
  • Posisi bayi sungsang 
  • Ari-ari bayi berukuran cukup besar
  • Bunda memiliki riwayat keguguran di kehamilan sebelumnya 

Baca juga: Perbedaan USG 2D, 3D, dan 4D

Faktor Risiko Terjadinya Plasenta Previa

plasenta previa

Diagnosis plasenta previa selama trimester ketiga berarti bahwa praktisi Anda mungkin tidak dapat mengikuti rencana kelahiran Anda. Dan insiden pendarahan yang disebabkan oleh previa, jika Anda mengalaminya, bisa menakutkan.

Meskipun tidak berbahaya bagi Anda atau bayi Anda, hal ini dapat menyebabkan pendarahan serius dan kelahiran prematur. Dokter Anda akan memantau Anda dengan cermat dan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah komplikasi.

Cerita mitra kami
Tips Bebas Stres untuk Bunda Menyusui
Tips Bebas Stres untuk Bunda Menyusui
6 Ide Kado untuk Ibu Hamil yang Bermanfaat, Bunda Pasti Suka!
6 Ide Kado untuk Ibu Hamil yang Bermanfaat, Bunda Pasti Suka!
Biar Tidak Mubazir, Ini Tips Membeli Perlengkapan Bayi Baru Lahir
Biar Tidak Mubazir, Ini Tips Membeli Perlengkapan Bayi Baru Lahir
17 Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Hamil
17 Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Hamil

Kemungkinan komplikasi plasenta previa meliputi:

1. Usia 

Plasenta previa lebih mungkin terjadi pada perempuan di atas usia 30 tahun dibandingkan mereka yang berusia di bawah 20 tahun. 

2. Kehamilan Kedua atau Selanjutnya

Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan yang telah memiliki setidaknya satu kehamilan lainnya.

3. Hamil Kembar 

Hamil dengan dua atau lebih bayi meningkatkan kemungkinan mengalami plasenta previa.

4. Operasi Caesar atau Operasi Rahim Sebelumnya

Jaringan parut pada rahim karena operasi sebelumnya, termasuk operasi caesar, pengangkatan fibroid rahim dan prosedur D dan C, meningkatkan risiko plasenta previa.

5. Merokok atau Penggunaan Narkoba

Penggunaan rokok atau kokain selama kehamilan meningkatkan kemungkinan Anda mengalami sejumlah komplikasi, termasuk plasenta previa.

6. Ras Tertentu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan Asia dan kulit hitam memiliki risiko plasenta previa lebih besar daripada kelompok ras lainnya.

7. Fertilisasi in Vitro (IVF)

Teknologi reproduksi berbantuan termasuk IVF telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah plasenta, termasuk plasenta previa.

Artikel terkait: Kenali plasenta perkreta, kelainan plasenta paling bahaya bagi ibu hamil dan janin

Perawatan 

Mengutip dari WebMD, tidak ada obat untuk plasenta previa. Tujuan pengobatan adalah untuk membatasi pendarahan sehingga Anda bisa sedekat mungkin dengan tanggal persalinan Anda.

Dokter bisa memberi Anda obat untuk mencegah persalinan prematur. Juga mungkin akan memberi Anda suntikan kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi berkembang lebih cepat. 

Setelah dokter menilai bahwa bayinya dapat dilahirkan dengan aman (sekitar 36 minggu kehamilan), mereka akan menjadwalkan operasi caesar. Jika pendarahan Anda tidak berhenti, Anda memerlukan operasi caesar darurat, bahkan jika bayi belum cukup bulan.

Perawatan tergantung pada:

  • Jumlah pendarahan. Jika ringan, dokter Anda mungkin menyarankan untuk menghindari aktivitas termasuk seks dan olahraga. Jika pendarahan berat, Anda mungkin perlu pergi ke ruang gawat darurat, dan dirawat di rumah sakit, dan mendapatkan transfusi darah.

  • Seberapa dekat Anda dengan Hari Perkiraan Lahir (HPL)?

  • Kesehatan Anda dan kesehatan bayi

  • Posisi plasenta dan bayi

Dapatkah Melahirkan Normal?

Kadang-kadang memungkinkan untuk melakukan persalinan normal dengan plasenta previa. Tetapi, kebanyakan bumil melahirkan melalui operasi Caesar untuk menghindari pendarahan yang berpotensi mengancam jiwa.

Jika plasenta menutupi serviks sepenuhnya atau sebagiannya pada trimester ketiga, Anda akan melahirkan melalui operasi caesar, dan sekitar 75% akan dijadwalkan operasi caesar sebelum persalinan dimulai. Jika kondisi ini sembuh dan plasenta tidak menutupi serviks, Anda mungkin bisa melahirkan secara normal.

Jika Anda belum mencapai 37 minggu kehamilan dan persalinan prematur diperlukan, Anda akan menerima suntikan steroid untuk mematangkan paru-paru bayi dengan cepat sebelum operasi caesar dilakukan. Lalu jika pendarahan hebat terjadi setelah 36 minggu, dokter dapat merekomendasikan operasi caesar segera.

Komplikasi Lain

Jika Anda memiliki plasenta previa, dokter akan memantau Anda dan bayi untuk mengurangi risiko komplikasi serius berikut ini:

1. Pendarahan

Pendarahan vagina (perdarahan) yang parah dan mungkin mengancam jiwa dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, persalinan, atau dalam beberapa jam pertama setelah melahirkan.

2. Kelahiran prematur

Pendarahan parah dapat menyebabkan operasi caesar darurat sebelum bayi Anda cukup bulan.

3. Spektrum plasenta akreta

Plasenta previa dikaitkan dengan sekelompok kondisi yang disebut spektrum plasenta akreta. Dengan kondisi ini, plasenta tumbuh ke dalam atau melalui dinding rahim. Plasenta akreta memiliki risiko tinggi perdarahan selama kehamilan atau selama dan setelah melahirkan.

4. Vasa previa 

Komplikasi kehamilan yang sangat langka ini, yang terjadi pada sekitar 1 dari 2.500 kehamilan, terjadi ketika pembuluh darah janin dari plasenta melewati lubang vagina. Lebih umum (walaupun masih jarang) jika Anda memiliki plasenta previa. Karena vasa previa dapat menyebabkan perdarahan janin yang fatal ketika serviks mulai melebar atau ketuban pecah, dokter Anda akan merencanakan persalinan caesar dini.

5. Perdarahan dan histerektomi 

Jika Anda memiliki kondisi ini, perdarahan terkadang menjadi tidak terkendali selama persalinan atau beberapa jam setelah melahirkan. Dalam kasus yang jarang terjadi, perdarahan hebat mungkin memerlukan transfusi darah dan/atau histerektomi (yaitu pengangkatan rahim).

6. Peningkatan risiko pada kehamilan berikutnya 

Memiliki plasenta previa selama kehamilan meningkatkan risiko memiliki plasenta previa dan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.

Jika Ada Kemungkinan Plasenta Previa

plasenta previa

Bila mengalami plasenta previa, segeralah menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Jika ibu mengalami pendarahan saat kehamilan diatas 12 minggu segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai dengan gejala, serta usia kehamilan.

Ajak salah satu anggota keluarga pada saat konsultasi sebagai tindakan preventif apabila ibu mengalami pendarahan lanjut. Ceritakan kondisi ibu pada anggota keluarga tersebut agar ia juga dapat menjawab pertanyaan dokter apabila kondisi ibu tidak memungkinkan.

Beritahukan pada dokter sejauh mana pendarahan terjadi; apakah hanya bercak atau malah pendarahan terjadi cukup banyak. Pastikan juga apakah pendarahan disertai rasa sakit dan kontraksi.

Bumil, semoga ulasan di atas bermanfaat.

***

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah

Placenta Previa
www.whattoexpect.com/pregnancy/placenta-previa/ 

Placenta Previa
www.webmd.com/baby/guide/what-is-placenta-previa 

Placenta previa
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/placenta–previa/symptoms-causes/syc-20352768 

 

Baca juga: 

Bagaimanakah posisi normal plasenta selama kehamilan?

Sulit merasakan tendangan janin bisa jadi tanda plasenta anterior, bahayakah?

Waspadai Plasenta Lepas pada Trimester Kedua dan Ketiga

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

ddc-calendar
Bersiaplah untuk kelahiran bayi dengan menambahkan HPL Anda
ATAU
Hitung tanggal HPL
img
Penulis

Rahayu Pawitri

Diedit oleh:

Aulia Trisna

  • Halaman Depan
  • /
  • Kehamilan
  • /
  • Pendarahan pada Trimester Kedua, Waspadai Plasenta Previa
Bagikan:
  • Bila Anda Mengalami Plasenta Previa

    Bila Anda Mengalami Plasenta Previa

  • 5 Hal yang Cuma Dimengerti Ibu Hamil di Trimester Akhir

    5 Hal yang Cuma Dimengerti Ibu Hamil di Trimester Akhir

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • 19 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil Harus Coba!

    19 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil Harus Coba!

app info
get app banner
  • Bila Anda Mengalami Plasenta Previa

    Bila Anda Mengalami Plasenta Previa

  • 5 Hal yang Cuma Dimengerti Ibu Hamil di Trimester Akhir

    5 Hal yang Cuma Dimengerti Ibu Hamil di Trimester Akhir

  • Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

    Video Pencabutan Staples Usai Cesar, Ternyata Beda dengan Jahitan

  • 19 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil Harus Coba!

    19 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil Harus Coba!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar kehamilan.