[Video] Daycare ini ditutup akibat terbukti sering menyiksa anak yang dititipkan
Pelecehan anak pra sekolah merupakan masalah yang sangat serius. Jika Parents mencurigai anak Anda korban penyiksaan, berikut yang perlu Anda lakukan.
Sebuah kasus pelecehan anak pra sekolah terjadi di Cina. Dalam video yang tersebar viral, tampak seorang balita diperlakukan buruk di sebuah pusat penitipan anak di Shanghai.
Kasus ini menimbulkan keresahan di antara para orangtua sehingga mereka menuntut agar sang guru diadili.
Di video tersebut terlihat seorang wanita menarik ransel yang sedang dikenakan oleh seorang gadis kecil, lalu mendorongnya ke meja hingga kepala anak itu terbentur. Menurut laporan Radio Free Asia, wanita itu juga terlihat melepas pakaian sang anak.
Video lainnya pun bermunculan. Salah satunya saat seorang wanita terlihat memaksa seorang balita makan hingga ia menangis. Sementara itu, seorang anak memberi tahu orangtuanya bahwa sesuatu yang ‘pedas’ telah digosokkan ke wajahnya, diduga adalah wasabi.
Anak-anak kecil dalam video tersebut berusia 18 bulan hingga dua tahun.
Menurut BBC, video-video tersebut dirilis ke publik setelah para orangtua yang marah mendatangi polisi untuk mengadukan anak-anak mereka yang terluka.
Artikel terkait: Tragis, Bayi 3 Bulan Meninggal di Tempat Penitipan Anak pada Hari Pertama Ibunya Bekerja
Pelecehan anak pra sekolah: Orangtua menyampaikan ketakutan mereka
Dilaporkan sekitar 25 anak dititipkan di daycare tersebut yang dibuka pada Februari 2017. Tempat penitipan anak tersebut banyak dimanfaatkan oleh para orangtua yang bekerja di perusahaan travel online Ctrip.
Menurut Shanghai Daily, seorang ibu mengatakan bahwa ia merasa ada sesuatu yang tidak beres pada putrinya yang berusia 18 bulan karena terus-menerus menangis setelah pulang dari daycare tersebut.
“Putriku buang air kecil enam kali dalam waktu satu jam dan gurunya memukulinya dengan selimut. Dia tidak mengganti popoknya dengan segera. Dan ketika ia mengganti popok, ia menarik salah satu kaki anakku ketika anakku sedang berdiri di sudut ruangan, dan bukannya membiarkan putriku berbaring dulu,” ujar sang ibu.
Orangtua lainnya menyebutkan bahwa perusahaan Ctrip akhirnya memutuskan mengecek CCTV setelah banyak orangtua mengeluh. Apa yang terlihat di CCTV benar-benar mengerikan.
Setelah polisi melakukan penyelidikan, tiga guru dan seorang petugas kebersihan ditangkap. Kemudian, tempat penitipan anak tersebut ditutup.
Tonton videonya di sini (peringatan: beberapa kejadian tampak mengerikan)
Menyampaikan permohonan maaf
CEO Ctrip, Jane Sun, mengatakan pada media, “Niat awal kami bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menjalankan daycare adalah untuk memiliki tim yang profesional dan berkualitas dalam menjaga anak-anak dari karyawan Ctrip.”
“Kami sedih dan marah melihat pelecehan anak pra sekolah, sesuatu yang tak pernah kami harapkan terjadi. Atas nama perusahaan, saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada keluarga dan anak-anak yang terlibat.”
Sementara itu, ribuan pengguna media sosial telah menyatakan kemarahan dan kekhawatiran mereka tentang apa yang terjadi di situs microblogging Sina Weibo.
Tanda jika Parents mencurigai terjadi pelecehan anak pra sekolah pada balita Anda
- Anak Anda menangis dan meronta-ronta saat tiba waktunya untuk pergi ke tempat penitipan anak atau sekolah atau kepada orang lain yang merawatnya.
- Anak-anak Anda tampak ketakutan di sekitar orang tertentu padahal sebelumnya baik-baik saja.
- Anak Anda menunjukkan perubahan perilaku yang tiba-tiba di rumah, seperti mengabaikan orangtua atau menjadi terlalu curiga.
- Anak Anda pulang dengan memar atau luka atau lecet atau bekas luka yang tidak dapat dijelaskan.
- Anak Anda mulai sering mengalami mimpi buruk atau sulit tidur.
Apa yang harus Parents lakukan jika Anda mencurigai terjadi pelecehan anak pra sekolah?
- Jika Anda masih ragu, telepon sekolah dan bicaralah dengan kepala sekolah tentang hal itu.
- Jika benar terjadi pelecehan anak pra sekolah, hubungi polisi atau adukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
- Segera lindungi anak Anda dan jauhkan dari pelaku.
- Hubungi psikolog anak untuk membantu menyembuhkan trauma yang terjadi.
Semoga bermanfaat.
*tulisan ini disadur dari artikel di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Ketahui 8 Tips Memilih Daycare yang Baik untuk Anak Berikut Ini