Alasan mengapa payudara wanita lebih besar dari lelaki, Bunda perlu tahu!
Mengapa dada perempuan membesar setelah pubertas, dan masih tetap ada meski sudah melewati masa menopause.
Meski tidak sedang hamil atau menyusui, payudara wanita lebih besar dari laki-laki. Di bangku sekolah kita diajari bahwa Lebih dari 5.000 spesies mamalia di muka bumi memiliki payudara. Namun yang membuat manusia lebih unik adalah payudaranya memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
Payudara mamalia lain umumnya akan tumbuh hanya saat hamil atau menyusui karena sedang memproduksi air susu. Saat air susu habis, payudara mereka akan menyusut. Berbeda dengan payudara manusia yang mulai tumbuh sejak masa pubertas atau remaja, dan akan tetap berukuran besar hingga akhir hidupnya.
Mengapa payudara wanita lebih besar setelah pubertas
Salah satu teori paling populer yang menjelaskan hal ini adalah gagasan Charles Darwin dan kemudian dieksplorasi oleh ahli zoologi Desmond Morris. Dalam bukunya “The Naked Ape” yang terbit pada 1967, Morris menunjukkan bahwa payudara manusia berevolusi sebagai simbol seks untuk menggantikan bagian pantat yang besar dari primata betina.
Saat nenek moyang kita mulai berjalan tegak, organ seksual tidak lagi jelas terlihat. Hal ini membuat para pria kesulitan mengetahui apakah lawan jenisnya sudah matang secara seksual. Dalam perkembangannya, payudara mungkin terbentuk sebagai jawaban atas masalah tersebut.
Teori ini setidaknya akan menjelaskan mengapa dada perempuan membesar setelah pubertas, namun masih belum bisa menjelaskan mengapa payudara masih tetap ada meski sudah melewati masa menopause.
Dilansir IFL Science, Minggu (18/11/2018) payudara perempuan berbeda dengan payudara mamalia betina lain. Di dalam payudara perempuan, terdapat lemak yang mengisi jaringan payudara dan berfungsi memberi bentuk dan bersifat lebih permanen.
Selain dianggap seksi dan menunjang penampilan, payudara juga bisa berbahaya dan mematikan.
Kanker payudara menjadi penyebab nomor satu kematian yang terjadi pada wanita di seluruh dunia. Sejauh ini para ahli mengatakan bahwa kanker payudara tidak umum di kalangan primata. Hal ini mungkin karena risiko kanker yang meningkat seiring bertambahnya usia, sementara primata biasanya tidak berumur panjang untuk mengembangkan kanker payudara.
Kemungkinan lain, ada hubungannya dengan jaringan payudara permanen tadi. Kanker lebih sering terjadi pada jaringan yang cepat membelah. Setiap kali sel-sel dilahirkan dan mati, ada kesempatan dalam siklus sel untuk membuat kesalahan dalam memperbaiki DNA.
Pada dasarnya sel dengan kesalahan bisa menjadi sel kanker. Jaringan payudara membelah dengan sangat cepat sehingga ada kesempatan lebih besar untuk melakukan kesalahan. Itu mungkin menjelaskan mengapa menghilangkan kedua payudara mengurangi risiko wanita terkena kanker payudara paling sedikit 95 persen.
Mencegah Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara dimulai dengan kebiasaan sehat, seperti mengurangi minum alkohol dan tetap berolahraga. Beberapa faktor, seperti riwayat keluarga, tidak dapat diubah. Namun, ada perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara.
Penelitian yang dikutip Mayo Clinic menunjukkan, perubahan gaya hidup dapat menurunkan risiko kanker payudara, bahkan pada wanita berisiko tinggi. Untuk menurunkan risiko Anda lakukan hal berikut ini:
1. Batasi alkohol. Semakin banyak alkohol yang Anda minum, semakin besar risiko Anda terkena kanker payudara. Batasi diri untuk minum kurang dari satu gelas sehari, karena bahkan jumlah kecil pun meningkatkan risiko.
2. Jangan merokok. Bukti menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan risiko kanker payudara, terutama pada wanita premenopause.
3. Kontrol berat badan Anda. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara, terutama jika obesitas terjadi setelah menopause.
4. Aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat, yang membantu mencegah kanker payudara.
5. Menyusui. Menyusui mungkin berperan dalam pencegahan kanker payudara. Semakin lama Anda menyusui, semakin besar menurunkan risiko kanker payudara.
6. Batasi dosis dan durasi terapi hormon. Terapi hormon kombinasi selama lebih dari tiga hingga lima tahun meningkatkan risiko kanker payudara. Jika Anda menggunakan terapi hormon untuk gejala menopause, tanyakan kepada dokter Anda tentang pilihan lain.
7. Hindari paparan radiasi. Metode pencitraan medis, seperti tomografi terkomputerisasi, menggunakan radiasi dosis tinggi. Meskipun diperlukan lebih banyak studi, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kanker payudara dan paparan kumulatif terhadap radiasi selama hidup Anda. Kurangi eksposur Anda dengan melakukan tes seperti itu hanya jika benar-benar diperlukan.
Makan makanan yang sehat dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Sebagai contoh, wanita yang makan makanan Mediterania ditambah dengan minyak zaitun extra-virgin dan kacang-kacangan bisa mengurangi risiko kanker.
Makanan Mediterania kebanyakan mengandung makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Orang yang mengikuti diet Mediterania mendapatkan lemak sehat, seperti minyak zaitun, lebih dari mentega dan ikan.
Mempertahankan berat badan yang ideal juga merupakan faktor kunci dalam pencegahan kanker payudara.
sumber kompas.com
Baca juga: