Amankah minum paresetamol saat hamil? Bunda wajib tahu

Minum parasetamol saat hamil dikaitkan dengan IQ anak yang rendah serta peningkatan risiko ADHD dan autisme.

Ketika hamil, jenis obat yang Bunda minum – termasuk obat umum yang dijual bebas – menjadi terbatas. Hal ini disebkan karena sejumlah kecil kandungan obat dapat melintasi plasenta dan memengaruhi bayi Anda. Baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa obat penghilang rasa sakit yang populer dikonsumsi, misalnya paracetamol untuk ibu hamil ternyata berdampak buruk bagi bayi.

Para peneliti dari beberapa universitas di Amerika Serikat, termasuk Harvard, menemukan bahwa ibu hamil yang minum parasetamol berisiko menurunkan tingkat IQ bayi mereka, meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan autisme. Paracetamol untuk ibu hamil juga bisa mengubah keseimbangan hormon di dalam rahim.

Kesimpulan ini didapat dari sembilan studi yang berbeda yang mencakup 150.000 ibu dan bayi.

Paracetamol untuk ibu hamil dikaitkan dengan keterlambatan bicara pada anak

Sebuah studi menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi parasetamol untuk menghilangkan rasa sakit saat sedang tidak demam, dapat melahirkan anak-anak yang mengalami penurunan IQ sebanyak 3 poin. Dalam penelitian lain, paracetamol untuk ibu hamil dapat menyebabkan wanita melahirkan anak yang mengalami keterlambatan bicara.

Ini bukan pertama kalinya paracetamol untuk ibu hamil dikaitkan dengan keterlambatan bicara. Pada Januari 2018, para peneliti di New York menemukan bahwa parasetamol yang dikonsumsi saat hamil dapat meningkatkan risiko keterlambatan bicara pada anak hingga 6 kali lipat.

Ditambah lagi, calon ibu yang mengonsumsi parasetamol 6 kali atau lebih pada awal kehamilan akan lebih mungkin memiliki anak perempuan yang mengalami keterlambatan berbicara. Wah, terdengar sangat membahayakan ya, Bunda?

Sebelum menyimpulkan untuk mengonsumsi parasetamol atau tidak, Bunda baiknya mengetahui beberapa fakta tentang paracetamol untuk ibu hamil berikut ini.

paracetamol untuk ibu hamil

Paracetamol untuk ibu hamil: Memicu masalah kesehatan lain pada bayi

Penelitian lain yang dipimpin oleh Dr Ilan Matok dari Hebrew University of Jerusalem menemukan bahwa paracetamol untuk ibu hamil akan meningkatkan risiko ADHD pada calon bayi sebesar 30%, dan autisme sebesar 20%. Penelitian ini mengkaji 132.738 ibu dan anak-anak mereka yang berusia antara 3-11 tahun.

Penelitian sebelumnya juga telah menemukan bahwa paracetamol untuk ibu hamil dikaitkan dengan penyakit asma dan masalah perilaku pada anak-anak.

paracetamol untuk ibu hamil

Jadi, bolehkah paracetamol untuk ibu hamil?

Parasetamol memang menjadi pilihan obat penghilang rasa sakit yang disukai ibu hamil, karena dianggap aman dikonsumsi saat hamil. Meskipun demikian, banyak dokter tetap merekomendasikan agar ibu hamil menggunakan dosis parasetamol yang serendah mungkin.

National Health Service UK juga mengatakan, ibu hamil baiknya tidak boleh mengonsumsi obat apa pun dalam 3 bulan pertama kehamilan.

Meski demikian, dokter tetap merekomendasikan paracetamol untuk ibu hamil dalam mengobati demam dan nyeri ringan. Namun, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun selama kehamilan, termasuk parasetamol.

paracetamol untuk ibu hamil

Meringankan stres dan meredakan sakit kepala dengan cara alami

Sebelum Bunda bergegas untuk menggunakan penghilang rasa sakit untuk sakit kepala ringan, mungkin Bunda bisa mencoba metode alternatif ini:

1. Makan dengan baik

Pertahankan pola makan yang sehat dan makanlah pada waktu yang telah dijadwalkan secara teratur. Hal ini bukan hanya dapat mencegah sakit kepala, tapi juga baik untuk kesehatan janin.

2. Tetap terhidrasi

Terkadang, penyebab sakit kepala adalah kurangnya konsumsi air. Ingatlah untuk menjaga tubuh kita tetap terhidrasi dengan baik untuk menghindari sakit kepala.

3. Tidur nyenyak

Tidur tepat waktu secara teratur dapat menghindarkan kita dari sakit kepala saat hamil. hal ini karena kurang tidur dapat menjadi penyebab utama sakit kepala.

4. Olahraga

Tidak harus aktivitas fisik yang berat. Hanya jalan pagi atau latihan aerobik ringan juga dapat membantu untuk mencegah sakit kepala.

5. Jauhi pemicu sakit kepala

Jangan lupa untuk mencatat makanan atau aroma apa yang memicu sakit kepala.

6. Bersantai

Daftarkan diri Anda di kelas yoga, pijat atau cobalah latihan pernapasan dalam. Ini adalah cara yang baik untuk menghilangkan stres yang dapat memicu sakit kepala.

Paling penting adalah berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat apa pun, termasuk perawatan herbal atau obat tradisional.

 

Artikel ini disadur dari tulisan Nicholas Yong di theAsianparent Singapura.

Baca juga:

Berbahayakah naik motor saat hamil? Ini jawabannya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.