Berapapun usianya, mulai dari anak-anak hingga dewasa, perempuan lekat dengan feminine issues atau masalah-masalah kesehatan pada organ intim kewanitaan. Mulai dari bagaimana cara menggunakan pembalut, membersihkan area kewanitaan, hingga masalah-masalah kesehatan pada organ intim wanita. Keluhan atau masalah biasanya menyesuaikan usia, aktivitas seksual, kehamilan, persalinan, hingga kondisi menopause.
Sebagai perempuan, secara alami atau bantuan orang lain, Anda pasti bisa mengatasi masalah-masalah tersebut. Berikut ini beberapa cara modern dalam mengatasi masalah kewanitaan:
Masalah Uroginekologi pada Organ Intim Wanita dan Cara Mengatasinya
Masalah Organ Intim Wanita Sesuai Usianya
Sejak lahir, perempuan selalu lekat dengan risiko masalah kesehatan pada organ reproduksinya. Berikut ini contohnya:
- Baru lahir atau balita: Ada bayi perempuan yang mengalami tertutupnya bibir kemaluan.
- Masuk usia remaja: Beberapa putri remaja mengeluh merasakan rasa nyeri di hari pertama atau selama haid; keputihan berulang.
- Usia dewasa: keputihan, nyeri atau kram saat haid, sakit saat berhubungan seks.
- Kehamilan: Keluar flek-flek saat hamil, sulit mengontrol frekuensi buang air kecil (BAK) atau sering disebut sebagai inkontinensia urine.
- Persalinan: Turun peranakan, kantung kemih turun
- Paruh baya: Menopause.
- Lansia: Kesulitan mengontrol BAK sehingga harus menggunakan popok.
Contoh-contoh di atas hanya sebagian kecil saja dari feminine issues yang pernah terjadi. Artinya, masih banyak masalah kewanitaan yang lebih serius dari itu di mana memerlukan penanganan yang juga serius.
Dr. Alfa P. Meutia, SpOG(K)., Urogin RSU Bunda Jakarta, saat acara peluncuran Layanan Gyn-ROSE Clinic, Selasa (10/08/2021)
“Karena itu, diperlukan beragam penanganan terkini untuk feminine issues pada berbagai usia. Mulai dari intervensi perilaku, latihan otot, hingga pembedahan,” ujar Dr. Alfa P. Meutia, SpOG(K), Urogin Layanan Uroginekologi RSU Bunda Jakarta pada acara peluncuran Layanan Gyn-ROSE Clinic RSU Bunda Jakarta, Selasa (10/08/2021).
Berikut ini beberapa masalah vagina pada wanita dewasa yang berhubungan dengan layanan Uroginekologi:
Artikel terkait: Organ intim terbakar akibat vaginal steaming, wanita ini dilarikan ke UGD
1. Vaginal Laxity
Vaginal laxity dikenal dengan vagina kendur atau longgar, di mana ukuran lubang vagina (genital hiatus) lebih besar. Hal ini biasanya disebabkan oleh kehamilan atau persalinan normal. Diperkirakan, sekitar 50% perempuan yang pernah melahirkan normal mengalami hal ini.
Selain karena persalinan, vaginal laxity juga bisa terjadi pada wanita dengan berat badan berlebih, perempuan dengan gaya hidup tidak sehat, serta beberapa hormon yang menyebabkan otot vagina kendur.
Otot vagina yang kendur sering kali membuat sensasi saat bercinta berkurang, atau pasangan tidak puas. Apakah kondisinya dikembalikan seperti sebelum hamil dan bersalin? Bisa! Salah satu tindakan yang disarankan adalah dengan Laser Vagina Tightening (LVT).
Prosedur ini dilakukan dengan invasi minimal dan waktu penyembuhan singkat, masa pemulihannya hanya sekitar 3-5 hari saja sehingga Anda bisa segera beraktivitas normal.
Artikel terkait: Banyak Dialami Perempuan, Infeksi Jamur Ini Bisa Menyerang Area Organ Intim
2. Atrophy Vaginal, Salah Satu Masalah Organ Intim Wanita
Merupakan kondisi ketika dinding vagina menipis dan meradang. Dampaknya, vagina menjadi sangat kering dan terasa tidak nyaman.
“Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri saat berhubungan dan lecet pada epitel vagina,” ujar dr. Alfa.
Biasanya kondisi atrophy vaginal atau atrofi vagina ini sering dialami oleh perempuan yang sudah menopause. Penyebabnya adalah berkurangnya jumlah hormon estrogen pada organ intim wanita. Di mana tugas hormon tersebut pada vagina sesungguhnya adalah menjaga jaringan vagina tetap tebal dan lembap.
Sehingga saat kadar hormon estrogen itu berkurang, dinding vagina menjadi lebih tipis dan kering juga kurang elastis dan lebih rapuh.
Atrofi vagina bisa menurunkan kualitas hidup wanita. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan intervensi perilaku dengan berkemih secara rutin, latihan otot seperti senam kegel, hingga pembedahan dengan Femilift atau prosedur laser vaginal CO2 yang sifatnya non-invasif untuk menstimulasi produksi kolagen dan elastin.
Artikel terkait: Merasa Takut Berhubungan Intim dengan Pasangan? 3 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
3. Dryness pada Organ Intim Wanita
Penting bagi wanita untuk tetap membuat vaginanya lembap, karena kelembapanlah yang menjaga jaringan pada vagina tetap sehat dan membantu mencegah infeksi serta penyakit menular seksual.
Journal of Women’s Health pada Agustus 2015 menyebutkan, vagina kering juga merupakan masalah yang umum dialami wanita, terutama perempuan berusia di bawah 60 tahun. American Congress of Obstetricians and Gynecologists juga mengatakan, penyebab dari kekeringan tersebut adalah penurunan level estrogen setelah melahirkan, selama menyusui, menopause atau pramenopause.
Pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radiasi pada panggul, obat alergi, asma dan flu juga bisa menyebabkan penurunan estrogen dan lubrikasi vagina. Hal lainnya, bisa dari produk perawatan tubuh seperti sabun berbahan kimia, produk kebersihan, dan parfum.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kekeringan vagina ini. Konsultasikan dengan dokter di layanan uroginekologi untuk mengetahui metode apa yang tepat bagi Anda.
***
Uroginekologi merupakan subspesialisasi yang menggabungkan antara urologi dan ginekologi. Layanan Uroginekologi ini juga meliputi skrining awal kondisi si pasien, ultrasonografi (USG), perineometri, tindakan laser vagina (Femilift), labiaplasty, hysteroscopy, dan masih banyak lainnya.
Baca juga:
Catat! Ini waktu yang tepat mengedukasi anak soal kebersihan organ intim
Bunda wajib tahu! Ini 9 penyebab benjolan di vagina, mulai yang berbahaya dan tidak
Selain seks rutin, ini 4 cara ampuh atasi miss v kering
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.