Merancang Pola Asuh untuk Anak

Menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak, tidaklah mudah. Jika tidak sesuai dengan karakter salah-salah akan merusak kepribadian anak di masa depan, bahkan menyulitkan pengasuhan kita untuknya.

Merancang pola asuh semenjak dini akan memudahkan orang tua dalam mengasuh anaknya kelak

Merancang pola asuh semenjak dini akan memudahkan orang tua dalam mengasuh anaknya kelak

Pada usia golden years-nya, si Kecil menyerap begitu banyak informasi. Pola asuh kita, kehidupan disekitarnya, hingga apapun yang ia lihat melalui layar kaca. Aneka informasi inilah yang kemudian akan membentuk sifat dalam dirinya.

Bila kita terlalu over protective padanya maka ia akan menjadi anak yang tak mandiri. Jika lingkungan terlalu memanjakannya, maka ia akan menjadi orang yang selalu menuntut untuk dituruti semua keinginannya. Dan bila tontonan sehari-harinya sangat permisif dengan kekerasan, maka ia akan menjadi mudah melayangkan pukulan pula nantinya.

Karakter anak dibentuk hingga ia berusia 6 tahun. Dan setelah masa itu terlewat, maka pola asuh yang ia terima akan menetap menjadi sifat dan perilakunya. Bila hal positif yang selalu ia terima, maka sifat dan perilaku positif pula yang ia miliki; dan begitu pula sebaliknya.

Jadi tidaklah benar jika menganggap anak akan berubah dengan sendirinya saat ia besar. Semua tergantung dari pola asuh seperti apa yang ia terima di masa balita-nya. Untuk itu merancang pola asuh yang tepat harus menjadi agenda utama orang tua, sejak si kecil lahir.

3 Konsep pola asuh untuk anak

Dalam sebuah jurnal Parenting, Richard M. Ryan dan Wendy S. Grolnick mengungkapkan bahwa ada 3 konsep pola asuh yang akan mempengaruhi bagaimana seorang anak dapat mengatur dirinya sendiri hingga ia mampu membangun motivasi untuk mencapai kesuksesan bagi dirinya sendiri.

Ketiga konsep tersebut adalah autonomy support, involment support, dan provision structure. Ketiga konsep pola asuh tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Hanya saja pemberian porsinya diberikan sesuai dengan tingkat usia dan pemahaman anak.

Mengajarkan mandi adalah salah satu bentuk pola asuh Autonomy Support

Mengajarkan mandi adalah salah satu bentuk pola asuh Autonomy Support

1. Autonomy support

Sesuai dengan namanya, tujuan dari pola pengasuhan ini adalah bagaimana mendorong anak untuk dapat mandiri melakukan rutinitas hariannya dengan kehendaknya sendiri tanpa ada paksaan dari luar. Selain itu juga mampu untuk mencari solusi dan mengambil keputusan untuk setiap masalah yang ia hadapi.

Untuk itu pola pengsuhan yang diterapkan adalah menghargai dan memahami apa yang si kecil inginkan. Peran orang tua disini adalah sebagai pemberi dukungan dan fasilitator.

Coba juga baca Kedisiplinan anak balita dan sosialisasinya

Autonomy support pada usia balita

Pada usia 2-3 tahun, ijinkan ia mencoba makan sendiri. Jangan surutkan keinginannya untuk mandiri dengan memarahinya karena makanan berantakan. Biarkan ia memilih makanan yang hendak ia makan.

Ijinkan pula ia memilih pakaian yang hendak dipakai. Perlahan parents dapat meningkatkan pembelajaran si kecil dengan membiarkan ia mandi sendiri, buang air dan membersihkan sendiri, serta membersihkan mainannya sendiri.

Cobalah biasakan menanyakan aktivitas yang hendak ia jalani sesuai mandi, misalnya. Hal ini akan membantu anak memahami urutan waktu dan kegiatan. Pada usia tiga tahun, mulai kenalkan si kecil dengan waktu yang tertera pada jam. Kelak ketika memasuki usia lima tahun, Parents dapat mengajaknya menyusun jadwal harian kegiatan si kecil sesuai dengan keinginannya.

Autonomy support pada usia sekolah (6-12 tahun)

Memasuki usia sekolah, kegiatan anak pun mulai beragam. Untuk itu ijinkan anak memutuskan kapan ia akan belajar, bermain juga berkegiatan lain diluar kegiatan sekolahnya.

Meski selalu memberi kesempatan untuk memilih, peran orang tua tetap dibutuhkan; mengingat anak kadang masih sering mengikuti apa yang ia inginkan dibanding apa yang ia butuhkan.

Artikel untuk ide mengajarkan etika di meja makan

Involvement support berarti membantu anak untuk dapat mandiri dalam kegiatannya

Involvement support berarti membantu anak untuk dapat mandiri dalam kegiatannya

2. Involment support

Pola pengasuhan involvement support bertujuan untuk memberitahu anak bahwa orang tua akan selalu terlibat aktif mendukung seluruh kegiatan anak. Pada usia balita, keterlibatan ini mungkin berupa bantuan atau uluran tangan saat anak kesulitan, melakukan aktivitasnya.

Namun, ketika anak beranjak besar, maka bentuk bantuan harus mulai dikurangi dan dirubah dalam bentuk komunikasi guna mengetahui apakah anak mengalami masalah atau tidak.

Involvement support pada usia 0-3 tahun

Bentuk dukungan orang tua pada usia ini tentu saja masih sangat banyak. Orang tua dapat mengajarkan kepadanya bagaimana memegang sendok saat makan, menggosok gigi, memegang pensil, belajar berjalan hingga berbahasa.

Involvement support pada usia 3-5 tahun

Seperti pada autonomy support, pada tahap usia ini, orang tua sudah mulai mengurangi keterlibatannya dalam aktivits anak. Saat anak hendak menggosok gigi, orang tua cukup membantu mengambilkan air kumur atau menaruh pasta gigi di sikat.

Involvement support pada usia sekolah (6-12 tahun)

Bentuk involvement support dari orang tua dapat berupa menyiapkan bekal ke sekolah, membantu anak mencari solusi saat kesulitan dengan pekerjaan rumahanya dan lain sebagainya.

Pada tahap ini Parents harus dapat menajdi teman yang baik bagi anak. Bentuk involvement yang berkesan mencampuri malah akan membuat anak menjauhi orang tua.

Sebagai contoh saat ingin mengetahui bagaimana aktivitasnya disekolah,maka hindari memberikan pertanyaan seperti “Tadi ngapain aja disekolah? Kenapa pulang sampai sesore ini?”

Berilah anak pertanyaan atau pernyataan pancingan seperti, “Wah, kakak pasti capek ya pulang sesore ini.” mendengar perhatian seperti ini, tanpa anak sadari, cerita aktivitas sehariannya pun pasti akan langsung meluncur dari mulutnya.

Artikel terkait: Pujian untuk Memotivasi Anak

3. Provision support

Provision support merupakan bentuk pola asuh dengan mengenalkan anak kepada aturan. Pola asuh ini akan membentuk anak untuk berdisiplin menjalankan rutinitasnya sehari-hari. Selain itu juga membuat anak menyadari bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa ia langgar dengan alasan kesopanan atau norma lainnya.

Provision structure untuk anak usia 0-1 tahun

Pada tahap ini, pola asuh provision structure yang diberikan dapat berupa ketepatan waktu mandi, makan, dan tidur. Selain akan membantuk pola kegiatan yang teratur, kebiasaan seperti ini dapat membantu anak untuk menyesuaikan jam biologisnya dengan anggota keluarga yang lain.

Meski begitu tetap harus diingat bahwa pola kegiatan bayi berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Untuk itu, amatilah terlebih dahulu bagaimana pola bangun, tidur, dan makan si kecil, baru kemudian menetapkan jam-jam mandi, tidur siang dan makan yang tepat untuknya.

Provision structure pada usia 2-5 tahun

Ajaran untuk bertanggung jawab sudah dapat diajarkan mulai usia 2 tahun. Caranya, ajak anak untuk membersihkan mainannya seusai main. Tetaplah konsisten dengan pola yang Parents berikan pada saat usianya 1 tahun.

Pada usia 3 tahun, rewards dan punishment sudah bisa mulai dikenalkan. Ajarkan anak tetang apa yang boleh dan tidak boleh ia lakukan. Ajak anak untuk menyusun aturan. Reward apa yang ia inginkan bila ia mampu melakukan sesuai aturan yang disepakati. Sebaliknya, punishment seperti apa yang akan ia terima bila melanggar aturan-aturan tersebut.

Provision structure usia 6-12 tahun

Pada usia ini anak diharapkan sudah akan memahami aturan sekolah. Jam berapa ia harus sekolah, bagaimana harus bersikap saat proses belajar mengajar berlangsung, apa yang harus ia lakukan dengan tugas yang guru berikan dan lain sebagainya.

Pola asuh provision structure juga bertujuan agar anak tidak hanya mampu berdisipllin pada aturan yang disepakati, namun juga pada aturan di luar lingkungan rumahnya. Contohnya saat teman tidak ingin meminjaminya mainan meski ia sudah minta ijin dengan baik; tetap ia tak boleh merebutnya, karena ada hak teman yang harus ia hormati.

Kunci keberhasilan dari ketiga pola pengasuhan diatas adalah konsistensi dari orang tua. Jadi, jika sudah sepakat membuat aturan A, jangan pernaha ada kata sesekali. Karena ketidak pastian dalam pola pengasuhan anak hanya akan membingungkan anak dan bisa jadi, malah akan membuat anak berani melanggar aturan.

Ingin lebih jauh mengetahui tentang pola asuh anak? Cobalah temukan pada artikel kami di sini:

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.