Parents wajib bilang 'tidak' pada anak di 7 situasi ini

Inilah saran ahli, kapan saat yang tepat mengatakan 'tidak' pada anak.

Mungkin tidak sedikit orangtua yang memiliki pandangan bahwa mengatakan ‘tidak’ pada anak akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan anak karena ada batasan bagi anak untuk bisa bereksplorasi.

Tapi benarkah demikian?

Perlu digarisbawahi, bahwa mengatakan ‘tidak’ pada anak tak selamanya buruk dan tidak membuat Anda menjadi orangtua yang buruk. Justru dari sini anak bisa mengetahui batasan, perilaku yang boleh ia lakukan dan mana yang tidak. Selain itu, mengatakan ‘tidak’ pada anak juga melatih dan menunjukkan pada anak bahwa tidak selamanya keinginannya bisa dipenuhi. Bukankah anak juga perlu diajarkan untuk  kecewa?

Psikolog anak, Laura Markham, sekaligus penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids mengatakan bahwa ketika Anda mengatakan ‘tidak’ kepada seorang anak memang bisa berisiko membuat anak seperti dalam kotak. Hal ini karena rasa inisiatif dan keingintahuan anak jadi dibatasi.

Walaupun begitu, Laura Markham mengungkapkan, mengatakan ‘tidak’ pada anak juga penting untuk diungkapkan, namun tentunya tentu saja pada situasi dan kondisi yang tepat. Dengan begitu, Anda pun bisa membantu menetapkan batas dalam perkembangan mereka secara fisik, emosional dan mental.

Ada tujuh situasi ketika Parents perlu mengatakan ‘tidak’ pada anak. Kapan saja?

1. Ketika anak ingin berkeliaran di area parkir, Anda perlu mengatakan ‘tidak’ pada anak

mengatakan tidak pada anak

Sudah  bisa dipastikan  bahwa area parkir merupakan lokasi tidak aman. Untuk itulah, pastikan anak untuk terus berada di dekat Anda. Akan sangat berbahaya jika dibiarkan berkeliaran sendiri di area parkir. Anda perlu mengatakan ‘tidak’ dan mengajaknya untuk tetap berada di samping Anda.

2. Ketika anak menyakiti orang lain atau mahluk lain

Si kecil mungkin akan merasa lucu saat dirinya menarik telinga atau ekor kucing. Tapi yakinlah, saat Parents melihat situasi tersebut, Anda perlu mengatakan ‘tidak’.

Mungkin ketika itu, anak belum mengerti bahwa mereka bisa menyebabkan rasa sakit. Untuk itu, jangan lupa beri tahu anak bahwa mereka telah menyakiti mahluk lain. Dr. Markham menyarankan agar Anda menunjukkan belas kasih dan melatih anak untuk bisa lebih berempati.

Tanyakan perasaannya saat ada yang menyakitinya. “Bagaimana kalau kamu disakiti seperti itu? Apakah kamu senang jika dicubit? Untuk itu kamu pun harus berbaik hati dan jangan menyakiti hewan.”

3. Ketika anak terlibat dalam situasi bullying

mengatakan tidak pada anak

Apakah anak menyaksikan seorang teman yang ditindas atau malah anak justru mengintimidasi temannya? Maka saat itulah Anda harus segera menghentikannya dengan tegas mengatakan tidak.

Dr. Markham mengatakan bahwa penting bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak bahwa tindakan bullying adalah salah. Termasuk ketika anak sedang menjadi saksi atau menyaksikan ada orang lain yang sedang dibully. Pastikan anak Anda tidak boleh mendukung pem-bully.

4. Mengatakan ‘tidak’ pada anak, ketika melihat anak Anda merusak barang-barang

Dr. Markham menjelaskan bahwa mungkin ada saatnya si kecil emosi dan merasa marah pada Anda atau saudara kandungnya. Emosi tersebut membuatnya melakukan sebuah respon secara berlebihan, seperti merusak atau menghancurkan barang.

Tindakan ini tentu saja tidak benar, karena anak juga butuh belajar cara melampiaskan emosi dengan baik. Anda perlu mengajarkan bahwa properti pribadi harus dihormati.

5. Ketika anak membuka baju di depan umum

Anak mungkin tiba-tiba akan merasa panas atau tidak nyaman saat mengenakan baju yang tebal. Namun bukan berarti, anak boleh membuka bajunya di depan umum.

Dr. Markham memaparkan, orangtua perlu menjelaskan pada anak bahwa tubuh mereka adalah area pribadi yang tidak boleh diperlihatkan pada semua orang. “Tubuh kamu sangat indah dan istimewa, tetapi beberapa bagian tubuhnya bersifat pribadi dan kamu tidak boleh memperlihatkan pada semua orang.”

6. Ketika anak bertingkah di restoran atau area umum lainnya

Dr. Markham mengatakan bahwa ketika sedang makan di restoran seringkali anak berperilaku nakal atau tantrum. Ketika anak nakal, misalnya mengganggu pramusaji atau anak lain, Anda perlu berkata ‘tidak’ agar pengunjung lain harus bisa makan dengan tenang.

7. Ketika anak sedang naik transportasi umum

mengatakan tidak pada anak

Hal ini berlaku saat Anda dan anak sedang berada di bus, kereta, ataupun pesawat. Saat Anda sedang berencana untuk pergi berlibur bersama si kecil, pastikan mereka untuk berperilaku baik. Jangan sampai perilakunya mengganggu kenyamanan orang lain.

Jika mereka sudah mulai menendang kursi, berteriak, maka sudah waktunya bagi Anda untuk mengatakan’ tidak’ dan mengentikan perilakunya tersebut.

Jadi Parents, bukan berarti setiap saat Anda membolehkan dan menyetujui segala perilaku anak. Ada beragam situasi yang justru mengharuskan Anda mengatakan ‘tidak’ pada anak.

 

Artikel ini sudah dipublikasikan di theAsianparent Singapura

 

Baca juga :

Begini cara melarang anak agar tidak berdampak buruk padanya

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.