Mengapa Mata Sakit dan Silau Saat Melihat Matahari Ketika Hamil? Ini Penjelasannya

Gangguan penglihatan umum terjadi selama kehamilan karena adanya perubahan hormon dan fisiologis yang dialami ibu hamil.

Mungkin Bunda bertanya-tanya mengapa mata sakit dan silau saat melihat matahari ketika hamil? Kehamilan dapat membawa banyak perubahan tak terduga dan tidak biasa pada tubuh sang ibu.

Salah satu hal yang biasa dialami ibu hamil adalah perubahan pada penglihatan, termasuk mata sakit dan silau saat melihat matahari ketika hamil.

Meskipun begitu, perubahan penglihatan selama kehamilan adalah hal yang wajar dan cukup sering terjadi. Diperkirakan 14 persen dari semua perempuan hamil mengalami perubahan penglihatan selama kehamilan, yang biasanya dimulai pada trimester kedua dan ketiga dan hilang beberapa bulan setelah melahirkan atau menyusui.

Apa yang menjadi penyebabnya dan apa saja jenis gangguan penglihatan yang bisa terjadi selama kehamilan? Berikut adalah ulasannya.

Artikel Terkait: Mata Sering Bermasalah Setelah Melahirkan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Mata Sakit dan Silau Saat Melihat Matahari Ketika Hamil?

mengapa mata sakit dan silau saat melihat matahari ketika hamil

Sumber: Freepik

Ketika seorang perempuan hamil, ia akan mengalami perubahan yang terjadi pada tubuhnya untuk mempersiapkan dan mendukung pertumbuhan janin di dalam rahimnya. Perubahan hormonal dan fisik yang menyertai kehamilan juga dapat memengaruhi penglihatan.

Kebanyakan masalah biasanya kecil dan sementara. Penglihatan Bunda akan kembali normal setelah bayi Bunda lahir. Namun, beberapa masalah yang terkait dengan kehamilan mungkin memerlukan perhatian medis.

Mengutip dari Healthline, sensitivitas cahaya adalah suatu kondisi di mana cahaya terang menyakiti mata. Nama lain untuk kondisi ini adalah photophobia.

Kasus ringan photophobia mungkin membuat Bunda sering kali menyipitkan mata di ruangan yang terang benderang atau saat di luar. Dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini menyebabkan rasa sakit yang cukup besar ketika mata terkena hampir semua jenis cahaya, tak hanya cahaya matahari yang sangat terang.

Photophobia adalah gejala umum migrain. Migrain menyebabkan sakit kepala parah yang dapat dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan hormonal yang diakibatkan oleh kehamilan. Gejala lain termasuk sakit di satu bagian kepala, mual, dan muntah.

Meskipun Bunda mungkin tidak dapat mencegah sensitivitas cahaya yang terjadi karena perubahan hormon selama hamil, perilaku tertentu dapat membantu mencegah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan photophobia, yaitu:

  • Cobalah untuk menghindari pemicu yang menyebabkan Bunda mengalami serangan migrain.
  • Cegah konjungtivitis dengan mempraktikkan kebersihan yang baik, tidak menyentuh mata dengan tangan, dan tidak berbagi riasan mata.
  • Menjauh dari sinar matahari dan menjaga agar lampu tetap redup di dalam dapat membantu membuat photophobia menjadi tidak terlalu nyaman.
  • Menjaga mata Bunda dengan menutupinya dengan kacamata berwarna gelap juga bisa membantu.

Konsultasikan dengan dokter segera jika Bunda mengalami sensitivitas cahaya yang parah. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan mata. Mereka mungkin juga akan mengajukan pertanyaan tentang frekuensi dan tingkat keparahan gejala.

Artikel Terkait: Operasi LASIK Mata Saat Hamil, Bahaya atau Tidak?

3 Penyebab Gangguan Penglihatan Selama Kehamilan

Mengapa Mata Sakit dan Silau Saat Melihat Matahari Ketika Hamil? Ini Penjelasannya

Sumber: Freepik

1. Migrain dan Sakit Kepala

Migrain okular dan sakit kepala dapat memengaruhi mata Bunda dengan membuatnya lebih sensitif terhadap cahaya. Photophobia adalah gejala umum dari migrain.

Bahkan jika cahaya secara fisik tidak tampak terlalu terang, sinarnya bisa terlalu tajam masuk ke kornea sehingga menyebabkan sakit kepala.

2. Retensi Air

Retensi cairan memengaruhi sekitar 65 persen ibu hamil yang sehat dengan tekanan darah normal. Retensi cairanlah yang menyebabkan berbagai area tubuh Bunda membengkak termasuk di wajah, kaki, dan tangan.

Meskipun dapat terjadi kapan saja dalam kehamilan, kondisi ini lebih sering terjadi pada tiga bulan terakhir kehamilan. Hal ini terjadi karena sekitar 32 minggu kehamilan darah yang beredar di tubuh akan meningkat hingga 50 persen, sehingga berkontribusi pada retensi cairan.

Retensi cairan yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Faktanya, kondisi ini dapat meningkatkan ketebalan dan kelengkungan kornea. Ini adalah perubahan kecil, tetapi dapat memengaruhi apakah kacamata atau lensa kontak yang biasa dipakai masih mengoreksi penglihatan dengan sempurna atau menyebabkan penglihatan terlihat kabur.

Tak jarang, hal ini bahkan terjadi meskipun Bunda tidak membutuhkan kacamata sebelum kehamilan.

3. Perubahan Hormonal

Perubahan hormonal dan fisiologis yang menyertai kehamilan sangat unik. Selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami peningkatan estrogen dan progesteron yang tiba-tiba dan dramatis.

Seorang perempuan akan menghasilkan lebih banyak estrogen selama satu kehamilan daripada sepanjang hidupnya saat ia tidak hamil. Peningkatan estrogen selama kehamilan memungkinkan rahim dan plasenta untuk meningkatkan vaskularisasi (pembentukan pembuluh darah), mentransfer nutrisi, dan mendukung pertumbuhan janin.

Perubahan kadar hormon progesteron akan menyebabkan melonggarnya ligamen dan sendi di seluruh tubuh.

Progesteron juga penting untuk mengubah rahim dari ukurannya yang sangat kecil dalam keadaan tidak hamil menjadi dapat menampung bayi cukup bulan.

Selain itu, ibu hamil juga akan mengalami perubahan jumlah dan fungsi sejumlah hormon lainnya. Kehamilan dapat secara dramatis mengubah indranya, termasuk pengecapan, penciuman, dan penglihatan.

Perubahan hormon-hormon ini juga dapat membuat mata Bunda lebih kering dan lebih teriritasi selama kehamilan dan bisa jadi hingga selesai menyusui.

Artikel Terkait: Ibu Hamil Pakai Softlens, Amankah Bagi Kandungan? Ini Penjelasannya!

Gangguan Mata Lain yang Mungkin Dialami Saat Hamil

Mengapa Mata Sakit dan Silau Saat Melihat Matahari Ketika Hamil? Ini Penjelasannya

Sumber: Freepik

1. Mata Kering

Fluktuasi hormon yang terjadi selama kehamilan dapat menurunkan produksi air mata secara alami, sehingga menyebabkan mata kering bagi sebagian ibu hamil. Mata perih yang kronis, terasa berpasir, gatal dan tidak nyaman adalah tanda-tanda umum dari kondisi tersebut.

Setelah melahirkan, gejala ini akan hilang dengan sendirinya, tetapi dalam beberapa kasus bisa permanen dan perlu ditangani dengan resep dokter. Jika mata kering tidak diobati, maka dapat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan jaringan parut yang dapat mengganggu penglihatan.

Jika Bunda mengalami gejala mata kering, dokter mata dapat meresepkan air mata buatan, gel, dan salep untuk mengurangi ketidaknyamanan.

2. Penglihatan Kabur

Jika Bunda memperhatikan bahwa penglihatan Bunda terus berubah atau berbeda secara berkala selama kehamilan, ada kemungkinan Bunda mengalami perubahan refraksi (perubahan struktur/bentuk mata) yang disebabkan oleh retensi cairan.

Tak perlu khawatir, bagi kebanyakan kasus perubahan ini bersifat sementara dan kembali normal setelah melahirkan. Namun dalam beberapa kasus yang langka, perubahan ini bersifat permanen dan mungkin memerlukan konsultasi ke dokter mata dan menemukan ukuran kacamata yang baru.

Dokter optometri merekomendasikan untuk menunggu antara enam dan sembilan bulan setelah melahirkan sebelum membuat perubahan pada resep kacamata untuk memastikan mata mereka telah sepenuhnya stabil.

3. Gangguan Penglihatan Berupa Bayang-Bayang Cahaya

Jika Bunda mengalami migrain, Bunda mungkin melihat lampu berkedip, garis zigzag, atau titik buta untuk pertama kalinya selama kehamilan. Selain itu, juga ada kemungkinan untuk mengalami sakit kepala yang menyakitkan setelah melihat aura atau cahaya tertentu membayangi penglihatan.

Meskipun membuat tidak nyaman, migrain jarang menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Migrain sangat umum terjadi pada trimester pertama dan awal trimester kedua, kemudian cenderung membaik pada akhir trimester kedua dan ketiga, karena kadar estrogen yang lebih tinggi.

Silakan hubungi dokter kandungan jika Bunda mulai mengalami gejala-gejala ini. Dokter dapat memberi Bunda obat untuk membantu migrain ini sesuai kebutuhan, dan bahkan menyarankan beberapa obat atau suplemen untuk mencegahnya.

4. Korioretinopati Serosa Sentral

Beberapa perempuan dengan kehamilan yang sehat dilaporkan mengembangkan penyakit mata langka yang disebut korioretinopati serosa sentral, di mana cairan menumpuk di bawah retina. Ini sangat jarang terjadi, hanya pada 4 dari setiap 17.000 ibu hamil.

Lapisan retina terlepas dan merusak penglihatan sehingga menciptakan bintik-bintik buta. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa faktor selama kehamilan dapat berkontribusi, dan paling sering terjadi pada akhir kehamilan.

Penglihatan biasanya kembali normal menjelang akhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan.

5. Penyakit Mata Diabetes

Kehamilan dapat memicu atau memperburuk penyakit mata diabetes yang sudah ada sebelumnya. Jika Bunda didiagnosis menderita diabetes sebelum hamil, pastikan untuk mengoptimalkan kontrol gula darah sebelum hamil.

Selain menemui ahli endokrin sebelum kehamilan, Bunda harus menemui dokter mata sebelum Bunda hamil dan sekali lagi pada awal kehamilan untuk melakukan skrining kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati diabetik).

Bunda juga harus melakukan pemeriksaan mata lebih sering saat hamil dan pada periode pascapersalinan.

***
Kehamilan tidaklah sama antara satu individu dan individu lainnya, sehingga apa yang dirasakan bisa berbeda-beda.

Mengapa mata mata sakit dan silau saat melihat matahari ketika hamil? Jawabannya adalah karena adanya perubahan hormon dan kondisi tubuh yang terjadi saat kehamilan. Hal ini normal dan biasanya akan berangsur hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya, Parents!

Baca Juga:

Mata Kabur atau Buram Saat Hamil dan Menyusui? Ini Penyebabnya

Pengalaman Melahirkan dengan Mata Minus, Bisa Persalinan Normal, Kok!

Sakit mata rentan dialami ibu hamil, apa penyebab dan bagaimana mengatasinya?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.