Ahli keamanan pangan: "Tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet"

Setiap pangan steril komersial tidak akan pernah ditambahkan dengan bahan pengawet," tegas Dr.Ing Aziz Boing Sitanggang, STP, MSc selaku Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor.

Bunda pasti pernah merasa khawatir saat hendak memberikan makanan kemasan pada anak dan keluarga. Sebab makanan dalam kemasan sangat identik dengan penggunaan bahan pengawet yang tidak baik untuk kesehatan.

Namun kini Bunda tak perlu khawatir lagi, faktanya tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet. Salah satunya santan dalam kemasan.

Tidak semua makanan dalam kemasan mengandung pengawet

Ahli keamanan pangan: Tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet

Saat ini, Bunda dapat menemukan berbagai macam santan dalam kemasan di mana-mana. Mulai dari supermarket, pasar tradisional, hingga penjual sayur keliling.

Santan kemasan kini memang tengah menjadi primadona dikalangan ibu-ibu karena bentuknya yang praktis, higienis, ekonomis, dan lebih tahan lama. Meskipun berada di dalam kemasan, tetapi Bunda tak perlu khawatir dengan kandungan pengawet di dalamnya.

Dr.Ing Aziz Boing Sitanggang, STP, MSc selaku Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor menegaskan bahwa santan dalam kemasan tidak mengandung pengawet.

“Sesuai peraturan kepala BPOM tahun 2016, santan adalah salah satu produk pangan steril komersial. Setiap pangan steril komersial tidak akan pernah ditambahkan dengan bahan pengawet,” tegasnya dalam konferensi pers ‘Melindungi Kebaikan Santan Kelapa Indonesia’, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (14/11).

Sebagai salah satu bagian pangan steril komersial, santan dalam kemasan telah memiliki tata aturan bagaimana harus diproses. Dalam hal ini santan kemasan telah melalui proses sterilisasi, salah satunya dengan proses Ultra High Temperature atau UHT.

Santan dalam kemasan yang diproses melalui UHT akan dipanaskan dalam 140C dengan rentan waktu 8-15 detik. Ini membuat sterilitas komersial tercapai dengan sempurna.

Artikel terkait: Makanan bersantan, bolehkah diberikan pada bayi 6 bulan?

Ahli keamanan pangan: Tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet

Proses pemanasan merupakan kombinasi dari pengolahan dan pengawetan (cooking). Jadi pengaplikasian panas itu mampu untuk membunuh mikroorganisme seperti patogen yang dapat menyebabkan penyakit dan pembusuk yang dapat menurunkan kualitas produk.

“Oleh karena itu, santan dalam kemasan yang diproses melalui UHT tidak perlu penambahan pengawet lagi karena proses itu sudah mampu untuk membunuh mikroorganisme di dalamnya. Sehingga santan dalam kemasan bisa bertahan dalam 1 hingga 2 tahun,” jelasnya.

Selain tidak mengandung pengawet, santan dalam kemasan juga tetap memiliki vitamin dan nutrisi yang lengkap.

“Karena kombinasi pemanasan suhu tinggi dan kontak waktu yang relatif singkat dalam proses UHT. Maka vitamin dan nutrisi santan dalam kemasan itu relatif tidak rusak. Misalnya kandungan karbohidrat, protein, dan lemak di dalamnya,” tambah Aziz.

Berdasarkan berbagai fakta ini, Bunda tidak perlu khawatir lagi untuk menggunakan dan memanfaatkan santan kemasan ke dalam bahan dasar pelengkap makanan dan minuman sehari-hari.

Sebagai salah satu negara produsen kelapa terbesar di dunia, santan menjadi bahan dasar atau pelengkap kekayaan kuliner nusantara. Selain karena rasanya yang gurih dan enak, santan juga mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Salah satunya antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi dan kambing. Sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian di Malaysia pada tahun 2015 lalu.

Cara memilih dan menyimpan santan kemasan

Ahli keamanan pangan: Tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet

Panji Cakrasantana selaku Marketing Manager Tetra Pak Indonesia membagikan beberapa tips untuk membeli santan dalam kemasan:

1. Pastikan kondisi fisik kemasan

Pastikan kemasannya dalam bentuk yang sempurna. Tidak rusak, tidak penyok, atau kembung. Kalau kemasannya kembunng berarti sudah ada bakteri di dalamnya.

“Kalau di toko, biasanya kemasan itu kembung karena sudah pernah jatuh dan bocor,” ujarnya dalam acara yang sama.

2. Lihat tanggal kadaluarsanya makanan dalam kemasan

Saat hendak membeli makanan apapun dalam bentuk kemasan, jangan lupa cek tanggal kadaluarsanya.

“Namun karena produk santan ini biasanya fast moving jadi sepertinya jarang sekali di toko ada produk yang sudah kadaluarsa,” ungkapnya.

3. Cek logo Tetra Pak

makanan dalam kemasan

“Jangan lupa pula untuk mengecek logo Tetra Pak pada kemasan. Bila sudah ada logonya, dapat dipastikan bahwa makanan kemasan tersebut sudah mendapatkan perlindungan secara menyeluruh sehingga aman untuk dikonsumsi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Tetra Pak Indonesia adalah perusahaan global yang bergerak di bidang pemprosesan dan pengemasan makanan serta minuman. Dengan komitmen menyediakan produk yang aman, perusahaan asal Swedia ini juga bekerja sama dengan industri teh, kopi, susu, jus, air kelapa, yogurt, dan lain sebagainya.

Santan dalam kemasan bisa disimpan dalam suhu ruang

Adapun untuk penyimpanan, Aziz mengatakan bahwa santan dalam kemasan pada dasarnya aman bila disimpan pada suhu ruangan. Sehingga tidak perlu dimasukan ke dalam kulkas atau lemar pendingin.

“Santan adalah salah satu produk pangan steril komersial. Jadi umumnya dengan konsep sterilisasi komersial, pangan itu sudah pasti stabil disimpan di dalam suhu ruangan.

Ahli keamanan pangan: Tidak semua makanan kemasan memiliki pengawet

Ini sebenarnya yang kerap disalah rtikan oleh masyarakat luas. Banyak yang beranggapan bila membeli makanan atau sesuatu dalam kemasan, apalagi cair, semuanya dimasukan ke dalam lemari pendingin supaya umur simpannya bertambah. Padahal gak perlu,” jelasnya.

Namun bila santan kemasan tidak habis digunakan dalam sekali pakai. Bunda bisa menyimpan santan yang masih tersisa ke dalam kulkas.

“Selama kemasan itu tidak dibuka, santan memang aman disimpan di dalam suhu ruangan sesuai dengan tanggal kadaluarsanya. Namun bila kemasan telah dibuka, sebaiknya dimasukan ke dalam lemari pendingin dan dihabiskan maksimal dalam jangka waktu satu minggu,” ujarnya.

“Kenapa satu minggu? Karena ketika kita memasukan makanan ke dalam lemari pendingin itu kita sedang memperlambat pertumbuhan mikroorganisme yang bisa merekontaminasi makanan. Jadi kalau lebih dari seminggu mikroorganismenya di dalamnya akan semakin berkembang,’ tambahnya.

Nah, sekarang tak perlu ragu lagi untuk menggunakan santan dalam kemasan sebagai bumbu masakan. Semoga informasi ini bermanfaat ya Bunda.

Baca juga:

Bolehkah konsumsi makanan bersantan saat hamil? Ini penjelasannya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.