Makanan yang digoreng memang lezat dan bikin ketagihan ya Parents. Rasanya yang gurih dan renyah kerap membuat kita lupa diri. Padahal, faktanya makan gorengan apalagi dalam jumlah besar bisa memicu berbagai macam penyakit berbahaya mulai dari penyakit jantung, kolesterol, stroke, hingga kanker prostat.
Lalu, apakah ada cara untuk menjauhkan kita dari makanan ini? Bagaimana tips makan gorengan tanpa takut terserang penyakit serius di kemudian hari? Yuk cari tahu jawabannya di bawah ini.
4 Dampak Buruk Makan Gorengan, Dari Obesitas Hingga Kanker
Tidak sulit menemukan gorengan di sekitar kita. Tempe, tahu, ayam goreng tepung, bahkan sayur pun kini digoreng. Rasanya yang enak memang membuat kita ketagihan. Namun, proses memasak dengan cara digoreng dapat mengubah kualitas nutrisi dan meningkatkan kandungan kalori dalam makanan.
Akibatnya tubuh bisa terserang penyakit serius karena mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan kolesterol meningkat.
Nah, resiko apa saja yang ditimbulkan jika makan gorengan berlebih? Berikut 4 dampak buruk gorengan bagi kesehatan seperti dirangkum dari Hellosehat.com:
1. Penggunaan Minyak Goreng Membawa Senyawa Berbahaya
Parents, pernah memasak menggunakan minyak bekas? Terkadang kita mengonsumsi makanan yang digoreng menggunakan minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali. Minyak ini mengandung lemak trans atau lemak jahat yang sangat berbahaya bagi tubuh apabila diserap dalam jangka waktu panjang.
Pasalnya, minyak goreng memiliki suhu maksimum dimana akan menghasilkan asap apabila dipanaskan yang disebut smoke point. Nah, minyak goreng yang telah mencapai smoke point memiliki kualitas yang buruk dan akan membawa senyawa berbahaya bagi tubuh.
2. Meningkatkan Kadar Lemak Trans
Lemak trans terdiri dari dua macam, yaitu lemak trans alami yang berasal dari produk hewani seperti daging dan susu, serta lemak trans buatan yang dihasilkan dari makanan yang digoreng menggunakan minyak bekas pakai.
Lemak trans buatan dihasilkan dari lemak jenuh yang telah mengalami hidrogenasi atau mencapai suhu maksimum pada saat digoreng dan membuat kandungan struktur kimiawi lemak berubah.
Perubahan struktur ini membuat lemak susah dicerna oleh tubuh sehingga kadar lemak trans dalam tubuh menjadi tinggi dan meningkatkan resiko penyakit seperti, jantung, kanker, diabetes, hingga obesitas.
3. Dampak Makan Gorengan Berlebih: Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Berbahaya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Department of Nutrition di Harvard School of Public Health, makan makanan yang digoreng sekali dalam seminggu meningkatkan resiko penyakit diabetes melitus tipe 2 dan penyakit jantung.
Sebagai contoh, perempuan yang memakan satu porsi atau lebih ikan goreng dalam seminggu berpeluang mengalami gagal jantung 48% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hanya mengonsumsi ikan goreng 1-3 porsi selama 1 bulan.
4. Menyumbang Kandungan Acrylamide yang Memicu Penyakit Kanker
Makanan yang dimasak menggunakan suhu tinggi seperti digoreng akan membentuk zat kimia berbahaya yang dinamakan acrylamide.
Kandungan ini biasanya terdapat pada makanan dari tepung yang digoreng menggunakan suhu tinggi seperti, ayam goreng tepung, kentang goreng, mendoan, dan lain sebagainya.
Penelitian yang dimuat dalam International Journal of Cancer menyebut kandungan acrylamide sangat beresiko menyebabkan penyakit kanker ginjal, kanker endometrium, dan kanker ovarium.
Cara Menyiasati Makan Makanan yang Digoreng
Menghindari gorengan rasanya mustahil sebab proses memasak dengan cara digoreng telah menjadi kebiasaan sebagian besar penduduk di Indonesia. Lalu, adakah cara untuk menyiasatinya?
Anda bisa menyiasati makanan makanan yang digoreng dengan beberapa cara seperti, mengganti minyak yang mengandung lemak trans dengan minyak yang lebih sehat, yaitu minyak zaitun, minyak jagung, hingga minyak wijen.
Parents juga disarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176-190 derajat celcius agar minyak dapat meresap dalam makanan dan bisa dicerna oleh tubuh. Selain itu, bisa juga mengganti penggorengan dengan oven atau air fryer. Makanan yang dipanggang dalam oven atau air fryer jauh lebih sehat ketimbang digoreng.
Cara berikutnya adalah menghindari makanan yang digoreng menggunakan minyak bekas pakai. Anda bisa menggorengnya sendiri di rumah sehingga bisa mengontrol penggunaan minyak serta tak lupa menggunakan tisu agar minyak goreng yang berlebih dapat terserap dengan baik.
Nah, kesehatan adalah nomor satu ya Parents. Jangan biarkan diri sendiri dan keluarga jadi sakit karena terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng. Yuk sayangi tubuh dengan makan makanan bergizi. Kurang-kurangi jumlah konsumsi gorengan ya!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Gorengan untuk ibu hamil berbahaya atau tidak? Ini penjelasan ahli
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.