Alami Mikrosefali dan Sering Dibully, Anak Ini Memilih Hidup di Hutan
Kisah Zanziman Ellie barangkali akan memgingatkan Parents dengan sejumlah film di mana seorang anak hidup dan besar di hutan berkawan dengan binantang.
Sebagian besar kita mungkin menyangkan bahwa cerita-cerita anak manusia yang menghabiskan hidupnya di hutan hanya ada dalam adegan film, misalnya seperti film Tarzan atau Mowgli. Namun, kisah Zanziman Ellie ini akan membuka mata kita, bahwa di dunia nyata memang ada anak yang memilih hidup sendirian di hutan.
Parents tentunya penasaran, apa yang terjadi pada anak bernama Zanziman Ellie tersebut, mengapa pula ia memilih menghabiskan waktunya di tengah hutan? Yuk, simak kisah lengkapnya berikut ini.
Kisah Zanziman Ellie, Dibully karena Fisiknya Berbeda
Zanziman Ellie adalah seorang anak lelaki yang dijuluki “Mowgli di kehidupan nyata” lantaran ia menghabiskan waktunya dengan hidup seorang diri di tengah hutan.
Bukan tanpa alasan ia memilih menepi di rimba hutan belantara. Zanziman sering dibully karena kondisi fisiknya yang berbeda dengan orang kebanyakan. Ia menderita suatu kelainan yang disebut mikrosefali.
Anak ini sebenarnya tinggal bersama keluarganya di suatu desa di Rwanda. Namun, setiap hari ia mendapat perlakuan semena-mena dari penduduk desa yang tak punya rasa empati. Zanziman terus diejek dan diganggu karena fitur wajahnya yang tampak berbeda.
Karena selalu dibully, Zanziman memilih mengasingkan diri ke hutan. Dia mendaki 20 mil setiap hari untuk melarikan diri dari penduduk desa yang kejam menindasnya.
Zanziman kemudian belajar untuk bergerak dengan gesit hingga melarikan diri dengan cara memanjat pohon yang tinggi untuk menghindari penindasan yang selalu ia terima. Bahkan, Zanziman terkadang tidak pulang ke rumah sama sekali, ia berkelana menelusuri hutan dan makan rumput.
Sementara itu, Zanziman tidak dapat berbicara atau berkomunikasi secara baik dengan manusia lain.
Artikel terkait: Mengenal Mikrosefali yang Disebabkan Virus Zika
Bagi Sang Ibu, Zanziman adalah Keajaiban
Meski anaknya terlahir dengan kondisi fisik yang tak seperti kebanyak orang, ibu Zanziman sangat menyayangi anak semata wayangnya itu. Ia menganggap Zanziman sebagai keajaiban dari Tuhan.
Kedua orangtua Zanziman dulunya punya lima orang anak. Akan tetapi, kelima anak mereka kemudian meninggal dunia.
Dalam sebuah potongan video yang mengharukan, digambarkan bagaimana ibu Zanziman dan suaminya sangat sedih karena anak-anak mereka sekarat. Mereka berlutut dan memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang putra.
Saking rindunya akan kehadiran anak di tengah keluarga, pasangan tersebut bahkan meminta, tak mengapa diberi anak yang menurut orang lain ‘abormal’, asalkan anak tersebut bisa bertahan hidup. Sembilan bulan kemudian, Ellie lahir.
Namun, ada yang berbeda dari si kecil Zanziman Ellie. Ia terlahir dengan kondisi mikrosefali.
Artikel terkait: Selain Virus Zika, Air Minum di Brasil Diduga Sebabkan Mikrosefali
Apa Itu Mikrosefali?
Parents mungkin sudah cukup familiar dengan istilah hidrosefalus, yaitu kondisi di mana seorang anak kepalanya membesar karena terisi cairan. Nah, dilihat dari penampakan fisik, mikrosefali adalah kebalikan dari hidrosefalus, yaitu ukuran kepala yang kecil di bawah rata-rata orang normal.
Mikrosefali atau mikrosefalus merupakan kondisi medis yang terbilang langka. Penderita mikrosefali memiliki ukuran lingkar kepala yang lebih kecil dari pada bayi atau anak seusianya, dan umumnya juga mengalami gangguan perkembangan otak.
Seiring bertambahnya usia, anak yang mengalami mikrosefali wajahnya akan terus tumbuh, sementara tengkorak kepalanya tidak mengalami perubahan ukuran. Akibatnya, anak mengalami ukuran wajah yang besar, dahi yang mengecil, serta kulit kepala yang kendur dan keriput.
Terjadinya mikrosefali dapat disebabkan oleh faktor internal seperti kelainan genetik, maupun faktor eksternal seperti kekurangan gizi, paparan zat kimia berbahaya, maupun infeksi yang dialami ibu selama masa kehamilan. Itulah sebabnya, para ibu hamil harus benar-benar memerhatikan kondisi kesehatan diri dan janin yang dikandungnya.
Ukuran lingkar kepala yang kecil pada penderita mikrosefali jelas memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Hal ini dapat berdampak langsung pada kualitas hidupnya.
Ada sejumlah gejala yang muncul sebagai efek dari kondisi mikrosefali, antara lain:
- Keterlambatan bicara
- Gangguan perkembangan seperti sulit berdiri, duduk, hingga berjalan
- Masalah terkait keseimbangan, pergerakan, dan koordinasi anggota tubuh
- Kesulitan menelan
- Gangguan pendengaran
- Bertubuh pendek
- Hiperaktif
****
Parents, itulah kisah Zamziman Ellie, seorang anak dengan mikrosefali. Berharap masyarakat selalu membekali diri dengan pengetahuan dan empati, sehingga tak ada lagi anak-anak dengan kondisi fisik berbeda yang mendapat perlakuan semena-mena ya.
Baca juga:
Cystic Fibrosis: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, hingga Penanganan
Fenilketonuria: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Risiko Komplikasi
Edwards Syndrome, Kelainan Genetis yang Menyebabkan Bayi Cacat Lahir atau Stillborn