Keluar Darah saat Hamil Muda, Ini 5 Penyebab dan Penanganannya

Harus ditangani dengan tepat agar tidak membahayakan ibu.

Kehamilan adalah momen yang dinanti oleh seorang wanita sepanjang kehidupannya. Namun untuk melalui masa 40 minggu kehamilan tanpa hambatan, bukan hal yang mudah. Keluar darah saat hamil seringkali membuat Bunda panik. Tak bisa dipungkiri, pendarahan saat hamil muda seperti haid bisa saja dialami siapapun.

Jika terjadi keluar darah saat hamil, Bunda pun akan bertanya-tanya, apakah yang terjadi pada janin? Apakah ini tanda keguguran?

Sebelum khawatir yang berlebihan, Bunda harus tahu bahwa keluar darah saat hamil adalah hal biasa. Menurut penelitian, sekitar 20% ibu mengalami perdarahan di awal kehamilan. Pendarahan ini dikatakan normal ketika ada jumlah minimal darah yang habis, yaitu hanya sebuah titik atau bercak bewarna cokelat.

Meski demikian, penting memahami perbedaan antara perdarahan normal dan yang harus segera mendapat pertolongan medis. Sebelum pergi ke dokter dan stres, ada baiknya Bunda mengenali bercak apa yang melekat di celana dalam jika keluar darah saat hamil.

Kenali penyebab keluar darah saat hamil atau pendarahan saat hamil muda seperti haidkeluar darah saat hamil

Pada trimester pertama kehamilan, wanita akan mengalami rasa ngidam, mudah lapar, lelah dan sakit di daerah pelviks. Ini adalah sesuatu yang normal namun ada batasannya. Perdarahan saat hamil muda juga harus dicermati lebih jauh.

Ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama berupa flek atau tetesan darah yang tampak pada pakaian dalam. Kedua, perdarahan yang alirannya lebih banyak dan membutuhkan pembalut agar tidak membasahi pakaian dalam.

Tapi ketika darah terus keluar tak berhenti, Bunda harus pergi ke dokter kandungan. Begitu juga jika darah keluar dalam jumlah banyak dan tak lagi berbentuk bercak. Atau ketika darah keluar disertai dengan rasa sakit pada perut bagian bawah. Di bawah ini adalah penyebab keluar darah saat hamil.

Keluar Darah saat Hamil Muda, Ini 5 Penyebab dan Penanganannya

1. Implantasi Sel Telur

Pendarahan umum terjadi pada beberapa wanita ketika implantasi sel telur. Saat sel telur akan menempel pada dinding rahim, akan ada darah yang terlepas dari dalam rahim.

2. Tanda Kehamilan Ektopik

Bercak darah yang tak berhenti bisa menjadi tanda kehamilan ektopik. Ini adalah kondisi di mana embrio tumbuh di luar rahim.

3. Iritasi pada Serviks

Kehamilan banyak mengubah banyak hal di dalam tubuh. Hormon hamil dapat menyebabkan iritasi pada serviks pada awal kehamilan, yang juga dapat menyebabkan bercak.

4. Hubungan seks saat hamil

Berhubungan seks selama kehamilan bisa menyebabkan keluarnya bercak darah. Ini benar-benar normal. Namun, Bunda disarankan untuk mengikuti petunjuk dari ginekolog sebelum terlibat dalam tindakan tersebut.

5. Plasenta Previa

Perdarahan pada trimester kedua atau ketiga bisa disebabkan oleh berbagai alasan seperti plasenta previa atau persalinan jangka pendek.

Tindakan yang bisa dilakukan jika keluar darah saat hamil

keluar darah saat hamil
Penyebab umum perdarahan saat hamil muda adalah proses pelekatan sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim, yang dikenal sebagai perdarahan implantasi. Hal ini tampak sebagai bercak darah atau perdarahan ringan selama beberapa jam atau hari, tapi tidak selama dan sebanyak menstruasi.

Penyebab lain adalah iritasi karena gesekan saat hubungan intim, infeksi, atau perubahan hormon. Keluar darah saat hamil muda bisa juga disebabkan oleh faktor lain yang lebih berisiko, seperti keguguran, hamil anggur atau kehamilan ektopik.

Untuk mengetahui penyebab perdarahan, kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan USG abdomen (perut) atau transvaginal. Jika Bunda mengalami perdarahan saat hamil muda, penanganan awal yang bisa dilakukan adalah berisitirahat dengan berbaring sesegera mungkin. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Berbaring dan minimalkan waktu berdiri dan berjalan. Jika perlu, minta izin untuk tidak masuk kerja.
  • Hindari berhubungan seks selama perdarahan berlangsung dan jangan pernah menggunakan pembersih vagina.
  • Pakai pembalut agar lebih mudah menghitung seberapa banyak perdarahan yang terjadi. Hindari penggunaan tampon.
  • Perhatikan warna dari darah yang keluar, misalnya merah muda, merah kecokelatan, merah terang, dan lain-lain.
  • Waspadai perdarahan jika keluar semakin deras menyerupai haid, berwarna merah segar, atau diiringi kram perut. Selain itu, perlu juga dicermati perdarahan yang terjadi secara terus menerus selama hamil muda.

Selain mengenal penanganan awal, Bunda hamil juga harus mengenali kondisi darurat yang harus segera mendapat pertolongan dokter. Kondisi yang paling harus diwaspadai adalah jika terjadi perdarahan berat atau perdarahan yang disertai rasa sakit atau kram yang tidak tertahankan pada bagian bawah perut.

Selain itu, perdarahan yang disertai dengan keluarnya jaringan dari vagina juga wajib diwaspadai. Jaringan apa pun yang keluar saat perdarahan sebaiknya jangan dibuang, kemungkinan dibutuhkan saat pemeriksaan dokter.

Nah, Bunda, meski umumnya normal, namun perdarahan saat hamil muda seperti haid harus disikapi dengan tepat, agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan bagi ibu dan janin.

Sumber: Hellosehat, Alodokter, Liputan6.com

Baca juga:

Pendarahan Setelah Melahirkan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.