Kisah Kelahiran Bayi Kembar
Salah satu ibu menyampaikan kisah kelahiran bayi kembar melalui forum The Asian Parent. Kehamilan ini tidak terduga dan tidak direncanakan. Mari kita ikuti kisah nyata menarik ini.
Ini adalah kehamilan yang tak terduga dan tidak direncanakan, namun begitu berarti bagiku. Aku mengetes kehamilan dengan alat tes hingga dua kali dan hasil keduanya positif, namun aku masih ragu apakah aku benar-benar hamil. Akhirnya aku pergi ke dokter dan mendapatkan konfirmasi bahwa aku hamil! Saat itu, aku belum mengetahui bahwa aku akan mendapatkan kelahiran bayi kembar.
Begitu bahagianya aku dan suami setelah mendapatkan berita kehamilan ini. Kemudian aku mulai melakukan pemeriksaan rutin ke dokter setiap bulan, sama seperti yang dilakukan ibu hamil lainnya. Pada kunjungan bulan pertama, dokter memeriksa perutku dan ia memberitahukan kejutan lainnya. Sambil tersenyum, ia berkata bahwa aku akan memiliki bayi kembar! Apa reaksiku saat itu? Setelah terhenyak beberapa saat, aku sangat senang dan gembira luar biasa. Aku bersyukur pada Tuhan atas karunia ini. Aku tidak menyangka akan mendapatkan kelahiran bayi kembar.
Apa yang terlintas dalam pikiranku adalah kelahiran bayi kembar akan membuat segalanya menjadi ganda. Kebahagiaan ganda, cinta kasih ganda, dan tentu saja juga beban ganda bagi seorang ibu. Awalnya aku tidak khawatir, sampai suamiku menyadari bahwa kami harus membeli segala perlengkapan dua kali lipat banyaknya. Biaya yang dibutuhkan menjadi ganda pula. Aku mulai mengumpulkan perlengkapan bayi bekas yang masih baik untuk dipakai dari saudara-saudara yang tidak menggunakannya lagi. Aku juga mulai membaca untuk mendapatkan pengetahuan tentang kehamilan serta cara-cara menyusui yang baik. Semua kupersiapkan untuk kelahiran bayi kembar ini.
Selanjutnya di halaman berikut ini :
Pada bulan keempat, perutku mulai terlihat besar. Di bulan keempat ini aku dan suami bertamasya ke luar negeri seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Tentunya kami melakukan perjalanan tersebut setelah berkonsultasi dengan dokter. Kami benar-benar senang sekali dengan tamasya tersebut.
Pada bulan kelima, berat badan dan perut besarku membuat aku berjalan seperti seekor penguin. Setiap beberapa langkah, aku perlu beristirahat. Pada bulan keenam, badanku mengalami ruam-ruam merah dan gatal. Ruam ini berawal dari perut, kemudian bertambah di daerah kaki dan tangan. Ini membuatku sangat tidak nyaman. Aku menahan gatal dan berusaha tidak menggaruknya supaya tidak ada bekas luka di kulit. Walaupun dokter berkata bayiku akan aman-aman saja, aku tetap khawatir. Dokter memberiku obat, bahkan suntikan. Aku juga berusaha mengurangi kegatalan itu dengan cara tradisional, yaitu mandi dengan air cucian beras yang dipercaya dapat mengurangi rasa gatal. Namun semua sia-sia.
Kebahagiaan ganda
Sejak tiga bulan terakhir, aku sudah memutuskan untuk melahirkan dengan bantuan spinal anaesthesia. Akhirnya datanglah hari kelahiran bayi kembar yang ditunggu-tunggu tersebut. Aku tidak bisa menahan tangis setelah kelahiran bayi kembarku. Saat yang tak pernah kulupakan adalah ketika perawat meletakan kedua bayiku ke pipiku, sehingga mereka seperti mengecup aku.
Aku hanya menyesal karena tidak menyusui mereka, meskipun sebenarnya aku sudah siap dengan segala pengetahuan tetang menyusui yang kubaca dari majalah dan berbagai sumber. Secara total, kenaikan berat badanku selama hamil adalah 20 kg. Aku tidak mengalami mual-mual di pagi hari (morning sickness) sama sekali. Aku juga tidak ngidam makanan yang aneh-aneh. Meskipun ribet membawa perut besar seperti balon, kehamilanku tidak terlalu membuatku tidak nyaman.
Kelahiran anak kembarku berjarak 1 menit. Berat mereka ketika lahir adalah 2,45 kg dan 2,55 kg.
Catatan Editor: Artikel ini disadur dari Twin Pregnancy Labour Stories