Anak kecanduan gadget hingga membenturkan kepala ke tembok, peringatan buat orangtua!
Kasus anak kecanduan gadget yang parah di Bondowoso, menjadi peringatan keras bagi para orangtua. Simak 6 pelajaran untuk mencegah anak kecanduan gadget.
Kasus anak kecanduan gadget kini sudah semakin parah. Tidak hanya membuat anak tidak bisa lepas dari perangkat elektronik tersebut, namun juga menunjukkan perilaku agresif jika tidak diberikan izin memegang gadget.
Baru-baru ini, kasus anak kecanduan gadget yang parah terjadi di Bondowoso, Jawa Timur. Pihak medis di Poli Jiwa RSUD Koesnadi Bondowoso menyatakan bahwa telah merawat dua orang siswa yang kecanduan bermain perangkat elektronik baik ponsel pintar maupun komputer jinjing.
Kasus anak kecanduan gadget ini dikatakan parah, karena kedua anak tersebut akan melakukan hal ekstrim bila dilarang menggunakan gadget.
dr. Dewi Prisca Sembiring, Sp.Kj. Seorang spesialis jiwa di RSUD Koesnadi mengatakan, kedua pasien merupakan siswa SMP dan SMA. Salah satu dari mereka membenturkan kepalanya sendiri ke tembok saat ingin bermain gadget namun dilarang oleh orangtuanya.
Ketika psikotes diberikan pada kedua anak tersebut. Salah satu dari mereka menunjukkan hasil bahwa ia mengidentifikasi diri sebagai seorang pembunuh, dan orang yang paling dibenci adalah orangtuanya karena menjadi penghalang antara dirinya dan gadget yang sangat ia senangi.
“Si anak sudah tidak mau pergi sekolah. Awalnya anak sering memakai gadget karena mengerjakan tugas dari sekolah. Hampir semua tugas sekolahnya harus menggunakan laptop, sehingga kemana-mana harus membawa perangkat elektronik,” papar dr. Dewi seperti dikutip dari laman AntaraNews.
Penanganan yang dilakukan pihak medis, menunjukkan hasil bahwa kondisi kedua anak tersebut sudah mulai membaik. Dewi meyakini, banyak kasus anak kecanduan gadget seperti yang dialami oleh dua pasiennya itu. Namun luput dari perhatian orangtua, atau orangtua tidak mau konsultasi dengan psikolog karena menganggap kesenangan anak bermain gadget sepanjang waktu bukanlah masalah.
“Kasus anak kecanduan gadget ini hendaknya menjadi peringatan bagi semua orangtua. Isilah keinginan anak-anak untuk bermain dan bersenang-senang tanpa menggunakan gadget. Hati anak-anak harusnya diisi oleh kasih sayang orangtuanya, bukan kesenangan semu dari gadget,” tegas Dewi.
Artikel terkait: Penelitian; Tanda-tanda anak kecanduan gadget yang harus diwaspadai orangtua
Pelajaran dari kasus anak kecanduan gadget
Anak kecanduan gadget pastinya tidak bisa lepas dari peran orangtua, yang membiarkan anak berlama-lama memegang ponsel pintar atau laptop. Annelia Sari Sani, seorang psikolog anak, memberikan tips mencegah anak kecanduan gadget.
1. Batasi pemakaian gadget maksimal dua jam
Anak di atas dua tahun, hanya boleh berada di depan layar komputer, televisi atau ponsel pintar maksimal selama dua jam setiap harinya. Waktu lain harus digunakan untuk bermain di luar rumah, berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak lain agar bisa mengenali emosi.
“Anak belajar dari pengalaman, terutama yang bersentuhan langsung dengan dirinya,” kata Annelia, seperti dilansir dari Tempo,
“Namun, sebaiknya anak umur dua tahun tidak dikenalkan dulu pada gadget. Biarkan dia bermain bebas tanpa tersentuh teknologi dulu,” papar Annelia.
Artikel terkait: Penelitian; Ini 10 bahaya gadget bagi anak di bawah usia 12 tahun
2. Orang tua mengedukasi diri soal gadget
Sebelum memberikan gadget ke anak, orangtua harus tahu dulu apa saja aplikasi yang ada di sana. Agar bisa menyaring konten yang sesuai dengan umur anak. Jangan jadi orangtua yang gaptek, dan membiarkan anak terpapar konten negatif karena kita tidak mengerti.
3. Berikan pengawasan
Dampingi anak ketika bermain gadget. Anda juga bisa berdiskusi mengenai apa saja yang ia mainkan, dan lakukan dengan gadgetnya. Selain menjalin komunikasi, Anda juga bisa sekaligus mengawasi paparan internet terhadap anak, perilaku anak di dunia maya.
Bila sedang mengawasi anak, usahakan jangan sibuk dengan gadget Anda sendiri.
4. Berikan pengajaran soal perilaku di internet
Jika Anda melihat konten yang tidak sesuai dengan usia anak, beri dia pengertian bahwa konten tersebut tidak baik untuknya. Begitupun ketika dia melihat informasi yang kurang baik, ajak anak untuk mendiskusikannya.
Jangan lupa mengingatkan anak agar tidak mudah memberikan identitas pribadi kepada orang yang tidak dikenal, atau aplikasi yang tidak jelas.
Andapun sebagai orangtua, sebaiknya jangan berlebihan memamerkan anak di media sosial. Hal ini demi mencegah kejahatan yang sering mengincar anak di dunia maya.
Artikel terkait: Waspada! Inilah yang diincar predator seksual dari foto anak yang tersebar di dunia maya
5. Biarkan anak bermain tanpa gadget
Dorong anak untuk bermain di dalam maupun di luar rumah tanpa gadget. Tujuannya agar dia memiliki waktu berkualitas yang tidak dihabiskan untuk menatap layar gadget.
Selain bermanfaat untuk fisik anak, bermain tanpa gadget juga bisa merangsang tumbuh kembang motoriknya. Simpan gadget Anda saat anak akan bermain agar dia tidak tergoda untuk memegang perangkat elektronik tersebut.
6. Berikan contoh
Jangan hanya memberi larangan pada anak untuk tidak menggunakan gadget, sementara orangtua selalu sibuk dengan ponsel pintar. Ini akan memberi contoh yang buruk.
Simpan gadget Anda, dan bermainlah bersama anak. Bercengkrama dengan mereka selama beberapa jam. Pekerjaan dan chat dari teman atau bos bisa menunggu. Namun anak Anda tidak akan menjadi anak kecil selamanya.
Berikan ia teladan, bahwa ada hal-hal yang lebih penting di dunia ini dibandingkan gadget. Yakni kebersamaan dengan keluarga tercinta.
7. Tetapkan waktu dan tempat bebas gadget di rumah
Cara terakhir untuk mencegah anak kecanduan gadget, dengan menetapkan aturan area dan waktu bebas gadget di rumah. Misalnya di meja makan ketika sedang makan bersama. Baik anak-anak maupun orangtua tidak ada yang boleh memegang gadget saat makan.
Anda juga harus membiasakan anak untuk tidak membawa perangkat elektronik apapun ke dalam kamar. Selain menghindari kecanduan gadget, juga mendorong anak memiliki waktu tidur yang lebih berkualitas.
***
Semoga bermanfaat.