Jadwal imunisasi bayi termasuk salah satu hal yang wajib diketahui dan ditaati oleh para orang tua.
Perlu diketahui, imunisasi membantu melindungi kesehatan anak serta masyarakat umum secara keseluruhan.
Dikutip dari laman Stanford Children’s Health, imunisasi tidak hanya melindungi anak dari berbagai penyakit mematikan, tetapi juga melindungi anak-anak lain dengan menghilangkan atau mengurangi penyakit berbahaya yang dulunya menular dari anak ke anak.
Agar si Kecil terlindungi secara optimal, pastikan Parents sudah memenuhi semua jadwal imunisasi bayi.
Ada imunisasi wajib maupun imunisasi tambahan dalam jadwal imunisasi ini.
Tak ingin terlewat? Periksa jadwal imunisasi berdasarkan rekomendasi tabel imunisasi bayi terbaru tahun 2024 dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut, yuk!
Tabel Jadwal Imunisasi Bayi Terbaru 2024 dari IDAI

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meluncurkan rekomendasi imunisasi bayi terbaru 2024.
Pada rekomendasi terbaru 2024 ini, imunisasi dengue sekarang hanya menggunakan vaksin dengan 2 dosis. Sementara itu, imunisasi pneumokokus (PCV) ada perubahan pada jenis vaksin yang tersedia. Kini, vaksin yang tersedia untuk imunisasi PCV adalah PCV10, PCV13, dan PCV 15.
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi bayi di atas, Parents perlu membaca keterangan tabel. Berikut ini cara membaca tabelnya:
- Kolom usia terdiri dari kolom-kolom usia bayi, yakni dari lahir, usia 1, 2, 3 bulan dan seterusnya. Setelah 24 bulan, kolom berlanjut dengan kolom tahun, dimulai dari 3, 5, 6 tahun dan seterusnya.
- Kolom imunisasi terdiri dari daftar nama jenis imunisasi yang harus diikuti anak.
Informasi kolom berwarna:
- Biru: imunisasi untuk perlindungan optimal/primer
- Kuning: catch up, melengkapi imunisasi yang belum lengkap (imunisasi kejar)
- Hijau: booster
- Pink: daerah endemis
- Orange: untuk anak dengan risiko tinggi
Jadwal Imunisasi Bayi 2024 Berdasarkan Usia
Bayi baru lahir (0 bulan) – 6 bulan
- Hepatitis B
- Polio
- DTP
- BCG
- HiB
- PCV
- Rotavirus
Usia 6-12 bulan
- Influenza
- Japanese Encephalitis (JE)
- MMR
- HFMD
Usia 12-24 bulan
Usia 2 – 18 tahun
Jadwal Imunisasi Bayi 2024 Berdasarkan Jenis Vaksinnya
1. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B (Hep B) diberikan total 5 dosis.
- Bayi baru lahir: Hep B 0
- Usia 2 bulan: Hep B 1
- Usia 3 bulan: Hep B 2
- Usia 4 bulan: Hep B 3
- Usia 18 bulan: Hep B 4
Catatan, untuk vaksin Hep B 1, 2, 3, & 4 diberikan dengan vaksin lain dalam bentuk combo DTP.
2. Polio
Vaksin polio diberikan total 5 dosis. Dengan vaksin polio 1, 2, 3, dan 4 diberikan dalam bentuk Combo DTP.
- Saat lahir: polio 0
- Usia 2 bulan: Polio 1
- Usia 3 bulan: Polio 2
- Usia 4 bulan: Polio 3
- Usia 12 bulan: Polio 3
3. BCG
Vaksin BCG disuntikkan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan.
Bayi dari ibu TB aktif: BCG ditunda sampai terbukti bayi tidak terinfeksi TB, namun bayi diberikan terapi pencegahan TB.
Usia 3 bulan atau lebih BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.
Bila uji tuberkulin tidak tersedia, BCG tetap diberikan. Namun, bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis TB.
4. DTP
Vaksin DTP disuntikan total 6 dosis dengan rincian sebagai berikut:
- Usia 2 bulan: DTP 1
- Usia 3 atau 4 bulan: DTP 2
- Usia 4 atau 6 bulan: DTP 3
- Usia 18 bulan: DTP 4
- Usia 5-7 tahun: DTP 5
- Usia 10-18 tahun: DTP 6
5. Hib
Pemberian vaksin Hib pada usia 2, 4, dan 6 bulan, atau 2 bulan sekali.
Sementara booster Hib diberikan pada usia 18 bulan.
Dengan catatan, vaksin Hib 1, 2, 3, dan 4 diberikan dalam combo DTP.
6. PCV
Vaksin PCV disuntikkan total 4 dosis.
- Usia 2 bulan: PCV 1
- Usia 4 bulan: PCV 2
- Usia 6 bulan: PCV 3
- Usia 12 bulan: PCV 4
Jika PCV belum diberikan pada usia 2-5 tahun, PCV10 bisa diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan, dan PCV13 atau PCV15 diberikan 1 kali.
Anak berusia lebih dari 5 tahun dengan risiko tinggi yang belum mendapatkan vaksin PCV, dianjurkan diberikan 1 dosis PCV13 atau PCV15.
7. Rotavirus
Program imunisasi nasional Rotavirus dengan jadwal 2, 4, dan 6 bulan.
Dosis ketiga diberikan paling lambat usia 6 bulan 29 hari.
8. Influenza
Vaksin influenza diberikan pada usia minimal 6 bulan, diulang setiap tahun.
Untuk imunisasi pertama kali bila berusia antara 6 bulan sampai 8 tahun, diberikan 2 kali dengan interval minimal 4 minggu.
Untuk pemberian usia 9 tahun atau lebih, imunisasi pertama 1 dosis.
9. MR/MMR
Vaksin MR disuntikkan total 3 dosis dengan rincian:
- Usia 9 bulan: MR
- Usia 18 bulan: MMR 1
- Usia 5 tahun: MMR 2
10. Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin Japanese encephalitis (JE) diberikan mulai umur 9 bulan di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis.
Adapun daerah endemis tersebut yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau.
Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun kemudian.
11. Varicella
Vaksin varicella untuk mencegah cacar air diberikan mulai usia 12 bulan atau terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar.
- Usia 12 bulan: Varicella 1
- Usia 14 bulan: Varicella 2
Untuk imunisasi kejar, pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan jarak 6 minggu sampai 3 bulan.
Usia 13 tahun atau lebih dengan jarak 4-6 minggu.
12. Hepatitis A
Vaksin hepatitis A diberikan 2 dosis mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan 6 bulan sampai 12 bulan kemudian.
13. Tifoid
Vaksin tifoid diberikan mulai umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
14. HPV
Vaksin human papilloma virus (HPV) diberikan pada anak perempuan total 2 atau 3 dosis.
Usia 9 – 14 tahun
- HPV 1 diberikan pada usia 9-14 tahun
- HPV 2 diberikan 6 bulan dari penyuntikkan dosis 1
Usia lebih dari 15 tahun
- HPV 1 diberikan saat usia 15 tahun ke atas
- HPV 2 diberikan 2 bulan setelah dosis 1
- HPV 3 diberikan 6 bulan setelah dosis 1
15. Dengue
Vaksin dengue disuntikkan total 2 dosis, interval 3 bulan pada usia 6-45 tahun.
- DBD 1 diberikan miminal saat usia 6 tahun
- DBD 2 diberikan 3 bulan setelah dosis 1
Tidak perlu dilakukan pemeriksaan serologis sebagai pre-skrining sebelum imunisasi.
16. Vaksin HFMD (Flu Singapura)
Vaksin Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan jenis vaksin terbaru. Total diberikan 2 dosis untuk usia 6 bulan sampai 3 tahun dengan jarak satu bulan.
Apa Manfaat Imunisasi Bayi?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikutip dari laman WebMD, sebagian besar manfaat imunisasi bayi adalah 90 hingga 100 persen efektif menangkal penyakit tertentu.
Anak-anak yang vaksinnya 100% efektif, dapat melindungi beberapa orang yang belum sepenuhnya diimunisasi.
Selain itu, imunisasi juga mengurangi kemungkinan semua orang terpapar penyakit ini.
Apa Tujuan Imunisasi Bayi?
Berdasarkan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, tujuan imunisasi bayi adalah agar mendapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian suatu penyakit dari penduduk suatu daerah atau negeri.
Sedikitnya, 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi.
Yang tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas atau kekebalan sang anak.
Apakah Akan Berdampak pada Kesehatan Anak Bila Terlambat Jadwal Imunisasi?
Bila pemberian imunisasi terlambat dari jadwal, sebenarnya tidak akan mengurangi efektivitas vaksinasi tersebut untuk membentuk imunitas tubuh.
Namun, selama jangka waktu keterlambatan tersebut, antibodi yang dimiliki anak untuk melawan jenis penyakit tersebut akan melemah.
Akibatnya, anak lebih rentan terserang penyakit tersebut.
Jika terlambat, Parents tidak perlu mengulang pemberian vaksinasi dari awal, melainkan cukup memberikan imunisasi lanjutannya.
Usahakan agar imunisasi dilakukan tepat waktu.
Melakukan imunisasi sesuai jadwal bisa melindungi anak dari penyakit secara optimal.
Apa Efek Samping Imunisasi?

Beberapa vaksin yang termasuk dalam program imunisasi bayi wajib, memiliki efek samping. Efek samping imunisasi sebagian besar ini ringan seperti lengan yang sakit atau demam dan akan hilang dalam beberapa hari.
Dikutip dari laman CDC, efek samping tersebut terjadi berdasarkan jenis imunisasi bayi adalah:
1. Hepatitis B
Adapun efek samping imunisasi Hepatitis B yang dirasakan anak, umumnya adalah:
- Nyeri di tempat suntikan
- Demam
- Kulit gatal-gatal dan kemerahan.
2. Polio
Adapun efek samping vaksin polio yaitu:
- Nyeri di tempat suntikan
- Bengkak di area suntikan
- Kulit kemerahan di mana suntikan diberikan dapat terjadi setelah vaksinasi polio
- Demam
- Mudah lelah
- Kehilangan nafsu makan.
3. BCG
Hampir sama dengan vaksin lainnya, vaksin BCG yang melindungi anak dari penyakit tuberkulosis ternyata memiliki efek samping, seperti:
- Demam
- Ruam merah di area suntikan
- Benjolan hingga nanah di area suntikan
- Muncul bekas suntikan (hematoma)
- Muntah
- Sakit perut
4. DTP
Seperti diketahui, imunisasi bayi ini berguna untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan juga memiliki efek samping, yaitu:
- Nyeri atau bengkak di tempat suntikan
- Demam lebih dari 38 derajat Celcius
- Rewel
- Merasa lelah
- Kehilangan nafsu makan
- Muntah
- Kejang
- Menangis tanpa henti selama 3 jam atau lebih
- Pembengkakan seluruh lengan atau kaki, terutama pada anak yang lebih besar ketika mereka menerima dosis keempat atau kelima.
5. Hib
Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (Hib) memiliki efek samping, diantaranya:
- Kemerahan, kehangatan, dan pembengkakan di tempat suntikan
- Demam
- Mengantuk
- Kehilangan nafsu makan
6. PCV
Vaksin PCV yang tengah digratiskan di beberapa daerah di Indonesia ini juga tak luput dari Kejadian Infeksi Pasca Imunisasi (KIPI), seperti:
- Kemerahan, bengkak, atau nyeri di tempat suntikan
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
- Rewel (mudah tersinggung)
- Merasa lelah
- Sakit kepala
- Kedinginan dapat terjadi setelah vaksinasi PCV13.
7. Rotavirus
Imunisasi yang dilakukan untuk mencegah infeksi rotavirus dilaporkan memiliki KIPI seperti:
- Iritabilitas di lokasi suntikan
- Diare
- Muntah ringan.
8. Influenza
Vaksin influenza ternyata ada dalam bentuk vaksin inaktif alias mati dan vaksin hidup.
Keduanya memiliki efek samping kurang lebih sama, seperti:
- Nyeri, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Hidung berair atau hidung tersumbat
- Mengi
- Muntah
- Sakit tenggorokan
- Batuk.
9. MR/MMR
Beberapa tempat hanya menyediakan vaksin MR untuk mencegah penyakit campak dan rubella.
Namun, beberapa tempat seperti rumah sakit besar juga sudah dilengkapi dengan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Vaksin ini rupanya memiliki efek samping yaitu:
- Lengan yang sakit akibat suntikan
- Kemerahan di tempat suntikan
- Demam
- Ruam ringan
- Pembengkakan kelenjar di pipi atau leher
- Nyeri sementara dan kekakuan pada persendian (kebanyakan pada wanita remaja atau dewasa) terkadang terjadi setelah vaksinasi MMR.
Reaksi yang lebih serius jarang terjadi.
Ini bisa termasuk kejang (sering dikaitkan dengan demam) atau jumlah trombosit rendah sementara yang dapat menyebabkan pendarahan atau memar yang tidak biasa.
Pada orang dengan masalah sistem kekebalan yang serius, vaksin ini dapat menyebabkan infeksi yang dapat mengancam jiwa.
Orang dengan masalah sistem kekebalan yang serius tidak boleh mendapatkan vaksin MMR.
10. Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit radang otak (ensefalitis) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk di daerah endemis.
Vaksin ini juga memiliki efek samping, yaitu:
- Nyeri, tertekan, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot.
11. Varicella
Efek samping dari vaksin varicella yaitu:
- Lengan yang sakit akibat suntikan
- Kemerahan di tempat suntikan
- Demam
- Ruam ringan
- Pembengkakan kelenjar di pipi atau leher
- Nyeri sementara dan kekakuan pada persendian.
12. Hepatitis A
Vaksin hepatitis A memiliki efek samping:
- Nyeri atau kemerahan di tempat suntikan
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan.
13. Tifoid
Efek samping dari imunisasi bayi yang bertujuan untuk mencegah penyakit tipes ini adalah:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan
- Demam
- Sakit kepala
- Ketidaknyamanan
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Diare
- Mual, dan muntah
14. HPV
Yang terjadi setelah mendapat suntikan vaksin Human Papillomavirus (HPV) adalah:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan
- Demam
- Sakit kepala.
15. Dengue
Seperti namanya, vaksin dengue mencegah penyakit demam berdarah memiliki efek samping yaitu:
- Nyeri di area suntikan
- Muncul benjolan pada area bekas suntikan (hematoma)
- Sakit kepala
- Muntah.
Penanganan Efek Samping
Dilansir dari laman IDAI, untuk mengurangi ketidaknyamanan pasca vaksinasi, dipertimbangkan untuk pemberian parasetamol 15 mg/kgbb (miligram/kilogram berat badan anak) kepada bayi atau anak setelah imunisasi, terutama pasca vaksinasi DPT.
Kemudian dilanjutkan setiap 3-4 jam sesuai kebutuhan, maksimal 4 kali dalam 24 jam.
Jika keluhan masih berlanjut, diminta segera kembali kepada dokter.
Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembengkakan, gatal, nyeri selama 1 sampai 2 hari.
Cobalah untuk memberikan kompres hangat di area suntikan untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut.
Terlepas dari itu, imunisasi bayi sebaiknya diberikan sesuai usia atau kalau bisa diberikan melalui imunisasi kejar.
Jangan lupa mencatat jadwal imunisasi bayi di buku KIA.
Semoga informasi di atas memberikan manfaat mengenai jadwal imunisasi bayi dan efek sampingnya ya, Parents!
***
Baca Juga:
800 Nama Bayi Perempuan Modern Tercantik Huruf A-Z dan Rangkaiannya
Daftar Lengkap Vaksinasi Anak Usia 0-12 Bulan Sesuai Anjuran IDAI
Pentingnya Vaksinasi Anak di Era Pandemi, Wajib Ikut Demi Keselamatan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.