Langgeng Menikah Selama 47 tahun, Quraish Shihab Bagikan Rahasianya
Perbedaan usia 10 tahun tak menghalangi keduanya untuk membina rumah tangga yang langgeng hingga 47 tahun, tanpa poligami.
Bagi Anda penggemar Najwa Shihab, pastinya juga tahu dia adalah putri seorang ulama tafsir kenamaan Indonesia, Quraish Shihab. Namun, tak banyak yang tahu tentang istri Quraish Shihab yang bernama Fatmawati.
Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai istri Quraish Shihab, dan perjalanan cinta kedua orangtua Najwa Shihab ini, hingga hidup harmonis dalam pernikahan selama 47 tahun lamanya, tanpa poligami.
Istri Quraish Shihab adalah Orang Solo, Lebih Muda 10 Tahun
Asam di gunung garam di laut, akhirnya bertemu di belanga. Mungkin pepatah ini sangat cocok bagi kedua insan yang bertemu pertamakali 45 tahun silam.
Bagaimana tidak? Keduanya terpaut beda usia 10 tahun lebih, juga memiliki perbedaan budaya dan tradisi karena Quraish berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, sedangkan istri Quraish Shihab berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Saat itu, Quraish Shihab yang berusia 31 tahun telah menjabat sebagai Wakil Rektor IAIN Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara Fatmawati yang kala itu baru berusia 20 tahun, masih berstatus sebagai mahasiswa semester 3.
Keduanya dipertemukan oleh Hasan Assegaf, paman dari Fatmawati. Awalnya, Quraish Shihab merasa enggan untuk pergi ke Solo, karena dulu dia tidak mau berjodoh dengan orang di luar Makassar.
Namun ternyata, jawaban doa yang dipanjatkan Quraish muda setiap malam, membawanya ke hadapan jodoh terbaik dari Tuhan yang berada di Solo, Jawa Tengah.
Dalam buku biografinya yang berjudul Cahaya, Cinta, dan Canda Quraish Shihab, ayah dari psikolog Najeela Shihab ini mengatakan,”Setiap malam saya selalu berdoa agar istri saya pandai berbahasa Inggris dan Prancis.”
Rupanya, Fatmawati Assegaf adalah jawaban dari doa tersebut. Anak kedelapan dari 15 bersaudara ini sangat fasih berbahasa Inggris sejak usia remaja, dan menjadi kebanggaan kedua orangtuanya, Murni Ali Abu Bakar Assegaf dan Khadijah.
Hanya berselang sebulan setelah pertemuan pertama mereka, keduanya menikah pada tanggal 2 Februari tahun 1975.
Quraish Shihab dan istri dikaruniai 5 orang anak
Pernikahan keduanya dikaruniai 5 orang buah hati, 4 orang perempuan dan satu laki-laki. Anak pertama Najeela Shihab kini jadi psikolog dan pendidik, anak kedua Najwa menjadi jurnalis yang sukses. Anak ketiga bernama Nasywa, anak keempat Ahmad Shihab satu-satunya lelaki, dan anak kelima mereka Nahla Shihab yang kini menjadi seorang dokter.
Pendapat Fatmawati tentang sosok Quraish Shihab
Dalam sebuah talkshow yang dipandu oleh putri kandungnya, Najwa Shihab, secara blak-blakan istri Quraish Shihab ini mengungkapkan sosok sang suami di matanya, serta apa saja yang mereka lalui setelah menikah selama puluhan tahun.
“Apa yang membuat Mama jatuh cinta pada Abi?” tanya Najwa Shihab selaku pembawa acara.
Fatmawati tertawa mendengar pertanyaan putrinya.”Apa ya? Yang jelas Abi itu orangnya lembut, lembut sekali.”
Mendengar pujian sang istri, Quraish Shihab yang duduk di samping Fatmawati langsung memperbaiki duduknya.
Fatmawati melanjutkan, “Dia juga penuh kasih sayang. Kami ini berjauhan, Abi di Ujung Pandang, saya di Solo. Dan kami dipertemukan dengan cinta.”
Perjuangan untuk cinta, kunci langgengnya pernikahan selama 45 tahun lamanya
Bercerita tentang masa lalu, Fatmawati mengaku kaget saat pertamakali diboyong dari Solo ke Makassar. Karena dirinya dibesarkan di dalam keluarga yang tak segan menunjukkan cinta dan kasih sayang, orangtuanya pun sangat mesra. Namun ketika di Makassar, ternyata hal tersebut hampir tidak ada.
Apalagi, Fatmawati dan Quraish Shihab hanya dua kali bertemu sebelum menikah. Masa perkenalan dan pendekatan terjadi setelah keduanya menikah.
“Apakah itu cinta pada pandangan pertama?” tanya Najwa ketika mendengar kisah pertemuan pertama orangtuanya.
Fatmawati hanya tertawa dan membiarkan sang suami menjawab pertanyaan tersebut.
“Tidak ada cinta dalam pandangan pertama, bohong kalau ada. Cinta, itu baru benih. Cinta itu harus diperjuangkan,” tutur Quraish Shihab.
“Jadi cinta itu harus diperjuangkan? Contoh konkritnya apa, Abi?” tanya Najwa lagi.
“Kami tidak pacaran, hanya dua kali bertemu, sebulan setelahnya menikah. Setiap hari, ada hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya. Bisa jadi baik, bisa jadi berbeda. Manusia semua berbeda. Kalau perbedaan ditonjolkan, gagal perkawinan. Di sini harus berjuang,” papar penulis buku Pengantin Alqur’an ini.
Artikel terkait: Sederhana tapi penuh makna, inilah sepenggal kisah cinta Habibie dan Ainun
Mantan Menteri Agama pada Kabinet Pembangunan VII (1998) ini menambahkan, “Itu sebabnya orang berkata, pada masa pacaran, pada masa bulan madu, semuanya indah. Setelah itu, terbongkar rahasianya. Kalau tidak dikelola dengan baik, gagal. Dari situ kita berjuang, mencari titik temu. Mundur selangkah, setelah itu baru terjadi penghangatan hubungan. Setelah itu baru terjadi cinta.”
“Ketika Anda bercinta, bukan lagi lidah yang berbicara. Yang berbicara mata, yang berbicara hati, itu cinta,” pungkasnya.
Menambahkan apa yang dijelaskan oleh sang suami, Fatmawati juga berkata bahwa cinta itu selain diperjuangkan juga harus dipupuk.
“Cinta itu harus dipupuk, jangan dibiarkan. Disiram dengan air cinta, dengan air kasih sayang, 45 tahun ini penuh perjuangan. Dengan derita, air mata, juga doa.”
Uniknya, istri Quraish Shihab juga bercerita bahwa sejak muda dirinya suka mendengarkan musik barat. Ketika telah menikah, dia harus menyesuaikan dengan sang suami yang suka musik arab dan penyanyi Umi Kaltsum. Proses adaptasi dengan kebiasaan pasangan ini, dan perjuangan untuk cinta mereka, membuat Fatmawati akhirnya juga menyukai selera musik sang suami.
Menanggapi sebuah pertanyaan dari penonton, tentang mencintai orang yang sudah meninggal, Quraish Shihab menjawab: “Saya mengharap cinta saya berlanjut di akhirat, kalau saya meninggal duluan, saya harap bisa melihat dia dari jauh, kawin lagi apa tidak?” ujarnya sambil tertawa.
Video selengkapnya bisa Anda simak di sini:
Itulah tips pernikahan langgeng dari Quraish Shihab dan istrinya. Ternyata kuncinya cukup sederhana ya, yakni dengan memupuk, dan memperjuangkan cinta. Kelihatannya mudah, namun tentu bila tidak teguh, perkawinan bisa berantakan.
Wah, patut dijadikan teladan ya pasangan ini. Selalu teguh memperjuangkan cinta mereka, walaupun telah bersama puluhan tahun, tetap langgeng dan harmonis.
Baca juga:
Tanggapan Quraish Shihab soal anjuran salat jumat di rumah untuk hindari corona