Berbagai macam upaya akan dilakukan pasangan yang tengah menanti keturunan, baik melalui cara alami maupun bantuan teknologi seperti inseminasi buatan. Inseminasi buatan yaitu prosedur yang ditawarkan dunia medis untuk membantu pasangan dengan masalah kesuburan, caranya menginjeksikan sperma di dalam rahim agar pembuahan terjadi lebih cepat.
Golongan orang yang disarankan melakukan program inseminasi buatan
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) umumnya akan menganjurkan pasien untuk mendiskusikan pemilihan program kehamilan termasuk didalamnya inseminasi buatan jika berada dalam kondisi berikut:
- Tidak kunjung hamil setelah satu tahun mencoba
- Memiliki siklus haid tidak teratur saat perencanaan kehamilan
- Berusia di atas 35 tahun
- Riwayat keguguran spontan lebih dari dua kali
- Pasangan yang memiliki masalah dengan masalah medis tertentu, misalnya disfungsi seksual atau ketidakmampuan lendir serviks membantu kinerja sperma
- Perempuan dengan endometriosis
- Perempuan yang memiliki alergi sperma
- Pria yang bermasalah dengan kualitas sperma
Proses inseminasi buatan

Kendati tingkat keberhasilan kehamilan dari program kehamilan berbeda, namun inseminasi buatan menawarkan biaya yang relatif terjangkau dan minim efek samping. Prosesnya juga tergolong singkat dan tidak menyakitkan.
Sebelum melakukan prosedur, dokter akan melakukan pemeriksaan organ reproduksi dan kesuburan pasangan untuk mendeteksi manakala ada hal yang akan menghambat terjadinya kehamilan secara alami.
Dari pihak suami, dokter akan memeriksa seperti apa kualitas dan kuantitas sperma. Selain itu dokter juga akan memprediksi waktu ovulasi yang tepat untuk selanjutnya merekomendasikan teknik yang dapat membantu terjadinya pembuahan. Dokter akan melakukan perlengkapan tes ovulasi, USG dan tes darah serta tes tambahan untuk mengetahui suhu tubuh basal, tektur lendir vagina dan kondisi leher rahim.
Biasanya, dokter akan menganjurkan pasangan menghindari aktivitas seks 2-5 hari sebelum prosedur untuk memastikan kuantitas sperma optimal. Sperma yang nantinya akan digunakan dicuci dengan metode khusus untuk meningkatkan kesuburan dan tentunya memilih sperma dengan kualitas terbaik.
Selanjutnya, sperma akan ditempatkan pada selang kecil yang disebut kateter lalu diinjeksikan ke dalam vagina dan leher rahim hingga akhirnya mencapai rahim dan terjadi pembuahan. Proses ini memakan waktu 15 hingga 45 menit untuk mendapatkan hasil terbaik, sebagian wanita akan merasakan kram perut dan perdarahan ringan setelah prosedur.
Sejauh apa tingkat keberhasilan inseminasi buatan?
Seperti cara alami maupun program kehamilan lainnya, tingkat kesuksesan inseminasi buatan juga beragam. Namun, ada beberapa alasan yang memungkinkan peluang kehamilan lebih rendah:
- Wanita yang berusia lebih matang
- Pasangan yang memiliki kualitas sel telur atau sperma yang rendah
- Wanita yang mengalami endometriosis parah
- Infeksi atau penyumbatan tuba falopi dalam durasi lama yang mengakibatkan kerusakan
Risiko program hamil inseminasi buatan
Kendati risiko yang disandang cukup rendah, tetap ada beberapa risiko prosedur inseminasi yang sebaiknya diketahui yaitu sebagai berikut:
- Kehamilan kembar
- Ovarium Hyperstimulation Syndrome (OHSS) akibat reaksi berlebihan folikel ovarium. Kasus ringan akan menyebabkan perdarahan, kram perut, mual dan muntah. Pada beberapa kasus yang parah juga dapat mengakibatkan dehidrasi, nyeri dada dan kesulitan bernapas
- Kehamilan ektopik
- Infeksi
- Keguguran
Parents, semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda memilih program kehamilan yang sesuai demi hadirnya si kecil dalam keluarga kecil Anda.
Referensi : Medical News Today, Web MD, Mayo Clinic
Baca juga :
Kenali tanda spinal stenosis, penyebab lubang serviks kecil yang bikin wanita sulit hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.