Seorang ibu yang positif COVID-19 di Bali dilaporkan meninggal dunia setelah melahirkan bayi caesar. Ibu berinisial NI menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, pada Kamis (11/2) lalu.
Kondisi Ibu Memburuk, Terpaksa Operasi Caesar
Saat melahirkan, diketahui usia kandungan ibu tersebut baru menginjak 6 bulan. Sang bayi yang berjenis kelamin perempuan itu berhasil lahir dengan selamat. Namun sayangnya, nyawa ibu NI tak dapat ditolong saat operasi caesar.
Ibu NI terpaksa melahirkan di usia kandungan yang masih terbilang belum cukup umur karena kondisinya kian memburuk lantaran terpapar COVID-19. Atas saran tim medis, ia lalu segera menjalani operasi cesar.
“Kami dengan tim bisa merawat bayi berisiko tinggi ini dengan baik, dengan ibu positif COVID-19,” tutur Kepala Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah Wayan Dharma Artana, mengutip dari laman Merdeka, Kamis (15/4).
Wayan Dharma mengatakan, tim medis mengaku bersyukur karena kondisi bayi saat ini semakin stabil. Ia menambahkan, saat ini bayi itu telah dirawat secara normal di box ruang persalinan RSUP Sanglah.
Selain itu, pihaknya akan mengizinkan keluarga membawanya pulang dalam dua hari ke depan.
“Sudah stabil kondisinya dan sudah dirawat di box dan sudah minum seperti bayi normal,” imbuhnya.
Artikel terkait: Lahir prematur dan terinfeksi corona, bayi ini berhasil sembuh!
Bayi Prematur Berisiko Kesehatan Tinggi
Wayan juga menjelaskan, bahwa bayi itu lahir dengan prematur dan memiliki berat badan cukup rendah yakni 1,08 kilogram. Kemudian, untuk panjang bayi 35 cm, lingkar kepala 25 cm, dan lingkar dada 21 cm.
“Saat lahir bayi dinyatakan negatif COVID-19,” kata dia.
Dia menyebutkan, bahwa bayi yang lahir prematur ini memiliki risiko kesehatan tinggi. Sebab, organ dalam tubuh bayi belum terbentuk sempurna sehingga membutuhkan perawatan khusus.
“Pematangan organ belum sempurna mulai dari otaknya, pernapasan, saluran pencernaan. Semua organ dalam proses pematangan. Prematuritas masalah utama (dalam merawat bayi ini),” kata Wayan.
Selain masalah prematuritas, bayi itu lahir dengan berat badan yang kurang. Kemudian ibu bayi terkonfirmasi positif COVID-19. Kemudian, tim medis RSUP Sanglah merawat bayi itu dalam satu bulan awal di ruang rawat inap neonatus.
Bayi tersebut dirawat dalam kotak inkubator sampai organnya terbentuk sempurna. “Setelah dua bulan dirawat, organ dalam bayi terlihat normal atau tidak mengalami kecacatan,” tandasnya.
Artikel terkait: Ibu Hamil Positif COVID-19 Disarankan Memilih Persalinan Caesar, Ini Penjelasan Dokter
Kehamilan dan COVID-19
Hingga saat ini, para ahli masih memelajari pengaruh COVID-19 atau infeksi virus Corona pada ibu hamil.
Menurut National Health Service, Inggris, ibu hamil telah masuk dalam daftar orang dengan risiko tingkat sedang (clinically vulnerable). Hal ini karena perempuan hamil terkadang lebih berisiko terkena virus, seperti flu.
Di sisi lain, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, ibu hamil yang menderita COVID-19 tampaknya lebih mungkin terkena komplikasi pernapasan yang membutuhkan perawatan intensif, dibanding perempuan yang tidak hamil.
Berdasarkan kejadian yang lalu, ibu hamil dengan SARS atau MERS juga berisiko lebih tinggi mengalami keguguran atau melahirkan bayi prematur. Kejadian ini juga bisa terjadi pada ibu hamil dengan COVID-19, tetapi laporan kejadiannya masih sangat sedikit.
Artikel terkait: Screening COVID-19 pada Ibu Hamil, Kapan Harus Dilakukan dan Bagaimana Prosedurnya?
Apa yang Harus Dilakukan Ibu Jika Terpapar COVID-19 Saat Hamil?
Mengutip laman KlikDokter, salah satu yang harus dilakukan ibu hamil adalah berkonsultasi dengan dokter. Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, kondisi kehamilan tiap perempuan berbeda. Lalu, kondisi COVID-19 juga berbeda-beda pada tiap ibu hamil.
“Harus ke dokter. Kondisi tiap orang berbeda, kondisi tiap bumil beda-beda dan tingkat keparahan virus corona tiap pasien juga berbeda. Diskusikan terapi terbaik dengan dokter spesialis, baik dokter kandungan, penyakit dalam, ataupun paru,” ungkap dr. Astrid.
Menurut dr. Astrid, sebaiknya periksakan diri ke rumah sakit yang rujukan COVID-19. Di situ, nanti akan dijelaskan cara ibu hamil menghadapi virus Corona.
Selain memeriksakan kondisi kehamilan dan COVID-19 ke klinik atau rumah sakit, Anda pun bisa bertanya dan cari informasi dari dokter melalui telepon, pesan teks, atau aplikasi kesehatan agar lebih praktis.
Kemudian, hal lain yang wajib dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter adalah isolasi mandiri. Ibu hamil harus tetap melakukan ini supaya tidak menulari ke orang lain.
Selain itu, sebisa mungkin rutin lakukan tes. Siapa pun yang tinggal dengan Anda dan berada dalam lingkungan Anda harus menjalani tes bila memiliki gejala.
***
Parents, demikian kabar seputar ibu positif COVID-19 meninggal setelah melahirkan. Semoga sang ibu bisa diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan, serta buah hatinya bisa tumbuh sehat. Amin.
Baca juga:
Berencana melahirkan caesar, berikut hal penting yang harus dipersiapkan!
Penelitian Ungkap Ibu Hamil Bisa Transfer Antibodi COVID-19 ke Janin, Ini Penjelasannya
Diduga tertular dari uang, ibu hamil positif COVID-19 berhasil sembuh