10 Film Indonesia dari Kisah Nyata Terbaik Rating Tinggi hingga Terbaru
Terbaru, bakal ada film 'Norma: Antara Mertua dan Menantu' yang diangkat dari kasus yang dialami Norma Risma.
Industri film Indonesia ternyata punya banyak judul yang diangkat dari kisah nyata. Deretan film Indonesia kisah nyata ini bisa menjadi pilihan buat watch list saat santai.
Ada apa saja, ya? Yuk, cek daftarnya di bawah ini!
Artikel Terkait: 7 Film Indonesia Tentang Politik yang Seru dan Penuh Intrik
Daftar Film Indonesia Kisah Nyata
1. Norma: Antara Mertua dan Menantu
Film yang diangkat dari kisah nyata terbaru ada Norma: Antara Mertua dan Menantu.
Meski masih proses penggarapan, tetapi film satu ini sudah mendapat perhatian besar dari penggemar. Pasalnya, film satu ini diambil dari kasus
Norma Risma yang suaminya berselingkuh dengan sang ibu kandung. Kasus ini menggemparkan netizen pada 2022 silam.
Belum ada jadwal pasti kapan film ini tayang. Namun, film ini dibintangi oleh Tissa Biani, Wulan Guritno, dan Yusuf Mahardika.
2. Ipar adalah Maut (2024)
Ini merupakan film yang dibintangi Deva Mahenra, Michelle Ziudith, dan Davina Karamoy.
Film satu ini diangkat dari kisah nyata yang pernah viral di TikTok. Mengisahkan tentang perselingkuhan antara adik dan kakak ipar yang pastinya mengobrak-abrik emosi penonton.
Film ini tayang di bioskop pada 13 Juni 2024. Kini, Ipar adalah Maut sudah bisa ditonton di Netflix.
3. Laura (2024)
Film berjudul Laura ini diangkat dari kisah hidup seorang selebgram bernama Laura Anna.
Mengisahkan tentang hidupnya yang awalnya sempurna, tetapi harus berubah setelah mengalami kecelakaan tragis Bersama kekasihnya, Joji.
Karena kecelakaan itu, Laura mengalami kelumpuhan total, tetapi Jojo hanya mengalami luka ringan.
Namun, Jojo malah menyalahkan Laura atas kesalahan tersebut dan meninggalkannya.
4. Susi Susanti Love All (2019)
Nama Susi Susanti di dunia olahraga bukanlah nama sembarangan. Susi Susanti adalah peraih medali emas Olimpiade pertama dari cabang olahraga badminton di tahun 1992 di Barcelona. Pada awalnya, Susi tidak diarahkan menjadi olahragawan oleh orangtuanya.
Berawal dari mencoba bermain di kampung halamannya di Tasikmalaya, Susi mendapat tawaran bergabung di sebuah klub badminton di Jakarta dan di sana ia berlatih hingga menjadi salah satu atlet berbakat.
Berhasil bergabung di pusat pelatihan nasional atau pelatnas bukan hal mudah.
Selain menjalani hari-hari keras penuh latihan dan bersaing dengan atlet-atlet lain, menahan rindu pada keluarga, urusan asmara dengan Alan Budikusuma sesama atlet badminton, hingga masalah kewarganegaraan yang tidak kunjung usai karena ia keturunan Tionghoa.
Prestasi Susi juga turut disorot, baik kejuaraan individu hingga beregu. Sampai Susi ditargetkan meraih medali Olimpiade pertamanya, membuatnya memikul beban berat atas harapan banyak orang.
5. Habibie & Ainun (2012)
Kisah cinta mantan presiden ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari.
Berawal dari teman sekolah dan bertemu kembali ketika dewasa, Habibie dan Ainun akhirnya menikah. Setelah menikah, keduanya pindah ke Jerman Barat dan Habibie menyelesaikan kuliahnya.
Ainun praktis menjadi ibu rumah tangga dan mendampingi suaminya hingga pendidikannya usai serta menjalani hidup di Jerman Barat.
Menjalani berbaagai lika liku kehidupan, Ainun setia mendampingi Habibie hingga menjadi menteri, wakil presiden, hingga diangkat menjadi presiden ketiga Republik Indonesia.
Di tengah kebahagiaan keluarga ini, Ainun mengidap kanker ovarium dan kesehatannya kerap terganggu. Habibie beserta anak-anaknya setia mendampingi Ainun hingga napas terakhir.
Artikel terkait: 6 Rekomendasi Film Indonesia yang Diadaptasi dari Film Korea, Wajib Tonton!
6. Film Indonesia dari Kisah Nyata, 3 Srikandi
Masih dari dunia olahraga, film 3 Srikandi menceritakan tentang tiga pemanah wanita yang berhasil meraih medali Olimpiade pertama untuk Indonesia pada Olimpiade Seoul 1988.
Tiga pemanah tersebut yaitu Lilis Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani.
Cabang olahraga panahan di Indonesia sedang di ambang kritis serta mendekati waktu Olimpiade Seoul 1988.
Dibutuhkan pelatih yang bisa membimbing tiga pemanah wanita tersebut dalam waktu singkat untuk menuju Olimpiade.
Satu-satunya orang yang bisa melatih ketiga atlet tersebut ialah mantan pemanah Donald Pandiangan yang dijuluki “Robin Hood Indonesia”.
Para atlet pun juga tidak luput dari masalah masing-masing yang menghantui, termasuk terancam tidak jadi diberangkatkan ke Olimpiade.
Dengan waktu yang singkat, keempatnya harus bersinergi untuk mengukir prestasi.
7. Gie
Bernama lengkap Soe Hoek Gie, adalah seorang aktivis dan penulis ternama di era 1960-an. Memiliki darah keturunan Tionghoa dan termasuk minoritas. Gie adalah orang yang jujur, lurus, dan berani bersikap. Dia juga dikenal sebagai pecinta alam.
Gie kerap kali mendaki gunung bersama kelompok mahasiswa pecinta alam atau mapala UI.
Lewat pendakian itu, Gie ingin lebih mengenal Indonesia.
Gie adalah sosok yang tidak toleran terhadap ketidakadilan.
Semasa kuliah, ia kerap menulis artikel di surat kabar untuk mengkritik pemerintah kala itu hingga beragam teror datang padanya.
Kehidupan kampusnya juga dipenuhi dengan beragam aksi protes dan demonstrasi. Sikap kerasnya itu membuat dua sahabatnya, Tan Tjin Han dan Herman Lantang khawatir.
Perjuangan Gie makin rumit kala Tan Tjin Han bergabung dalam sebuah organisasi berbahaya.
8. Chrisye
Kisah perjalanan karier penyanyi legendaris Chrisye turut diangkat ke layar lebar. Sejak remaja, musik sudah menjadi bagian hidup Chrisye dan ia bahagia saat bisa tampil di atas panggung.
Meski ia ditentang ayahnya untuk menjadi penyanyi, Chrisye tetap lanjut bermusik hingga karyanya sukses di pasaran.
Meski Chrisye berbakat dalam musik dan memiliki karya luar biasa, ia kerap dilanda kegelisahan dan tidak percaya diri. Sang istri, Damayanti Noor, selalu setia mendampingi Chrisye dalam kondisi apapun.
Dia terus berjalan mencari makna hidup yang sesungguhnya, hingga akhirnya tercipta lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”.
Artikel terkait: 10 Film Indonesia Terbaik yang Bisa Anda Tonton di Netflix
9. Laskar Pelangi
Jauh di Belitong, sepuluh anak SD dan dua orang guru bersemangat dalam menuntut ilmu meski fasilitas dan sarana penunjang belajar lainnya sangat berkekurangan.
Bu Muslimah sang guru dan Pak Harfan yang menjadi kepala sekolah tetap menjalankan komitmen sebagai guru dan mendidik anak-anak Belitong yang semuanya berasal dari keluarga menengah ke bawah.
Awalnya SD tempat Bu Muslimah mengajar hanya diisi sembilan murid baru.
Dia dan Pak Harfan diberi syarat untuk mendapatkan sepuluh murid atau sekolah akan ditutup.
Kedatangan Harun, seorang bocah istimewa, menggenapi jumlah murid dan SD tersebut tidak jadi ditutup.
Kesepuluh murid tersebut memiliki keistimewaan masing-masing.
Lintang, seorang murid pintar dari keluarga nelayan miskin. Ia harus mengayuh sepeda puluhan kilometer untuk mencapai ke sekolah.
Lintang juga harus melewati sungai yang ditinggali buaya.
Mahar, siswa ceria yang berbakat di bidang seni. Lalu ada Ikal, anak dari pegawai perusahaan yang pintar menulis puisi.
10. Sokola Rimba
Nama Butet Manurung tidak lepas dari pergerakan pendidikan untuk Suku Anak Dalam di hutan Bukit Duabelas, Jambi.
Berawal dari pekerjaannya di sebuah lembaga konservasi, Butet memantapkan hati untuk mengajarkan baca tulis dan berhitung pada warga suku setempat.
Perkenalan Butet dengan anak setempat bernama Bunyong menjadi awal perjalanan mengajar Suku Anak Dalam.
Perjuangan Butet untuk bisa memberikan pendidikan tidaklah mudah.
Warga setempat berpikir dengan baca tulis dan berhitung dapat mendatangkan kesialan bagi mereka.
Butet melakukan kegiatan belajar mengajar dengan situasi minim dukungan.
Artikel Terkait:16 Film Indonesia Tentang Pernikahan, Seru Ditonton Bersama Pasangan!
Itu dia beberapa judul film Indonesia dari kisah nyata yang bisa ditonton. Tertarik menyaksikan yang mana dulu nih, Parents?
Baca juga:
7 Potret Kebersamaan Maruli Tampubolon dan Istri yang Jarang Tersorot
Suami Dee Lestari Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Stroke
7 Fakta Mantan Kaesang Pangarep, Ada yang Semakin Hits di Sosial Media!