Ada banyak cara yang bisa Parents lakukan untuk mengajarkan anak berpuasa. Salah satunya dengan membacakan dongeng anak bernuansa islami tentang puasa.
Dari dongeng tersebut, diharapkan buah hati dapat memahami makna ibadah puasa, terutama puasa Ramadan yang sebentar lagi akan berlangsung. Nah, inilah kisah puasa pertama seorang anak bernama Salman.
Yuk, simak kisahnya, dan jangan lupa bacakan juga kepada si kecil.
Dongeng Anak Islami tentang Puasa “Puasa Pertama Salman”
Salman adalah seorang murid sekolah dasar. Suatu hari di kelas, ibu guru menyampaikan tentang bulan Ramadan yang akan segera tiba. Salman dan teman-temannya ikut senang mendengar bulan puasa akan segera tiba.
“Kita akan mendapatkan pahala dari Allah jika kita berpuasa,” kata ibu guru Aminah.
“Selain itu, puasa dapat memperbaiki fungsi pencernaan dan menyehatkan tubuh kita,” jelas ibu guru di depan kelas.
Mendengar penjelasan tersebut, Salman langsung semangat berpuasa dan ia pun mengajak teman-temannya untuk ikut berpuasa.
“Kalau begitu, besok InsyaAllah kita berpuasa, yuk, teman-teman!” ujar Salman mengajak teman-temannya.
“Setujuu..!!!” sahut teman-teman Salman.
Malam harinya, sebelum tidur Salman melafalkan niat puasa.
“Bismillahirrahmanirrahim.. Nawaitu shauma ghadin.. an adaa’i fardhi syahri romadhooni.. Hadzihis sanati.. Lillahi ta’ala,” ucap Salman. Kemudia ia beranjak tidur.
Sebelum imsak, pagi-pagi sekali Salman sudah bangun untuk makan sahur bersama keluarganya. Saat kembali ke sekolah, Salman menjalankan puasa sambil bermain bersama teman-teman.
Namun, ia terkejut melihat Made minum air dari botol minum. “Kamu tidak berpuasa, Made?” tanya Salman.
“Agamaku berbeda dengan agama kalian, jadi aku tidak berpuasa Ramadan seperti kalian. Maaf, aku lupa minum depan kalian,” kata Made menjelaskan.
“Kami memahamimu, Made,” kata Salman dan teman-temannya sambil tersenyum. Mereka pun kembali main bersama dengan gembira.
Siang harinya, matahari bersinar terik sekali. Salman dan teman-teman pulang sekolah bersama-sama.
Sinar matahari yang terik membuat Salman merasa haus dan kepanasan. Akhirnya ketika sampai di rumah, diam-diam Salman membuka pintu kulkas dan berdiri di depannya.
“Masya Allah… dinginnya…” ujar Salman.
Tiba-tiba, kak Hamzah datang dan memandang Salman dengan terkejut.
“Salman kamu sedang apa?” tanya kak Hamzah.
“Aku kepanasan dan haus kak.. Agar terasa dingin, aku berdiri di depan kulkas,” jawab Salman menjelaskan.
Kak Hamzah tertawa dan berkata, “Nanti kamu masuk angin, Salman. Daripada seperti itu, ikut kakak saja, yuk,” kata Kak Hamzah.
Akhirnya Kak Hamzah mengajak Salman shalat berjemaah di masjid. Lalu mereka melanjutkan dengan mengaji bersama di masjid.
Memang, pada bulan Ramadan, seorang muslim dianjurkan untuk banyak beribadah. Seperti shalat dan membaca Al Quran.
Ketika sore telah tiba, Salman dan kak Hamzah pulang ke rumah.
“Kak.. aku lapar. Buka puasanya masih lama, ya?” kata Salman.
Salman rasanya sudah tidak tahan lagi, dan merasa sangat lapar karena sudah berpuasa seharian penuh.
“Dua jam lagi InsyaAllah kita berbuka puasa, ya, Salman,” jelas Kak Hamzah mencoba menenangkan Salman.
Lantaran waktu berbuka puasa tinggal sebentar lagi, Salman mencoba menahan rasa haus dan lapar. Ia mengalihkan pikirannya dengan cara bermain.
Akan tetapi, diam-diam ia selalu melihat ke arah jam dinding. Ia merasa waktu terasa lambat.
“Kenapa waktu berjalan lama sekali,” kata Salman tidak sabaran.
“Salman, sambil menunggu berbuka puasa, kita beli makanan berbuka yuk!” kata kak Hamzah mengajak Salman. Salman pun mengangguk setuju.
Salman dan kakaknya, Hamzah, kemudian membeli menu buka puasa di dekat rumah. Beragam makanan dijual di sana.
Ada kolak pisang, gorengan, es buah, dan lainnya. Di sana, Salman bertemu tetangganya, Salwa.
“Kamu membeli makanan berbuka juga?” tanya Salman
“Ya, ibu memintaku membeli kolak untuk berbuka puasa sekeluarga,” kata Salwa. Tiba-tiba, Salma menjadi sedih.
“Papa mamaku belum pulang bekerja, jadi aku tidak berbuka puasa sekeluarga,” ujarnya dengan sedih.
Namun Salwa menghiburnya, “Tenang saja Salman, di akhir pekan kamu dapat berbuka puasa bersama keluarga,”
Salman mengangguk dan tersenyum. “Benar sekali, aku harus bersabar menantinya,” ujar Salman.
Setelah selesai membeli makanan berbuka, mereka lalu berjalan pulang. Tak lama kemudian, azan maghrib pun berkumandang.
“Allahu akbar.. Allahu akbar..” begitu terdengar dari masjid dekat rumah Salman.
Salman sangat gembira karena ia mampu berpuasa penuh hari ini. Salman dan kak Hamzah lalu berbuka puasa bersama.
Mereka membaca doa berbuka puasa “Bismillahirrahmanirrahim.. Allahumma lakasumtu.. Wa bika aamantu.. Wa’ala rizqika afthartu birahmatika..ya arrhamar roohimiin..”
***
Demikianlah kisah puasa pertama Salman.
Dari dongeng anak islami tentang puasa, Parents bisa mengajarkan kepada si kecil bahwa makna puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga melatih kesabaran. Semoga Ramadan tahun ini si kecil bisa berpuasa dengan lancar, ya.
Baca juga:
Manfaat Dongeng yang Tak Terbantahkan
Sukses latih anak berpuasa sejak dini, Zaskia Mecca; "Terharu banget"
Pentingnya melatih anak berpuasa sejak dini, ini cara yang bisa Parents lakukan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.