Waspada Bumil! Detak Jantung Janin Terlalu Cepat Jadi Indikasi Adanya Gangguan Kesehatan

Pola detak jantung janin yang terlalu cepat atau lambat dapat mengindikasikan gangguan kesehatan. Oleh karenanya, penting untuk rutin memantau detak jantungnya.

Semasa kehamilan, penting untuk melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter maupun bidan. Dari sini, Bunda akan mengetahui kondisi kesehatan janin. Salah satu indikator yang wajib dipantau adalah detak jantung bayi. Apakah detak jantung janin cepat, terlalu lambat, atau normal.

Memantau detak jantung janin secara rutin dapat mendeteksi secara dini jika ada kelainan, sehingga dapat segera ditangani dengan tepat sesuai sumber masalah.

Kapan Detak Jantung Janin Dikatakan Terlalu Cepat?

Waspada Bumil! Detak Jantung Janin Terlalu Cepat Jadi Indikasi Adanya Gangguan Kesehatan

Untuk pertama kali, detak jantung janin dapat dideteksi dengan USG vagina pada usia kehamilan sekitar 5 hingga 6 minggu. Saat itulah, tanda pertama dari embrio yang sedang berkembang terkadang dapat terlihat.

Di usia kehamilan sekitar 7 minggu, detak jantung dapat terdengar lebih baik. Pada waktu tersebut dokter dapat menjadwalkan USG perut untuk memastikan juga bahwa kehamilan dalam kondisi yang sehat.

Meski belum ada kesepakatan bersama, pedoman dunia internasional menyatakan bahwa normal denyut jantung janin yang direkomendasikan adalah 110-150 denyut per menit atau 110-160 denyut per menit. Namun di lain sisi, sebuah penelitian menyatakan bahwa detak jantung janin yang normal berkisar antara 120-160 denyut tiap menit. Data itu sendiri didapat dari penelitian tahun 2000-2007 di Jerman.

Dari data tersebut, bisa disimpulkan detak jantung janin yang berkisar di atas angka normal bisa dibilang detak jantungnya cepat.

Artikel Terkait: Detak jantung janin bisa deteksi jenis kelamin bayi, benarkah?

Memonitor Detak Jantung Buah Hati Selama Kehamilan hingga Persalinan

detak jantung janin cepat

Pada saat proses persalinan dan sesaat setelah bayi lahir, detak jantung janin juga dipantau dengan menggunakan peralatan khusus. Tujuannya, untuk membantu mendeteksi perubahan pola detak jantung selama proses persalinan berlangsung.

Pola detak jantung yang terlalu cepat atau terlalu lambat menandakan kemungkinan adanya masalah pada janin, seperti kekurangan oksigen.

Ketika terlihat adanya perubahan pola detak jantung, maka langkah-langkah penanganan dapat diambil untuk mengantisipasi atau mengatasi sumber permasalahan, serta menentukan metode persalinan yang terbaik bagi janin.

Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan pola detak jantung janin abnormal, terlalu cepat atau terlalu lambat, tidak serta merta berarti bayi mengalami gangguan kesehatan. Untuk bisa memastikan kondisi bayi, dokter masih memerlukan hasil pengamatan dari aneka tes lainnya.

Jika dokter berhasil menemukan adanya gangguan kesehatan, maka tindakan selanjutnya adalah menemukan penyebabnya. Jika gangguan tidak bisa teratasi dan dapat mengganggu kelahiran bayi, maka biasanya bayi akan segera dilahirkan melalui operasi caesar, ekstraksi vakum, maupun forceps.

Ada dua macam cara yang bisa dilakukan untuk memantau detak jantung janin berdasarkan alat yang digunakan, yaitu:

  1. Auskultasi. Menggunakan stetoskop khusus. Metode ini terbilang aman karena minim risiko atau efek samping.
  2. Pemantauan jantung janin secara elektronik. Alat ini akan digunakan selama masa kehamilan hingga saat kelahiran bayi. Selain memantau detak jantung janin, alat ini berguna juga untuk mengetahui kekuatan dan durasi kontraksi rahim.

Artikel Terkait: Amankah Bumil Memakai Fetal Doppler atau Alat Pemantau Detak Jantung Janin Portable?

Aritmia: Kelainan Detak Jantung Janin

detak jantung janin cepat

Aritmia janin adalah istilah yang mengacu pada kelainan apa pun pada detak jantung bayi, termasuk takikardia (detak jantung meningkat) maupun bradikardia (detak jantung melambat). Kelainan ini kondisi langka, terjadi hanya pada 1-2% kehamilan, dan biasanya bersifat sementara. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, ritme jantung yang tidak teratur dapat menyebabkan kematian.

Penyebab aritmia tidak dapat diketahui secara pasti, terutama jika terjadi sementara. Namun, konsumsi kafein tingkat tinggi dicurigai dapat menyebabkan kelainan detak jantung. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 200 ml kafein sehari atau kira-kira setara dengan satu cangkir kopi.

Selama trimester kedua, jantung bayi mungkin mulai berdetak tidak teratur saat jalur listrik jantung matang. Hal ini wajar kok, Bun, dan tidak perlu dikhawatirkan. Kecuali ketidakteraturan tersebut berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama.

Pada kasus tertentu, di mana aritmia terjadi sangat parah, dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan jantung struktural sepanjang hidupnya. Dalam hal ini, dibutuhkan tes lebih lanjut untuk mengambil tindakan yang diperlukan. 

Beberapa aritmia mungkin menunjukkan kelainan struktural jantung, dalam hal ini penyedia layanan kesehatan akan menjalankan tes lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan. Selain itu, aritmia juga dapat berpotensi menyebabkan kematian janin saat berada di dalam rahim atau selama persalinan.

Kemudian, jika detak jantung janin cepat, mungkin dokter akan meresepkan obat yang diberikan melalui plasenta ke janin untuk membantu mengatur detak jantungnya.

Sumber: Alodokter, American Pregnancy

Baca Juga:

Kapan Bumil bisa mendengar detak jantung janin? Ini jawabannya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.