Setelah virus corona varian delta yang sempat menggegerkan dunia, belum lama ini dunia lagi-lagi dihadapkan pada virus corona varian Mu atau B.1.621. Sampai saat ini, virus corona varian Mu masih terus diteliti. Para ahli pun belum memastikan tingkat keganasan varian ini dibandingkan varian lainnya. Namun, ada sejumlah fakta terbaru mengenai varian Mu, berikut kami rangkum untuk Anda dari berbagai sumber.
Artikel terkait: Belum Divaksin, Ibu Ini Meninggal setelah Melahirkan Akibat Covid-19
Ditemukan pada Januari 2021
Melansir dari NDTV, Mu, varian yang sebelumnya dikenal sebagai B.1.621, pertama kali diidentifikasi di Kolombia, Amerika Selatan pada Januari. Pada 30 Agustus, WHO menetapkannya sebagai varian bunga karena beberapa mutasi terkait dan memberinya nama huruf Yunani. Mu membawa mutasi kunci, termasuk E484K, N501Y dan D614G, yang telah dikaitkan dengan peningkatan penularan dan penurunan perlindungan kekebalan.
Menurut Buletin WHO yang diterbitkan minggu lalu, Mu telah menyebabkan beberapa wabah yang lebih besar di Amerika Selatan dan Eropa. Sementara jumlah sekuens genetik yang diidentifikasi sebagai Mu telah turun di bawah 0,1 persen secara global, Mu mewakili 39 persen varian yang terjadi di Kolombia dan 13 persen di Ekuador.
WHO juga mengatakan bahwa mereka terus memantau perkembangan kasus Mu di Amerika Selatan, terutama di daerah ia bersirkulasi bersama dengan varian Delta. Maria van Kerkhove, kepala unit penyakit baru WHO, mengatakan sirkulasi varian tersebut menurun secara global tetapi perlu dipantau dengan cermat. Dalam jumpa pers, kepala penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan para pejabat AS mengawasinya, tetapi sejauh ini Mu tidak dianggap sebagai ancaman langsung.
Apakah vaksin bekerja pada corona varian Mu?
Menurut UN, Mu adalah “varian yang menarik perhatian” kelima yang dipantau oleh WHO sejak Maret 2020. Varian ini “memiliki konstelasi mutasi” yang menunjukkan bahwa varian ini akan tahan terhadap vaksin. Sebuah studi awal berjudul “Characterization of the emerging B.1.621 variant of interest of SARS-CoV-2” pun menunjukkan bahwa strain tersebut lebih resisten terhadap antibodi dari vaksin yang saat ini ada di pasaran. PBB pun menekankan untuk terus melakukan pemantauan mengenai corona varian Mu.
Artikel terkait: Vaksin Pfizer Akan Dibagi Gratis, Bagaimana Efikasi dan Efek Sampingnya?
Corona varian Mu belum terdeteksi di Indonesia
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa varian Mu sampai saat ini belum terdeteksi di Indonesia. Meskipun demikian, ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
“Di sekitar kita varian ini belum terdeteksi. Kita sudah melakukan genom sekuensing terhadap 7 ribuan orang di Indonesia dan belum terdeteksi varian tersebut. Mudah-mudahan varian Mu ini akan abortif,” katanya dalam konferensi pers melalui kanal Youtube Setpres, Senin (6/9/2021). Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa varian Mu memang ada resistensi terhadap vaksin. Namun, penyebarannya tidak sekuat varian delta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun menyatakan bahwa kemungkinan muncul virus corona varian baru masih terbuka lebar. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk terus menaati protokol kesehatan.
“Saya sekali lagi mengimbau kita semua supaya kompak untuk disiplin dan saling mengingatkan supaya kita jangan kena lagi gelombang ketiga karena tadi sudah dijelaskan ada varian Mu, tidak tahu apakah lebih dahsyat dan lebih ganas,” tegasnya.
Artikel terkait: Riset Ungkap Kapan Seseorang Menularkan COVID-19 pada Orang Sehat
Gejala terinfeksi varian Mu
Melansir dari Cosmopolitan, WHO belum menyatakan apakah gejala varian Mu COVID-19 berbeda dengan strain lain. Siapa pun dengan suhu tinggi, batuk baru dan terus-menerus, serta kehilangan/perubahan indra penciuman/perasa, harus menjalani penanganan yang memadai dari tenaga medis.
Pada dasarnya, varian Mu ini memang masih terus diteliti karena termasuk dalam varian baru. Meski demikian, masyarakat perlu tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi untuk mencegah penularan virus corona secara masif.
Baca juga:
Memahami Terapi Plasma Konvalesen pada COVID-19, Ini Manfaat dan Efek Samping
Daftar Makanan setelah Vaksinasi Covid-19 untuk Kurangi Efek Samping dan Tingkatkan Imunitas
Vaksin COVID-19 Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.