9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!

Apa saja tanda-tanda bipolar pada anak yang perlu Parents perhatikan?

Meskipun gangguan bipolar lebih umum dialami oleh orang dewasa. Namun gangguan bipolar juga bisa dialami oleh anak-anak, bahkan pada anak-anak yang masih berumur 6 tahun.

Untuk itu, kenali tanda atau ciri-ciri bipolar pada anak untuk menghindari efek negatif pada pertumbuhan dan perkembangannya di masa depan.

Bipolar Pada Anak

tanda-tanda bipolar 3

Gangguan bipolar pada anak-anak sangat mungkin terjadi. Memang selama ini lebih sering didiagnosis pada anak-anak yang lebih tua atau remaja, nyatanya penyakit mental ini juga bisa ditemui pada anak-anak usia belia seperti usia 6 tahun ke bawah.

Sama halnya pada orang dewasa, gangguan bipolar pada anak-anak dapat menyebabkan perubahan suasana hati dari tingkat hiperaktif atau mania (ceria) yang tinggi ke tingkat depresi (sedih) serius.

Pergolakan emosional dan perilaku yang tidak teratur memang bagian normal dari masa kanak-kanak dan masa remaja. Dalam kebanyakan kasus itu bukan pertanda masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan.

Faktanya, semua anak tentu saja bisa merasakan pergolakan emosi seperti merasa sedih, mudah tersinggung, marah, hiperaktif, atau memberontak. Namun, jika gejala ini terjadi cukup parah, berkelanjutan, bahkan hingga menyebabkan masalah yang signifikan maka mungkin itu bisa menunjukan kondisi yang lebih serius.

Artikel terkait: Jangan sampai terlambat! Ini ciri-ciri depresi pada anak yang perlu diwaspadai

9 Ciri-Ciri Bipolar Pada Anak

tanda-tanda bipolar 2

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri gangguan bipolar pada anak-anak:

  1. Perubahan suasana hati yang parah berbeda dari perubahan suasana hati yang biasa
  2. Perilaku hiperaktif, impulsif, agresif, atau tidak pantas secara sosial
  3. Perilaku berisiko dan sembrono yang tidak sesuai dengan karakter
  4. Insomnia atau tidak mau tidur
  5. Sulit berkonsentrasi
  6. Merasa dirinya lebih baik dibandingkan anak lainnya
  7. Suasana hati yang tertekan atau mudah tersinggung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari selama episode depresi
  8. Memiliki pikiran atau keinginan bunuh diri
  9. Anak-anak dengan gangguan bipolar mengalami gejala dalam episode yang berbeda. Di antara episode-episode ini, anak-anak kembali ke perilaku dan suasana hati mereka yang biasa.

Perbedaan Bipolar dan ADHD Pada Anak

Mendiagnosis gangguan bipolar pada anak-anak akan lebih sulit dibandingkan orang dewasa. Sebab gejala gangguan bipolar pada anak-anak cukup mirip dengan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.

Satu masalah yang cukup serius adalah bahwa obat-obatan yang digunakan untuk ADHD seringkali menjadi stimulan yang berpotensi memicu episode mania pada anak-anak dengan gangguan bipolar.

Artikel terkait: Pelajari Gejala, Penyebab, dan Cara Merawat Anak yang ADHD

Anak yang mengidap ADHD Anak yang mengidap ADHD

Fase manik pada anak-anak biasanya akan lebih parah dibandingkan pada orang dewasa. Mereka mungkin memiliki gejala psikotik, seperti mendengar dan melihat hal-hal yang tidak nyata. Selama episode depresi, mereka mungkin lebih cenderung mengeluh gejala fisik, seperti sakit dan nyeri.

Salah satu perbedaan yang paling menonjol antara gangguan bipolar pada anak-anak dan orang dewasa ialah waktu setiap episode. Pada anak-anak, ini bisa terjadi cukup cepat dalam jangka waktu satu hari. Berbeda dengan orang dewasa yang terjadi cukup lambat dalam jangka waktu minggu, bulan, bahkan tahun.

Jika anak Anda mengalami perubahan suasana hati yang serius, depresi, atau masalah perilaku. Segera berkonsultasilah dengan penyedia kesehatan mental yang berspesialisasi untuk anak-anak dan remaja.

Masalah mood dan perilaku yang disebabkan oleh gangguan bipolar atau kondisi kesehatan mental lainnya dapat menyebabkan masalah besar di masa depan.

Perawatan dini dapat membantu mencegah konsekuensi serius dan mengurangi dampak masalah kesehatan mental pada anak saat dia semakin besar. Namun, untuk mendiagnosis apakah anak mengalami gangguan bipolar atau tidak tentu saja memerlukan serangkaian proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga ahli. Jangan sampai melakukan self diagnosis atau diagnosis diri sendiri untuk menentukan penyakitnya.

Baca juga

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.