Begini cara melarang anak agar tidak berdampak buruk padanya

Cara kita melarang anak dapat mempengaruhi sikapnya di kemudian hari. Kita perlu memilih cara yang tepat untuk menolak permintaannya. Simaklah berbagai cara melarang anak yang baik pada artikel ini.

Anak balita tidak menyukai kata larangan seperti “tidak” atau “jangan”. Banyak di antara mereka yang tidak mengindahkan larangan tersebut bahkan sebaliknya sengaja melakukan hal yang kita larang. Lalu bagaimana cara melarang anak dengan efektif tapi tidak berdampak buruk padanya? Berikut ulasannya!

Penelitian menunjukkan bahwa banyaknya larangan yang diterima dapat mempengaruhi sikap anak di kemudian hari. Anak dapat meniru kembali cara kita menolak permintaannya.

Bahkan, anak yang sering menerima kata larangan memiliki kemampuan bahasa yang kurang dibandingkan anak lain yang sering menerima kalimat positif. Untuk itu, kita perlu mempelajari cara melarang anak yang baik.

Cara melarang anak ke #1: Gunakan kalimat lain

cara melarang anak

Melarang anak ada seninya, supaya anak tidak merasa dilarang

Salah satu cara melarang anak yang baik adalah dengan mengganti kata larangan dengan kalimat positif. Misalnya, daripada berkata “Jangan bermain bola di dalam ruangan! ” lebih baik gunakan kalimat “Mari kita bermain di luar“.

Bila balita merengek meminta permen ketika diajak ke berbelanja, kalimat “Tidak boleh makan permen sebelum makan malam” dapat digantikan dengan “Kita bisa makan permen bila sudah makan malam”.

Tim theAsianParent mencoba untuk mencari alternatif penganti dari kata larangan berikut ini:

  • Jangan berebut! – Mainnya gantian, ya.
  • Jangan berteriak! – Ibu dapat mendengarmu, sayang. Coba kecilkan suaramu.
  • Jangan memukul teman! – Sayangi temanmu.
  • Jangan lari-larian dalam rumah! – Kalo ingin belari, kita main di luar saja.
  • Jangan buang sampah sembarangan! – Sampahnya masukan ke tempatnya, ya
  • Jangan berkelahi! – Ayo, main sama-sama!
  • Jangan melawan ibu! – Coba dengarkan perkataan ibu.
  • Jangan berantakin mainan! – Usai main, kembalikan mainan ketempatnya, ya.
  • Jangan rusak mainan! – Ingat film Toys? Nah, ayo, gunakan mainannya dengan benar.
  • Jangan malas! – Coba lebih rajin lagi.
  • Jangan loncat-loncat di sofa! – Sofa untuk duduk, sayang, meloncatnya di luar saja, ya.
  • Jangan melempar mainan! – Ayo, main dengan benar.
  • Jangan main jauh-jauh! – Main di dekat rumah saja, ya.
  • Jangan dekat-dekat api! – Menjauhlah dari api.
  • Jangan corat-coret dinding! – Menggambar di kertas saja, ya.
  • Jangan cemberut! – Ayo, senyum.
  • Jangan ngambek! – Coba katakan dengan jelas apa yang adik mau.
  • Jangan lambat! – Ayo bergegas, nanti adik terlambat.
  • Jangan diinjak tanamannya! – Lewat sini saja.

Cara ke #2: Latih rasa tanggung jawab

Contohnya, bila ia bermain-main dengan gelas minuman dan menumpahkannya dari atas meja, berikanlah kain lap dan mintalah ia membersihkan air tumpahan tersebut. Dengan cara ini kita tidak melarangnya bermain lebih lanjut, namun melatihnya agar bertanggung jawab atas perbuatannya.

Artikel terkait: Mencari Alternatif Kata “Jangan” saat memberitahu si kecil

Cara melarang anak ke #3: Berikan pilihan 

Begini cara melarang anak agar tidak berdampak buruk padanya

Cara melarang anak lainnya adalah tidak menjawab “ya“ atau “tidak“ kepadanya, namun berikan pilihan lain dalam menjawab permintaannya.

Misalnya, bila balita meminta permen, jawablah permintaannya dengan menawarkan pilihan buah atau roti. Ia akan belajar bahwa kita menolaknya secara tidak langsung, namun secara positif.

Cara ke #4: Berikan alasan

Cara melarang anak yang baik adalah dengan memberikan penjelasan mengapa permintaannya tidak dikabulkan. Walaupun mungkin ia belum dapat memahami sepenuhnya, proses ini merupakan suatu proses belajar dan melatih jalan pikirannya.

Suatu contoh, anak merengek dan memukul-mukul meja ketika diajak makan di restoran. Jelaskan bahwa perilakunya mengganggu orang di sekitarnya.

Walaupun mungkin anak tidak mau menuruti kita, setidaknya ia mulai belajar untuk memikirkan lingkungan sekitarnya dan mulai dilatih untuk bertoleransi terhadap orang lain.

Cara ke #5: Berkata “tidak“ bila terpaksa

cara melarang anak

Dalam kondisi tertentu kita terpaksa harus berkata “tidak“, terutama bila cara-cara melarang anak yang sudah ditulis di atas tidak berhasil.

Ucapan tidak boleh emosional namun harus tegas, sehingga ia tahu bahwa larangan ini adalah serius. Bahasa tubuh kita juga penting agar anak tahu bahwa kita benar-benar melarangnya.

Cara ke #6: Hindari permintaan anak

Sebelum anak meminta sesuatu yang tidak kita ijinkan, antisipasilah agar ia tidak teringat untuk memintanya. Misalnya kita tidak akan membelikan mainan di toko, maka ketika melewati toko tersebut alihkan perhatiannya dengan hal lain, misalnya bertanya “Mari kita lihat lampu-lampu di sebelah sana”.

Sumber : webmd.com, babycenter,com, redbookingmark.com

Baca juga:

Cara Mengasuh Anak, Disiplin atau Memanjakan?

Bila Anda ingin berbagi informasi tentang cara melarang anak ini dengan teman lainnya, sebarkan artikel ini melalui Facebook, Twitter, dan G+.

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.