Begini Cara Mengatasi 3 Jenis Biang Keringat pada Bayi
Saat bayi biang keringat, apa yang perlu dilakukan? Kapan harus ke dokter? Ini penjelasannya, Parents.
Struktur kulit bayi yang cenderung lebih halus dan tipis memang berisiko sebabkan kulit mereka lebih rentan dan sensitif. Apalagi di saat cuaca panas dan suhu udara lembap. Salah satu akibatnya, timbul biang keringat pada bayi.
Dalam sebuah acara beberapa waktu lalu, dr. Litya Ayu Kanya Anindya, Sp.KK, pengurus PERDOSKI (Perhimpinan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin) mengungkapkan kalau bayi dan anak lebih mudah berkeringat, sehingga berisiko terjadinya biang keringat.
“Khususnya di daerah tropis seperti Indonesia, bayi dan anak lebih mudah berkeringat. Dikarenakan cuaca yang panas dan lembap. Ditambah dengan struktur kulit bayi yang belum sempurna membuat mereka lebih rentan mengalami ruam atau biang keringat pada kulit,” tegasnya
Bagaimana cara mengatasinya? Ini bocorannya, Parents.
Memahami Miliaria atau Biang Keringat pada Bayi
Miliaria atau biang keringat dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada kelenjar keringat. Karena itulah, biang keringat sangat rentan dialami bayi atau anak-anak yang mudah berkeringat.
“Untuk kulit, anak-anak yang suka berkeringat itu dapat timbul keluhan yang disebut dengan biang keringat atau dalam bahasa kedokteran adalah miliaria. Atau banyak orang yang menyebutnya keringat buntet,” papar dr. Litya.
Kenapa disebut dengan keringat buntet?
“Karena sebenarnya mekanismenya bisa terjadi hal itu adalah, di dalam pori-pori kan ada kelenjar, yakni kelenjar minyak, kelenjar keringat. Kelenjar keringat inilah yang memproduksi keringat, tapi dia tersumbat hingga terjadi miliaria,” kata dr. Litya.
Biasanya, gejala yang timbul ialah kulit menjadi ruam kemerahan pada bagian tubuh yang lebih cepat berkeringat, misalnya pada lipatan tangan, wajah dan dahi, bagian kemaluan, ketiak, belakang lutut, dan punggung.
Selain timbulnya ruam kemerahan pada kulit bayi, biang keringat juga bisa muncul dalam bentuk penampakan berikut ini:
- benjol kecil atau lenting merah,
- pembengkakan ringan,
- gatal-gatal,
- sensasi perih atau tertusuk-tusuk secara intens.
Alhasil, si Kecil akan merasa tidak nyaman dan rewel.
Artikel Terkait: 20 Masalah Kulit pada Bayi dan Cara Mengobatinya
Jenis Miliaria pada Bayi
Ternyata, biang keringat pada bayi tidak hanya satu lho, Parents.
dr. Litya menjelaskan bahwa ada jenis miliaria, yaitu kristalina, rubra dan profunda.
Gejala dari masing-masing jenis miliaria ini pun berbeda, yakni:
- Kristalina: Gejalanya paling ringan, hanya berupa lenting berisi air. Biasanya bisa pecah sendiri dan tidak menimbulkan bekas.
- Rubra: Ruamnya lebih dalam dibandingkan miliaria kristalina. Sebab sudah mulai ada peradangan, bentuknya sudah bintil merah.
- Profunda: Gejalanya lebih berat, biasanya tidak timbul pada anak tapi banyak dialami oleh orang dewasa. Penampakannya lebih besar, lebih keras, dan biasanya bukan warna merah tapi warna putih.
Kapan Biang Keringat pada Bayi Perlu Ditangani oleh Dokter?
dr. Litya mengatakan bahwa biang keringat bisa diatasi dengan bedak kocok yang mengandung zinc. Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang memerlukan perawatan dokter agar tidak lebih parah.
“Sebenarnya bedak juga bisa, namun hati-hati karena ada anak yang sensitif saluran pernapasannya dengan bedak, atau kalau kulit anaknya cenderung kering. Faktanya memang bedak itu memiliki sifat untuk menyerap cairan, karena itu dia bagus untuk mengatasi miliaria. Tapi kalau kulit bayi cenderung kering, hati-hati bisa tambah kering bila dikasih bedak,” saran dr. Litya.
Artikel terkait: Hati-hati! Ini tanda keringat pada bayi yang menunjukkan penyakit serius
Karena salah satu gejala biang keringat adalah gatal, maka bayi atau anak cenderung tidak tahan untuk menggaruknya.
Kondisi ini yang sering menyebabkan luka pada kulit yang terkena biang keringat. Dr. Litya pun mengatakan hal ini berrisiko menimbulkan infeksi yang memerlukan penanganan oleh dokter.
“Biang keringat ini memang umumnya bergejala gatal, jadi cenderung untuk digaruk sama bayi atau anak. Selain perih, risikonya lagi setelah digaruk adalah menjadi infeksi. Nah, kalau sudah perih berarti sudah ada luka dan risiko infeksi bisa lebih meningkat. Kalau sudah terjadi kondisi seperti itu, baiknya dibawa ke dokter untuk diberi obat. Karena mungkin dibutuhkan obat antibiotik oles,” tegas dr. Litya.
Cara Mencegah Biang Keringat pada Bayi
Berita baiknya: ada cara mencegah supaya biang keringat tidak berakhir dengan infeksi.
Saat gejala biang keringat sudah muncul, sebaiknya lakukan beberapa hal di bawah ini:
- Pilih bahan pakaian bayi yang nyaman, tidak kasar, halus dan menyerap keringat. Biasanya berbahan katun.
- Jaga kulit anak tetap sejuk, jadi walaupun udara panas, kulit si Kecil tetap sejuk.
- Gunakan air conditioner (AC) untuk mengontrol suhu udara yang baik untuk kulit bayi.
Itulah tadi informasi mengenai biang keringat pada bayi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents!
***
Baca juga
20 Cara Menghilangkan Biang Keringat pada Bayi dengan Obat Alami