Mendengar kasus bayi lahir setelah orangtua meninggal mungkin seolah mustahil. Namun rupanya hal ini benar terjadi di China, berkat surrogate mother yang diinisiasi sang kakek.
Bayi lahir setelah orangtua meninggal adalah pemenuhan harapan yang panjang
Ketika Shen Jie dan Liu Xi dari Jiangsu, Cina, masih hidup, mereka selalu mendambakan kehadiran seorang anak. Itulah yang melatarbelakangi keduanya untuk memulai membekukan embrio melalui metode In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung.
Namun pada 2013, nasib malang menimpa pasangan muda ini. Mereka mengalami kecelakaan mobil bersamaan.
Setelah peristiwa tragis itu, orangtua dari pasangan tersebut memutuskan untuk tetap mewujudkan impian anaknya untuk memiliki buah hati.
Mereka pun menganggap bahwa embrio merupakan cara untuk menjaga garis keturunan keluarganya. Atas pertimbangan tersebut mereka mulai memperjuangkan hak legal atas embrio tersebut.
“Embrio tersebut adalah satu-satunya pembawa garis keturunan dari kedua keluarga yang bisa membawa serta memori orangtuanya dan menjadi penghibur secara emosional.“
Pada akhirnya, orangtua Shen Jie dan Liu Xi diberikan hak atas embrio yang ditinggalkan keduanya.
Pada 2014 mereka memulai untuk mendapatkan embrio setelah mengetahui bahwa embrio tersebut hanya bisa ditransfer dari rumah sakit ke rumah sakit.
Terlebih, surrogacy atau praktik sewa rahim tidak dilegalkan di China. Lalu mereka mencari alternatif lain.
Dua tahun kemudian, mereka menemukan sebuah agensi di Laos, negara yang memang melegalkan sewa rahim. Setelah mereka menyeleksi 20 kandidat beberapa tahun lamanya, mereka pun menemukan seorang ibu surrogate yang cocok.
Pada 9 Desember 2017, ibu surrogate sang janin melahirkan di China. Tak sampai di situ, karena sang ibu merupakan warga negara Laos, kakek dan nenek tersebut harus membuktikan bahwa bayi yang dilahirkan merupakan cucu mereka melalui tes darah dan DNA.
Setelah bertahun-tahun lamanya menunggu seraya berjuang, akhirnya mereka pun menjadi kakek dan nenek. Bayi mungil tersebut diberi nama Tiantian, yang artinya manis.
Mereka berharap bahwa kehadiran sang cucu bisa memberikan kebahagiaan setelah kedua keluarga sempat merasakan peristiwa pahit kecelakaan yang dialami anaknya.