Bayi ASI eksklusif jarang BAB? Ini fakta yang perlu Parents ketahui
Banyak ibu mengeluhkan bayi mereka yang mendapatkan ASI eksklusif jarang BAB. Sebenarnya, normal nggak sih?
“Bun… memang benar, ya, kalau bayi ASI jarang BAB?” “Sudah hampir saru minggu bayi saya tidak BAB. Normal nggak, sihm kondisi seperti ini? Anak saya usia 4 bulan, dan masih mendapatkan ASI eksklusif.”
Pertanyaan di atas, kerap kali muncul di dalam Aplikasi theAsianparent Indonesia. Artinya, masih banyak orangtua baru yang masih bingung, apakah ada kaitannya antara menyusui ASI dengan frekwensi bayi BAB (Buang Air Besar). Wajar saja, hal ini sering kali disebabkan para orangtua baru merasa khawatir saat bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif jarang BAB.
Normalkah bayi ASI jarang BAB?
Pada dasarnya, frekuensi buang air besar setiap bayi tentu saja akan berbeda-beda. Namun, seperti yang dipaparkan dalam website resmi AIMI ASI, secara umum frekuensi buang air besar bayi akan semakin berkurang seiring pertambahan usianya.
Hal ini dikarenakan usus bayi telah berkembang lebih sempurna dan dapat menyerap ASI lebih baik. Saat bayi memasuki usia dua bulan, beberapa bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif juga mendadak mengubah frekuensi buang air besar mereka dari sering menjadi sekali dalam tiga hari. Bahkan ada bayi yang tidak buang air besar selama 20 hari atau lebih.
Kondisi ini memang normal terjadi, namun tentu saja Parents perlu memerhatikan bentuk tinja. Jika wajar, maka hal tidak menjadi masalah. Bayi ASI jarang BAB ini juga dikarenakan nutrisi ASI mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi.
Saat bayi jarang BAB, Bunda baiknya tetap memperhatikan suasana hati bayi, seperti apakah ia tampak lebih rewel atau tidak nyaman, terutama setelah menyusui. Jika bayi tampak lebih tidak nyaman, kehilangan nafsu makan, dan memiliki perut yang kaku, ia mungkin mengalami konstipasi.
Ketika ia akhirnya buang air besar, pastikan bayi tidak kesakitan dan pastikan tinjanya terlihat normal. Dalam artian tidak terlalu keras atau pun berdarah.
Jika bayi tampak sehat-sehat saja meskipun ia jarang buang air besar, keadaannya mungkin baik-baik saja.
Jika Bunda masih khawatir karena bayi tidak buang air besar selama seminggu penuh, jangan ragu untuk segera hubungi dokter anak. Namun, obat pencahar jarang digunakan pada bayi. Umumnya dokter akan menyarankan agar Anda memijat perut bayi, atau memberi bayi beberapa ramuan yang dapat membantu melunakan tinja.
Kapan harus ke dokter?
Dilansir dari Healthline, segera konsultasi ke dokter jika bayi Anda:
- Bayi tidak bertambah berat badan sama sekali. Dokter anak dapat merekomendasikan Anda untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi untuk memastikan bayi Anda menyusu dengan benar, dan mendapatkan ASI yang cukup.
- Bayi Anda terlihat tidak nyaman dan kesakitan saat buang air besar, atau kotoran mereka terlihat sangat keras. Ini mungkin tanda-tanda sembelit atau penyakit.
- Bayi Anda mengeluarkan feses berwarna hitam, berdarah, atau berbusa hijau. Ini mungkin gejala penyakit.
- Kotoran bayi Anda sangat berair, ini mungkin tanda diare.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Bagaimanakah Rasa, Warna dan Bau ASI yang Normal? Ini Penjelasannya!