Jangan Terlalu Mengeksploitasi Bakat Anak
Eksploitasi bakat anak membuatnya kehilangan masa kanak-kanak. Eksplorasi dan eksploitasi bakat anak bedanya sangat tipis. Tergantung bagaimana cara orang tua mengasah bakat anak-nya.
“Tunjukkan bakat Anda. Bakat diciptakan untuk dimanfaatkan. Apalah gunanya jam matahari di tempat teduh? ” Ungkapan bijak dari Benjamin Franklin ini mengandung kebenaran tentang bakat. Apa gunanya punya bakat jika kita tidak pernah mengoptimalkannya.
Banyak orangtua yang berusaha untuk mengembangkan bakat anak mereka. Mereka berusaha menggali bakat apa yang mungkin ada dan tidak ada di dalam diri anak, ibarat mencari harta karun dengan menggunakan peta buta.
Mereka berusaha menggali bakat anak secara berlebihan sehingga anak kehilangan masa bahagia sebagai anak-anak. Bakat anak seperti benih yang membutuhkan cara dan jumlah pemupukan yang tepat. Pengasuhan orangtua dalam porsi yang tepat dapat mengembangkan bakat anak menjadi sesuatu yang lebih berharga. Benarkah?
Di luar sana ada banyak bukti nyata dari orang-orang berbakat yang telah tersesat karena diabaikan oleh orangtua mereka, seperti Britney Spears, Anissa Jones. Jadi, bagaimana sebaiknya Anda sebagai orangtua dalam mengasah bakat anak ini?
TheAsianParent berbicara kepada *Tiffany (nama samaran, usia awal 20-an), yang teringat masa kecil-nya ketika dipenuhi dengan kegiatan ekstra-kurikuler di setiap akhir minggu.
Bacalah wawancaranya di halaman berikut ini :
TheAsianParent (TAP): Halo Tiffany, apa kabar?
Tiffany Chen (T.C): Baik.
TAP: Ceritakan tentang diri Anda.
TC: Saat ini aku kuliah jurusan Teater. Aku punya 2 kakak laki-laki. Salah satunya bekerja di angkatan laut dan yang satunya menjadi Dokter gigi di Kanada. Kedua orangtua-ku sibuk dengan bisnis mereka.
TAP: Ceritakan tentang masa kecil Anda.
T.C: Sangat gila! Aku sampai tidak bisa mengingat kapan aku bisa menikmati akhir pekan bersama keluarga. Aku harus mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler yang telah disodorkan oleh orangtuaku.
Aku benar-benar hampir tidak bisa bernafas di setiap akhir pekan. Teman-temanku yang lainnya akan merasa senang menyambut akhir pekan mereka.
Sementara aku harus merasa tertekan membayangkan semua rutinitas yang memeras semua kemampuanku untuk waktu kurang dari 20 jam kedepan. Dan, di awal minggu aku selalu merasa sangat lelah.
TAP: Pada usia berapa Anda mulai mengikuti latihan ekstra-kurikuler?
TC: Sejak usia 4 tahun, orangtuaku mulai mengikutkan aku untuk latihan ekstra-kurikuler. Jadwalku adalah hari Sabtu, Senin dan Minggu untuk pidato dan drama. Setelah itu mereka mulai membebankan banyak latihan atau les lainnya.
TAP: Apa saja jenis ekstra-kurikuler yang telah Anda jalani?
T.C: Hampir semuanya! Piano, seni, biola, balet, sempoa, komputer, voli, tenis dan kelas-kelas lain yang justru membuat-ku merasa lelah. Kelas-kelas itu tak dapat membantuku mengasah kemampuanku. Selama bertahun-tahun aku mencoba mengabaikannya.
Selanjutnya di halaman berikut ini :
TAP: Apakah Anda pernah bertanya kepada orangtua Anda, mengapa Anda diikutkan di segala bidang tersebut?
TC: Yah, Aku berasal dari keluarga yang kurang demokratis. Jika Anda diminta untuk melakukan sesuatu, Anda harus melakukannya. Jika Anda diperintahkan untuk pergi mengikuti latihan-latihan, Anda harus pergi.
Tapi, menurut pendapatku mungkin karena aku adalah anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan mereka, sehingga membuat orangtuaku ingin memberikan yang terbaik sehingga mendaftarkanku pada berbagai les.
TAP: Apakah orangtua Anda memberlakukan hal yang sama terhadap saudara-saudara Anda??
T.C: Tidak sama sekali! Mereka masing-masing hanya diberikan les piano dan tenis. Itu saja. Hal ini sungguh tidak adil!
TAP: Kapan semua berakhir?
T.C: Saat aku duduk di bangku SD kelas 6. Orangtua-ku membebaskan aku dari semua latihan ekstra-kurikuler. Akhirnya aku bisa menikmati akhir pekan-ku
TAP: Apakah Anda menemukan keuntungan dari mengikuti eks-skul?
T.C: Mungkin beberapa. Aku menyukai piano dan balet. Aku bahkan bisa sampai lupa waktu.
TAP: Bila Anda mempunyai anak nantinya, bagaimana Anda akan memberikan latihan eks-skul kepada mereka?
TC: Saya akan pastikan bahwa mereka hanya akan membatasi 2 eks-skul untuk mereka di bidang yang benar-benar mereka sukai. Dan, saya akan membebaskan mereka di hari Minggu untuk bisa bersantai.
TAP: Apa pesan ada kepada pembaca?
TC: Biarkan anak Anda memilih latihan eks-skul yang mereka minati untuk mengasah bakat anak Anda. Anda bisa memberikan 5 pilihan dan biarkan mereka memilih 2. Dengan cara ini mereka bisa memutuskan pilihan mereka dan tentunya hal ini sesuai dengan minat dan bakat anak. Mereka akan lebih giat dalam mempelajarinya.