Dokter Anak: "Waspada jika anak usia 3-6 tahun belum bisa lakukan ini!"
Dokter anak menyampaikan mengenai warning flag atau tanda bahaya dalam pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah yang perlu diketahui orangtua.
Perkembangan dan pertumbuhan anak usia prasekolah sangatlah pesat. Bahkan, para orangtua kerap terkagum-kagum dengan perkembangan mereka. Berbicara mengenai anak prasekolah, dokter anak menyampaikan mengenai warning flag atau tanda bahaya dalam pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah, berikut ulasannya!
Perkembangan dan pertumbuhan anak prasekolah yang perlu diketahui orangtua
Ketua umum IDAI DKI Jakarta, Prof. DR. Dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah.
“Anak usia prasekolah yaitu anak berusia 3-6 tahun. Mereka biasanya lebih imajinatif dan memandang diri mereka sebagai seseorang yang mereka imajinasikan,” ungkapnya saat ditemui dalam acara Peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Ulang Tahun Ikatan Dokter Anak Indonesia ke-65 di Jakarta (30/07),
Prof. Rini juga menjabarkan tentang tonggak kemampuan kognitif (akal), fisik dan sosial anak prasekolah, yaitu sebagai berikut:
Tonggak kemampuan kognitif (akal) anak prasekolah
- Banyak bertanya (terkadang pertanyaan sulit dijawab oleh orangtua karena “memalukan”)
- Belajar perbedaan antar satu orang dengan orang lainnya
- Dapat mengingat lebih dari satu pemikiran atau ide pada satu waktu yang sama
- Masih belum dapat mengekspresi-kan “apa yang dibayangkan di otaknya” dengan “apa yang sebenarnya kenyataan yang terjadi”
- Masih suka lambat untuk membuat keputusan.
Tonggak kemampuan fisik
- Suka melakukan kegiatan “lempar dan tangkap”
- Rasa percaya diri dan keyakinan tentang kemampuan fisik semakin berkembang
- Eksplorasi pergerakan fisik semakin meningkat
- Seringkali salah untuk menilai kapasitas pergerakan fisiknya, sehingga berisiko untuk mengalami insiden kecelakaan karena perilaku anak sendiri.
Tonggak kemampuan sosial
- Belajar banyak tentang dunia di sekitarnya, “Mengapa begini mengapa begitu?”
- Mulai berteman (seringkali bersifat pertemanan singkat)
- Belajar bermain secara berkelompok
- Membutuhkan rutínitas terlebih dahulu untuk merasa percaya diri
- Membutuhkan bantuan orang lain untuk menentukan sebuah batasan, “boleh atau tidak?”
Artikel terkait: 10 Pertimbangan dalam Memilih Preschool/Pra-sekolah Terbaik untuk Anak
Parents perlu waspada jika anak pra sekolah belum bisa melakukan hal-hal ini
- Belum bisa memegang pensil dengan ibu jari dan jari telunjuk
- Sangat kesulitan untuk coret-coret
- Belum bisa membuat kalimat dari tiga kata
- Belum bisa meniru gambar lingkaran
- Sangat mudah teralihkan perhatiannya, dan tidak dapat konsentrasi pada sebuah aktivitas untuk kurun waktu lebih dari 5 menit
- Tidak dapat menceritakan tentang aktivitas sehari-hari
- Seringkali jatuh dan kesulitan naik tangga
- Meneteskan air liur terus menerus
- Belum bisa melempar bola di atas kepala
- Belum dapat melompat di tempat
- Menunjukkan kepasifan fisik yang tidak wajar
- Sangat tidak mempunyai ketertarikan bermain dengan anak-anak lain
- Sangat tidak tertarik permainan interaktif
- Tidak menampakkan kesukaan terlibat dalam permainan “pura-pura”
- Seringkali meronta-ronta tanpa kontrol bila marah atau kesal
- Sangat penakut dan pemalu
- Sangat agresif
- Nampak sangat tidak bahagia dan sedih sepanjang waktu.
Karena pencapaian setiap anak berbda, Prof. Rini juga sangat tidak menganjurkan untuk membandingkan anak dengan anak lain.
“Orangtua baiknya tidak menilai anak berdasarkan atas perbandingan dengan anak lain yang sebaya, menilai berdasarkan penilaian sewaktu atau sesaat dan menilai menggunakan parameter keinginan orangtua semata,” tutupnya.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga:
Sudahkah kemampuan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya? Cek di sini!